1. Tunangan

158K 13.3K 1K
                                    

"I found gold in the wreckage, put it on a necklace. Keepin' it cause I know that it's mine."

Mine - Phoebe Ryan

***

Erky mengetuk pintu salah satu kelas di gedung jurusannya, terlihat beberapa orang sedang berdiri di depan, mungkin presentasi. Semuanya berhenti melakukan kegiatannya masing-masing dan menatap Erky yang sedang mengintip di balik pintu, termasuk dosen pengajar. "Maaf bu, telat."

Dosen itu melihat jam tangannya sekilas sebelum memperbolehkan Erky duduk. Erky melihat tempat duduk kosong yang sepertinya disediakan Rio, sahabatnya sejak SMA, tepat di sampingnya. Mata Erky dan Rio bertemu, lalu Rio menepuk kursi kosong itu sebelum matanya kembali fokus ke para presenter yang sempat tertenti, terpotong karena kedatangan Erky tadi.

"Tumben lo telat," gumam Rio, setengah bertanya karena kalau urusan pergi ke kampus Erky paling getol dan hampir tidak pernah terlambat masuk kelas. Sekali yang Rio ingat sewaktu mereka di tahun kedua, pada jam kosong Rio mengajaknya makan bakso di belakang kampus yang teman seangkatannya bilang 'super recommended', Erky telat hampir satu jam setelahnya karena mendekam di toilet. "Makan jajanan pinggir jalan kemarin malem?"

Sambil menaruh tasnya di lantai dekat kaki kursi, Erky mengambil buku catatan dan alat tulisnya lalu menaruhnya di meja. "Gak lah, mana berani gue, 'ntar dimarahin mbok."

"Terus?"

"Gue nungguin cewek, tadi. Terus gue lamar. Sekarang gue punya tunangan," jawab Erky, tekekeh sendiri karena pernyataannya.

Rio mendengus, "Lo kalo masih mimpi balik aja ke kasur sana."

"Yeh, dikira boongan. Serius ini. Namanya Alta, mahasiswi disini juga; kayaknya sih pinter, lumayan cantik, dan dari penampilannya, sih, anak baik-baik." Setelah beberapa detik, Erky mengenggol lengan Rio, yang tampak tidak peduli karena tidak menanggapi penjelasannya, namun, Rio tetap tidak menggubris. Akhirnya catatan yang tadi dikeluarkan tidak terpakai oleh Erky karena terlajur kesal dengan sikap Rio, ia malah menyalakan ponselnya dan membuka beberapa aplkasi sosial media sekaligus.

"Iya, iya. Percaya aja, deh." Rio setengah hati mengiyakan karena temannya mulai merajuk. Pasalnya, tidak mungkin Erky sudah mendapatkan cewek baru apalagi bertunangan, baru seminggu yang lalu Erky diputuskan mantannya, Anggi, yang belum siap untuk diajak bertunangan. Entah apa yang dipikirkan Anggi memutuskan sahabatnya yang merupakan anak tunggal salah satu dari sepuluh orang terkaya di negara ini menurut majalah finansial terkemuka dunia, tapi mungkin Anggi tidak tau fakta itu karena baru satu setengah tahun pacaran dengan Erky dan Erky bukan tipe orang yang suka mengumbar-umbar informasi itu kalau tidak penting, takut dimanfaatkan, katanya.

Kalau tau mana mungkin nolak juga, pikir Rio sewaktu Erky cerita padanya tentang kejadian itu.

"'Ntar habis kelas anterin ketemu, ya, gue mau minta Line nya," pinta Erky dengan entengnya.

Katanya udah ngelamar tapi belum minta Line.

Rio mendelikkan mata ke arah temannya itu. "Lo, kalo desperate pingin punya cewek, tinggal ngomong, Ky, tar gue kenalin. Sedih banget pake ngibulin gue segala."

"Terserah lo, deh. Yang penting temenin gue nanti," tanggap Erky tanpa melihat ke arah Rio, dia sedang sibuk men-scroll timeline Instagramnya, menge-like beberapa postingan tentang automotif. Tampak tidak perduli lagi temannya mau percaya atau tidak.

"Jadi lamaran lo di terima?" tanya Rio, penasaran sampai sejauh mana ujung kebohongan sahabatnya itu.

Pertanyaan tadi menarik perhatian Erky, screen ponselnya dimatikan dan balas menatap Rio, "Ya, diterima, lah. Siapa yang gak mau sama gue?" Erky bertanya sambil tersenyum bangga.

Sunshower ✔Where stories live. Discover now