64. Pregnant

90.1K 7.7K 345
                                    

Koreksi kalo ada typo yang membagongkan yaa

🦋🦋🦋

Kagum? Tidak. Sepertinya lebih mengarah ke tatapan aneh dari pada kagum. Sejak keluar dari ruangan dokter kandungan untuk memastikan Lera benar-benar positif hamil atau tidak, Dito terus mengembangkan senyumnya.

Bibir itu terus tersungging keatas membentuk senyuman manis. Hal itu tentu membuat orang-orang disekitar menatapnya aneh juga kagum. Lebih tepatnya para ibu-ibu yang sedang duduk memangku anak-anak nya lah yang terkagum akan pesona Dito.

Lera menyikut perut Dito. "Ngga cape senyum terus?"

Dito menggeleng, ia terus melangkahkan kakinya sembari menggenggam tangan Lera erat. Menghiraukan orang-orang yang tengah menatapnya.

"Eh betewe yang, kita kaya titan ya?" celetuk Dito.

"Hm?"

Dito mengangguk-anggukkan kepalanya sembari tolah-toleh. "Iya,, orang-orang pada ngeliatin kita dongak semua"

Lera memperhatikan sekitar. Wanita yang tengah berbadan dua itu meringis kecil. Benar saja, orang-orang yang tengah memperhatikannya kebanyakan mendongakkan kepalanya. Entah mereka yang tinggi atau apa?.

Tetapi memang benar, meskipun Lera tak memakai high heels. Gadis itu memang sudah mempunyai postur tubuh tinggi tegap, kakinya benar-benar jenjang.

"Kita ke supermarket dulu ya" ucap Dito ketika mereka sudah duduk nyaman didalam mobil.

"Mau beli apa?" tanya Lera sembari memasang seat belt nya.

Sebelum mulai menjalankan mobilnya pergi dari pekarangan rumah sakit, Dito meraih tangan kanan Lera. Menggigit telapak tangan Lera kecil-kecil. "Kan lupa..."

"Baru aja tadi loh yang,, dokter kan bilang kamu harus minum susu. Jadi kita beli susu bumil buat kamu dulu sebelum kerumah bunda" ujar Dito.

Lera manggut-manggut, gadis itu tak lupa akan pesan dokter tadi. Hanya saja ia kira membeli kebutuhan hamilnya tak sekarang.

°°°°

Dito menatap serius deretan kardus susu ibu hamil didepannya. Pria itu mengambil satu persatu kotak susu, lalu membaca tulisan kecil dibalik dus tersebut.

Bibirnya terus bergumam, matanya juga bolak-balik menatap kardus susu dan deretan catatan yang diberikan dokter tadi.

"Eumm yang,, kamu mau rasa apa?" Dito mengambil beberapa kotak susu. "Mau rasa coklat, vanila, stroberi atau pisang?"

Lera tak menghiraukannya, gadis itu juga ikut sibuk memilih deretan kardus susu berbagai merek dan rasa.

"Yang... Mau yang mana?" Dito berjalan menghampiri Lera sembari membawa dua kotak dus susu. "Ihh jangan yang itu, menurut resep dokter. Dari komposisi, cara pemakaian dan kandungan susu didalamnya. Susu yang baik buat kamu itu yang ini, jadi kamu mau yang mana? Mau rasa yang apa? Ada-"

"Kan aku yang minum, kok kamu yang heboh?" Lera meraih satu dus susu digenggaman Dito. Ia bergumam, gadis itu beralih menatap deretan dus susu lainnya. "Emm yang coklat sama pisang aja"

Dito mengangguk, pria itu mengambil semua kotak dus susu rasa coklat dan pisang yang ada di rak tersebut. "Mau yang stroberi sama vanilla juga ngga?"

Lera tak menjawab, ia hanya diam sembari memperhatikan troli belanjaan yang penuh dengan kotak dus susu. "Kamu mau jualan?"

"Gimana?"

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang