Drama dipagi hari 2

172K 25.8K 463
                                    

Suasana kelas mendadak hening, semuanya berhenti dari kegiatannya masih masing. Helena berdiri dipojok kursinya menatap tajam kearah cowok yang duduk disebelahnya. Cowok itu menatap Helena dengan alis yang terangkat satu.

"Apaan si lo gak jelas banget."

Helena mengeram kesal "lo ngapain si duduk disebelah gue. Gue ogah yah duduk sama manusia macam lo."

Satu kelas mendadak menahan nafasnya, dan Helena tau kenapa. Coba tebak siapa cowok itu. Cowok yang ikut andil dalam penderitaan sang pemilik tubuh. Cowok ini terlalu bajingan ahh lebih tepatnya bodoh. Sehingga Helena menjadi kesal sendiri ketika ingatan tentang cowok itu mengalir dipikirannya. Dan sialnya ingatan tentang ia yang duduk dengan Nata tidak ada dalam ingatannya itu.

Ardinata atau yang sering dikenal dengan panggilan Nata. Salah satu most wanted disekolah ini. Tapi bukan itu poin pentingnya. Nata dulunya adalah sahabat baik dari sang pemiliki tubuh, ya bisa dibilang seperti dirinya dengan Galen. Tapi hubungan persahabatan keduanya tidak seerat dirinya dengan Galen. Karena tiba tiba sifatnya berubah menjadi kasar, Nata pun ikut ikutan menghina sipemilik tubuh.

Yang membuat Helena kesal ternyata selain sahabat Nata juga adalah kekasih dari sipemilik tubuh, dan bajingannya Nata justru berselingkuh dengan Gwen dan memutuskan sang pemilik tubuh dengan tidak manusiawi.

Kembali kekeadaan sekarang, dari depannya Helana bisa melihat raut wajah Nata berubah, wajahnga memerah menahan amarah,

"Lo pikir gue mau duduk sama cewek cupu kaya lo. Lo tuh cuma cewek pembawa sial gak usah sok keras."

Helena mengeram ia tidak marah karena dia tidak tersindir mohon maaf. Ia mengeram karena mulut laki laki ini ternyata lebih murah dari harga kolor ultramen milik Darrrel yang dibeli dari hasil cuci gudang.

"Yaudah minggir gue gak sudi duduk satu meja sama cowok bajingan kaya lo."

Nata mendesis ia menarik lengan Helena yang hendak melangkah setelah sebelumnya menggeser meja kedepan dengan paksa. Posisi Helena yang berada dipojok menyulitkannya, untung saja didepan mejanya tidak ada orang. Jadi Helena bisa bebas mendorongnya kedepan.

"Duduk."

Helena menyentak lengan Nata yang menarik lengannya dengan keras sampai membuatnya terlepas.

"Lepasinn gue Bajingannnn!!!!"

Plakkk

Suasana yang sejak tadi hening makin hening ketika Nata tiba tiba menampar Helena dengan keras. Sangking kerasnya, kepala Helena menoleh kesamping. Helena menunduk memegangi pipinya yang terasa perih. Ketika ia menyentuh sudut bibirnya ia bisa merasakan sudut bibirnya itu sedikit pecah dan berdarah.

Semua orang menahan nafasnya, mulai menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sedangkan Nata, cowok itu juga terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Ia menatap tangannya sekilas sebelum mengalihkan tatapannya kearah Helena yang masih menunduk.

"Hell gue....."

"Woahhh tamparan lo lumayan juga, tapi ini belum ada apa apanya dipipi gue."

Semua orang terhentak begitu pula dengan Nata yang ucapannya dipotong begitu saja. Mungkin mereka kaget dan Tak menduga reaksi Helena akan seperti ini.

Sebelum sebelumnya, Helena tidak akan pernah melawan apalagi sampai membalas ucapan orang yang menganggunya. Bahkan saat ia dibully dan mendapat kekerasan Helena hanya bisa diam sambil menangis.

Tapi hari ini, Helena justru membalas dengan santai. Ia seperti orang yang sedang dipukul pelan bukan ditampar.

Karena tidak mendapat reaksi apapun dari cowok didepannya. Helena memilih menaik keatas kursi dan melompat keluar. Karena sedari tadi ia berada diposisi yang tidak bisa kemana mana. Didepannya ada Nata belakangnya tembok satu sisi pun tembok. Hanya ada satu jalan yaitu sisi lainnya yang ada meja yang tadi ia lewati. Tapi karena jalannya kembali ditutupi oleh tubuh Nata, akhirnya Helena memilih keluar dari atas meja.

Helena TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang