05.Ya gitu

109K 10.6K 347
                                    

Sore pukul 16.15 Wib

"Hahahaahaha... Jadi tadi lo dianterin om-om? Hahaha"

"Truss gimana om-omnya kumisnya melintang gitu kagak? Hahaha... Atau mungkin yg perutnya bulet gitu, jadi celananya kalo nggak dipakein sabuk bakalan melorot mulu gitu hahaha" Eva terus menertawai Lera. Mereka berdua sedang berada di cafe samping kampus.

Lera menatap Eva datar, amat datar. Ia sudah menduga bahwa lambe turahnya Eva akan tertawa menggelegar seperti itu. Untung mereka duduknya di out door, jadi masih mendingan.

"Aduh udah..." Eva menyeruput coffenya. "Perut gue sakit nahan ketawa, trus namanya siapa tuh polisi?"

Lera mengerutkan dahi sejenak. Ia lupa siapa nama polisi tengil itu.

"Emmm, To... Tono"

"Hah?"

"Namanya seinget gue itu Tono, tapi gatau deng..." ucap Lera tak peduli.

"Tono? Namanya estetik banget hahaha... Trus trus gimana lagi ceritanya?"

"Ya gitu" ucap Lera santai.

"Ya gitu gimana? Lo dianterin ampe rumah?" tanya Eva.

"Hmm" Lera mengangguk-anggukkan kepala.

"Lalu?"

"Ya gitu"

"Iya gitu gimana?"

"Iya udah gitu..." ucap Lera.

"Iya gitu tuh gitu gimana Ra?" tanya Eva geregetan.

Lera menatap Eva lempeng. "Iya udah gitu aja Va. Nggak ada yg lain..."

Eva mengerucutkan bibirnya. "Ehhh tapi Ra, jarang lho ada polisi baik kaya gitu ke mahasiswa, apalagi abis dia tilang. Biasanya dia malah ceramahin mahasiswa itu sampe kincep, lah ini... Lo malah dianterin pulang." ucap Eva.

Lera menatap Eva sejenak, ia mengaduk-aduk ice coffenya. "Nggak semua polisi itu sama Va."

"Kadang polisi itu ada yg sengaja memanfaatkan situasi kesalahan yg dibuat pengendara untuk mendapatkan pundian uang puluhan atau bahkan ratusan, tapi ada juga polisi yg hanya memberikan pengertian serta pemahaman jika kesalahan itu tak terlalu fatal." Lera menjeda ucapannya.

"Sebenarnya penilangan untuk pengendara itu memang benar, agar mereka tak melakukan kesalahan lagi dan menaati peraturan. Tapi... Dibalik itu ada juga polisi yg sengaja melakukan penilangan tanpa melihat kesalahan yg pengendara lakukan, sebenarnya kesalahan itu kecil dan bisa diselesaikan dengan hukuman pengendara tapi ia malah menilangnya seakan pengendara itu membuat kesalahan yg tidak bisa ditoleransi." ujar Lera panjang lebar.

Lera memejamkan matanya, beberapa detik kemudian ia kembali berbicara. "Jadi, kita juga harus pintar-pintar memahami kesalahan dan melihat kondisi saat ditilang. Jangan main 'iya' in aja kalo ditilang, kita juga harus toleransi sama kesalahan kita dan mungkin itu akan mempermudah hukuman pengendara buat diri kita sendiri."

Lera menunduk, ia menggeser coffenya. Kepalanya sedikit pusing karna berbicara terlalu banyak ditempat umum.

"Ra..." panggil Eva.

"Hmm?"

"Pusing ya? Gue anterin pulang yuk kalo gitu..." ajak Eva dan diangguki oleh Lera.

Tidak tau karna apa dan bagaimana mulanya. Sejak kelas 9 smp Lera memang sering merasa kepalanya pusing jika berbicara terlalu banyak, apalagi ditempat umum dan dikeramaian.

Awalnya ia mengira itu hanya karna ia merasa lelah, tapi lama kelamaan itu menjadi keterusan sampai saat ini. Jika soal Eva yg mengetahui jika Lera mempunyai hal aneh seperti itu sejak mereka duduk disemester tiga.

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang