Renggang

53.1K 8.2K 432
                                    

Suasana tiba-tiba hening seketika, Keynand masih membeku ditempatnya, matanya menatap kearah Helena yang ada dihadapannya.

Wajah Helena sangat sulit untuk diartikan, ada banyak macam emosi yang terekam di kedua bola mata gadis itu.

Perasaan antara marah, tak percaya, dendam, kecewa, dan rasa sedih yang entah campur aduk dalam benaknya.

"Helena..." Panggil Keynand lirih, kata katanya mendadak hilang perasaan yang tak pernah Keynand rasakan, kini terasa dalam benaknya.

Perasaanya mendadak sesak ketika melihat Helena yang sudah menatapnya dengan tatapan lain. Tak ada tatapan jenaka yang selalu gadis itu tampilkan.

Helena tak menjawab gadis itu menggeleng, masih tak percaya dengan fakta yang baru ia dengar hari ini.

"Ini gak mungkin kan?"

"Bisa bisanya gue sebodoh ini, orang yang selama ini Gue cari cari ternyata ada sedeket ini sama gue." Gumam Helena tertawa lirih, menertawakan dirinya sendiri yang begitu bodoh.

Sudah sejak lama Helena mencari, mencari pelaku yang sudah membantai habis keluarganya. Tapi ternyata, orang yang ia cari justru berada disekitarnya. Berada sangat dekat dengan dirinya, menjadi bagian dari hari harinya.

"Apa rencana lo?" Tanya Helena curiga, benaknya mendadak resah pikirannya terarah pada Allan. Gadis itu menggeleng, mencengkram kuat keras baju Keynand. Gadis itu menggeleng menepis segala pikiran buruk yang hinggap dikepalanya.

"APA RENCANA LO BANGSAT?! JAWAB GUE?!" Teriak Helena sudha terlanjur ketakutan, Helena menggerak-gerakan tubuh Keynand berusaha mencari jawaban yang tidak juga ia dapatkan.

Tidak! Ia tidak akan membiarkannya, Allan. Bayangan ketakutan semakin memenuhi kepalanya. Apalagi ketika ingatannya kembali kepada masa lalu saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Melihat bagaimana orangtuanya mati dengan sangat tragis didepan matanya.

cengkramannya dileher Keynand semakin kuat. Wajah Keynand memerah tapi pria itu sama sekali tidak menepis tangan Helena yang bisa membunuhhya kapan saja.

"Lo mau apa sekarang? Harta? Ginjal? Atau jantung?" Tanya Helena sekali lagi, emosinya sudah campur aduk air mata yang tidak pernah keluar lagi, hari ini menetes begitu saja.

Bayangan ketika ia melihat dengan begitu jelas, penampakan ibunya yang digorok secara perlahan. Jeritan kesakitan ibunya suara tangis Allan yang berada dalam dekapannya, semua terdengar dikepalanya hari ini.

Pengalaman traumatis yang selalu ingin Helena lupakan namun tidak pernah berhasil hilang dalam ingatannya. Ingatan Yang memupuk rasa dendam didalam hatinya semakin tumbuh dan berkembang. Tragedi yang membuatnya harus hidup dengan sangat menyedihkan.

"Lo mau ngambil apa lagi dari gue, belum cukup nyokap bokap gue lo ambil. Semua harta gue lo ambil sekarang lo mau nargetin adek gue. Lo pikir gue bakal diem aja?!"

Keynand menggeleng tangannya bergerak menyentuh tangan Helena yang masih berada disekitar lehernya. Nafasnya tercekat namun Keynand tetap diam pria itu hanya menyentuh lengan Helena tanpa mencoba untuk melepaskan tangan Helena yang terus mencekik lehernya.

"Stop Helena! Lo apa apaansi?! Ini bukan salah KEYNAND!"

Helena terdiam, gadis itu tertawa keras sekali tangannya melemah dan melepaskan cengkramannya dileher Keynand. Gadis itu berbalik menatap kearah teman teman Keynand yang ikut memperhatikannya.

"Lo bilang apa tadi? Bukan salah dia?"

Helena tertawa gadis itu menggeleng sebelum rautnya kembali berubah menjadi datar,

Helena TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang