Bertemu Helen

144K 21.5K 681
                                    

Gadis itu menatap sekitarnya dengan wajah bingung, dahinya tak berhenti mengernyit karena tidak mengenali tempat yang kini ia pijaki.

"Ini gue dimana? Jangan jangan gue mati terus masuk neraka lagi ihhh."Gadis itu bergidik ngeri membayangkannya.

Bagaimana tidak tempatnya sekarang sangat sangat buruk. Banyak sekali tengkorak tengkorak manusia yang terbakar tidak jauh dari tempatnya berdiri, tengkorak-tengorak yang seolah disusun rapi mengelilingi dirinya. Suasananya gelap tidak ada cahaya selain dari api yang bekobar mengelilingi dirinya. Tak ada kehidupan sama sekali, suasananya benar benar hening.

Apakah ini benar benar neraka? Jika dipikir pikir dosa dia memang banyak. Mencuri makanan milik Galen, menggoda Alan yang selalu bersikap dingin diluar namun manja padannya, menyembunyikan kolor spiderman milik Derrel, ia juga pernah mengerjai Axell dengan memberikan bubuk micin diminuman pria itu.

Astaga, ia baru sadar dosanya sebanyak itu. Apa ia benar benar mati? Ia bahkan belum menemui Galen dan Alan, ia juga belum menghabiskan uang Septi hingga bangkrut. Masa iya dirinya mati dua kali.

"Kamu belum mati Lena?"

Helena menoleh, ia mendapati seorang gadis bergaun putih yang sangat cantik dan bercahaya, sangat kontras dengan keadaan sekitar. Lalu ia menatap dirinya sendiri. Wahh ini tidak adil mengapa gadis itu sangat cantik, sedangkan dia, lihatlah bajunya bahkan berwarna hitam sekarang. Dia dan gadis itu bagaikan dua sisi yang amat sangat berlawanan.

Tapi tunggu, siapa gadis cantik ini? dan kenapa wajahnya mirip dengannya?

"Lo siapa?" Tanyanya kebingungan melupakan kekesalannya perihal baju yang tadi.

Gadis itu tersenyum, sangat teduh dan membuat gadis itu semakin cantik.

"Aku Helena."

Helena melongo "gue juga Helena. Wah apa lo kembaran gue? Wah gila!! Tapi sejak kapan gue punya kembaran?" Helena heboh sendiri tapi ia juga bertanya tanya karena seingatnya ia tidak memiliki kembaran.

Gadis cantik itu terkekeh "aku Helen Lena, pemilik tubuh yang kini kamu tempati didunia nyata."

Helena tersentak, ia mengernyit heran "What!! Maksud lo gue balik ketubuh gue lagi?! Beneran mie apa? Eh gue masih idup apa udah inalillahi?! Dunia nyata?!! Jadi maksud lo ini akhirat?, jadi bener gu-gue udah mati?" Tanya Lena panjang kali lebar kali tinggi tanpa jeda. Ia bahkan baru ingat gadis ini bukan mirip dirinya sebagai Helena Gain. Melainkan mirip dengan tubuh yang ia tempati sekarang, Helena Adiva.

Helen menggeleng "sayangnya engga."

Lena semakin kebingungan "terus?"

Helen berbalik membelakangi Lena, suasana hening sesaat sebelum Helen kembali membuka suaranya.

"Kamu tidak mati Lena, hanya raga mu saja yang sudah tidak bisa digunakan. Tapi jiwamu masih berkelana dan hinggap ditubuhku yang jiwanya sudah tiada.

Helena mengernyit, ia benar benar tidak paham sungguh. Entah kemana kemampuannya yang selama ini. Padahal IQ nya itu cukup tinggi meski masih dibawah Galen. "Maksudnya apa si?"

Helen yang tadi membelakangi Helena  berbalik lalu tersenyum, "Lena tuhan memberikanmu kesempatan untuk hidup meski ditubuh orang lain yang jiwanya sudah tidak ada Lena. Lebih tepatnya tubuh aku." Jelas Helen nadanya melirih diujung kalimatnya.

"Maksud lo, lo udah mati?"

Helen mengangguk "aku tidak sekuat kamu Lena, tubuhku lemah, jiwa dan mental ku tidak sekuat dirimu. Aku juga bodoh." Helen menjeda sebentar ucapannya,

"Aku memilih menyerah Lena, aku memilih menyerah pada kesakitan yang aku derita selama ini. Aku memilih menyerah pada kasih sayang yang harusnya aku perjuangkan." Lanjutnya dengan nada sarat dengan kesedihan.

Helena TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang