12. Catatan

81.3K 7.3K 85
                                    

"You've got me lifted, feeling so gifted. Sugar, how you get so fly?"

Sugar - Robin Schulz ft. Francesco Yates

***

"Ta, ini sih bukan yang low fair yang waktu itu aku naik waktu liburan sama temen aku."

Alta menarik napas tajam lalu menghela napas pelan, sangat pelan. "Iya, tau."

Ia melirik Erky yang masih diacuhkan Rio sewaktu diajak mengobrol, "Kamu duduk sama ka Rio, gak apa-apa? Aku mau ngobrol sama Erky."

"Cie, sana-sana, sama si pacar." Tari tertawa kecil lalu mengusir Alta dengan memberi tanda mengusir dengan tangannya. Alta hanya tersenyum kecil lalu bangkit dan berjalan ke arah Rio, "Ka, boleh tukeran tempat duduk? Aku pingin deket jendela, Tari gak mau gantian."

Tanpa banyak bicara, Rio bangkit dan duduk di tempat Alta tadi, Alta menatap teman Erky itu untuk beberapa saat. "Kenapa lagi sama Rio?"

Sedikit bingung dan agak tidak enak dengan Tari, tampaknya ada sedikit debat antara Rio dan Erky sewaktu mereka berkumpul tadi di tempat tunggu bandara Hussein. Geli juga mengingat berapa sering mereka bertengkar, seperti pasangan suami istri tak akur tapi jelas saling menyayangi.

"Gak apa-apa, cuma salah paham, mungkin."

Alta hanya tersenyum dan tidak bertanya lagi, hanya meletakkan tangannya di atas tangan Erky, mengganggamnya untuk beberapa saat. Ketika akan menarik tangannya lagi, Erky membalik telapak tangannya dan menggenggam tangan Alta, mengusap pelan pipinya dengan punggung tangan Alta. "Jangan pergi, jangan dilepas, janji?"

"Dilepas, kalau mau ke kamar mandi," jawab Alta setengah tertawa.

"Bercanda mulu."

"Iya." Alta melihat ke arah Erky lalu melihat keluar jendela. Awan bertautan di bawah mereka, seperti permen kapas. "Janji."

Ia tidak memperhatikan Erky lagi, karena Alta kira pembicaraannya sudah selesai. "Udah tetap, Yo. Gue sayang sama Alta, dan lo bisa berhenti ngambeknya sekarang!" 

Memutar kepalanya sangat cepat hingga merasa sedikit pening, Alta melihat lelaki di sebelahnya yang meneriakkan kalimat keduanya tadi. Semua perbincangan di kabin tiba-tiba berhenti dan pesawat itu pun terdengar sunyi senyap selain deru mesin di luar. Juga Erky yang tertawa seperti orang gila.

Terdengar seseorang yang bersiul beberapa kursi di depan mereka, ada beberapa yang ikut tertawa dengan Erky, ada yang bergumam karena sebal dengan kelakuan Erky. "Carmuk lo, kasian tuh calon istri, mukanya udah kaya lobster rebus," tanggap Rio cekikikan, yang bersama Tari.

Memang Alta malu setengah mati, setiap pramugari dan pramugara yang melewati tempat duduk Alta dan Erky selalu terlihat tersenyum sangat lebar seperti menahan tawa sepanjang perjalanan. Tapi, sisi positifnya, Rio dan Erky tampaknya sudah kembali seperti biasa. Mungkin tidak apa-apa, dari pada sepanjang liburan mereka bertengkar atau saling diam. Ia juga tidak tahu alasan Erky dan Rio bertengkar, dan meskipun sepertinya ada kaitannya dengan Alta, namun Alta tidak merasa ingin mengungkitnya lagi karena masalahnya sudah selesai.

Sesampainya di bandara Ngurah Rai, ada tiga hal yang Alta langsung lakukan; menyalakan ponsel, mengabari orang tuanya, dan menanyakan kepada Anna biasanya Erky makan siang di restoran apa di bandara. Titah dari Anna untuk bertanya dulu kepadanya soal restoran yang akan mereka kunjungi untuk makan. Sekitar lima belas menit menunggu, Anna mengirimkan daftar yang mungkin berisi lima puluh restoran yang makanannya edible untuk Erky. Ibu yang luar biasa, pikir Alta.

Sunshower ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang