45. Ayah

67.8K 6.8K 75
                                    

Lera menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Jantungnya bergemuruh tak tenang, yang ada dipikirannya saat ini hanya Bunda dan ayahnya.

Sampai sudah ia dirumah Dewi, melepaskan helmnya buru-buru lalu berlari masuk kedalam rumah untuk menemui bundanya. Diruang tengah, dapat dilihat bahwa Dewi sedang menunduk sembari menutup wajahnya dengan tubuh yang bergetar.

Lera buru-buru menghampiri bundanya. "Bunda" panggil Lera pelan.

Dewi mengangkat wajahnya, matanya sedikit sembab. "Lera, nak.." Dewi merengkuh Lera dalam pelukannya.

"Bunda.. bunda kenapa? Ada apa? Ayah kenapa?" tanya Lera beruntun, ia membalas pelukan Dewi. Melihat Dewi yang menangis membuat perasaan Lera semakin tak enak.

Dewi masih diam, ia masih butuh bahu untuk meredakan perasaannya. Tangan Lera juga terus mengusap punggung bundanya agar merasa tenang.

"Bunda tenang dulu,, cerita pelan-pelan ke Lera" ucap Lera pelan.

Beberapa menit setelahnya, Dewi mengurai pelukannya dan mengusap sudut matanya yang basah. Ia menghela nafas kecil.

"Bunda ngga tau harus cerita ke kamu mulai dari mana, tapi intinya. Beberapa hari lalu, setelah masalah penggelapan uang perusahaan ayah kamu selesai. Deon,, musuh bebuyutan ayah kamu yang waktu itu pernah diceritain sama papa Rafi, kamu masih inget kan?"

Lera mengangguk.

"Dia berulah lagi, cari masalah sama ayah kamu Ra, udah tiga hari ini ayah kamu selalu pulang tengah malem kalo ngga gitu menjelang pagi. Setiap bunda tanya ada apa, dia ngga mau jawab"

Lera masih diam, ia menunggu ucapan Dewi selanjutnya.

"Hari ini pun iya, tadi ayah kamu berangkat pagi-pagi. Terus beberapa menit lalu sempet pulang, tapi dia pergi lagi sambil bawa pistol Ra.." Dewi menunduk. "Bunda ngga tau apa yang ayah kamu lakuin, bunda cuma takut kalo dia bertindak tanpa berfikir panjang dan ngerugiin orang lain"

Lera sedikit membelak. "Pistol?"

Dewi mengangguk. "Sebelumnya, ayah kamu pernah punya masalah sama Deon. Dia juga gegabah, waktu itu hampir dia bunuh Deon dengan sepihak. Tapi itu semua nggak terjadi karna papa Rafi berhasil nahan amarah ayah kamu Ra"

Dewi menunduk lesu. "Bunda cuma takut ayah kamu kenapa-napa,, maka dari itu tadi bunda sempet nanyain suami kamu"

Otak Lera berputar memikirkan hal buruk terjadi pada ayahnya. Sekalipun ayahnya sangat membencinya, Lera tak akan membiarkan satu orang pun melukai Gino. Ia harus menyusul segera ayahnya.

"Bunda boleh kasih tau dimana tempat ayah biasanya ketemuan sama Deon itu?" tanya Lera.

Dewi langsung menoleh. "Kenapa? Buat apa Ra?! Jangan bilang kalo kamu mau nyusulin ayah kamu?!" tanya Dewi dengan suara yang meninggi.

"Tapi ayah dalam bahaya bunda, bisa jadi dia jadi korban atau ayah ngelakuin sesuatu yang melanggar hukum" Lera beranjak dari duduknya.

"Bunda coba hubungin mas Dito sama papa Rafi. Mungkin mereka bisa bantu, Lera pergi dulu. Bunda hati-hati, dirumah aja ya,," Lera berlari keluar rumah.

"RA! ALERA! Nak jangan!" Dewi menyusul Lera keluar.

"Ini bahaya Ra! Cukup kita lapor polisi dan semuanya akan selesai, jangan ikut ngebahayain diri kamu sendiri. Sekarang bunda cuma punya kamu, bunda ngga mau kalo sampe kamu-"

Lera menghapus air mata Dewi yang mengalir. "Percaya sama Lera bunda, Lera bakalan baik-baik aja. Lera pastiin juga kalo Lera bakal nemuin ayah dan bawa ayah pulang dengan selamat" ia menjalankan motornya untuk mencari ayahnya, tujuan pertamanya saat ini adalah perusahaan Gino. Mungkin saja pria itu masih disana.

"Alera,," Dewi terduduk lemas, perasaannya tak enak saat Lera pergi ingin menyusul ayahnya.

Deon musuh suaminya itu bukan laki-laki yang baik, dia psikopat. Bayangan buruk terus menghampiri Dewi akan keselamatan Lera, dia sudah kehilangan satu putrinya. Apakah Lera juga akan sama dengan Hera?.

Dewi buru-buru masuk kedalam rumah untuk menghubungi Rafi juga Dito. Semoga saja Dito sempat membuka hpnya.

°°°°

Lera menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, ia tak perduli lagi dengan keselamatan nyawanya. Fikirannya hanya fokus pada Gino, bundanya tadi sempat mengucapkan bahwa ayahnya pergi lagi sembari membawa pistol.

Benda itu tentunya bukan benda main-main bukan?. Artinya kini salah satu nyawa akan hilang atau bahkan kedua nyawa akan sama-sama hilang. Tentunya Lera tak akan diam saja, lebih baik ia menebus kesalahannya dimasa lalu dengan menyelamatkan ayahnya dari musuh bebuyutannya.

Sampai di perusahaan Gino, Lera langsung menanyakan pada karyawan mengenai ayahnya. Tapi mereka bilang bahwa Gino sudah tak masuk kantor selama dua hari ini. Artinya masih ada satu kantor lagi yang akan ia kunjungi.

Lera kembali menjalankan motornya kencang menuju kantor kejaksaan ayahnya. Tapi sama saja informasi yang ia dapat, rekan jaksa ayahnya bilang jikalau Gino sudah absen dua hari. Lalu kemana lagi ia mencari ayahnya.

"Kalo kaya gini ngga ada cara lain lagi" Lera mengutak-atik hpnya, terpaksa ia melacak keberadaan ayahnya.

Biar saja jika nanti Gino membentaknya atau memukulnya lagi jika tau Lera berani melacak keberadaannya.

Beberapa menit setelah Lera tau dimana lokasi ayahnya ia membelak, jarak dari sini ketempat ayahnya akan memakan banyak waktu. Lagi pula apa yang dilakukan Gino ditempat itu?.

°°°°

Hari sudah gelap, sedangkan Dito masih bertugas di lapangan. Perasaannya sedikit mengganjal sejak tadi, ia terus memikirkan Lera. Tapi tadi ia sudah pamit jika akan pulang sedikit terlambat. Atau mungkin hanya perasannya saja?.

Dito menghembuskan nafas pelan. "Lera pasti bisa jaga diri, gue ngga boleh negatif thinking dulu" gumam Dito.

Sedangkan ditempat lain. Rafi, Rista dan Dewi sudah berkumpul, mendengar kabar dari Dewi tadi Rista langsung menghubungi suaminya untuk pergi kerumah Dewi.

"Gimana pa udah kamu lacak dimana lokasi Lera sama Gino sekarang?" tanya Rista.

Rafi mengangguk. "Lera dalam perjalanan menuju tempatnya Gino, kalaupun kita nyusul mereka pasti kita bakalan dateng telat"

"Kita hubungin polisi sambil nyusul Lera, jangan lupa Dito juga dihubungin. Aku yakin Deon bakal manfaatin Lera buat jadi bahan taruhannya sama Gino" ucap Rafi, pria itu masuk kedalam mobil dan disusul oleh Rista dan Dewi.

°°°°°

Hehe maap ya GAJE.

Aku tau kalian pasti males kalo baca ngga ada part uwu-uwu nya Lera ama Dito. Soalnya aku sendiri kalo baca cerita KADANG juga gitu hehe.

Tapi mau gimana lagi, hidup nggak akan selalu mulus kan?
Penyesalan selalu ada diakhir.

🥯Makasi buat kalian🥯

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang