50. Deret Kalimat

65.5K 7.3K 149
                                    

Begadang jangan begadang~
Kalau tiada artinya~
Terus ngga tau lagi gimana liriknya.

🦋🦋🦋

Seperginya Dewi dan Rista, Dito langsung kembali membalikkan badannya menghadap Lera. Pria itu menggenggam tangan Lera erat.

Dito menatap Lera lamat, lalu menghembuskan nafas pelan. "Siang Ra.."

"Kamu dari kemarin tidur mulu, engga capek apa? Kamu ngga laper gitu?" tanya Dito, yang tak mungkin dijawab oleh Lera.

"Tadi saya bawain kamu anggur loh, kamu paling suka buah anggur kan? Jadi saya beliin banyak tadi. Engga mau bangun makan anggurnya? Nanti kalo kamu ngga bangun-bangun anggurnya abis dimakan papa lho, karna papa juga suka anggur"

Dito mengecupi punggung tangan Lera, ia terus menatap Lera sayu. Jika biasanya ia melihat raut muka yang datar dan jutek, kini Dito hanya dapat melihat wajah Lera yang pucat. Kepalanya diperban, kedua lengannya juga ikut diperban karna luka goresan pisau. Tak lupa pada perut gadis itu juga diperban.

"Kalo kamu belum mau bangun makan anggurnya, saya mau cerita aja. Tadi pagi kan Ra, saya ketemu anak SMA diperempatan taman kota. Motor nya itu mogok, terus saya samperin kan tuh dia. Ehhh ternyata raut mukanya tuh sama persis kaya kamu Ra, datar. Judes banget, padahal nih ya biasanya anak SMA kalo saya samperin tuh pada senyum sumringah gitu."

"Ini engga Ra, dia itu datar banget mukanya kek ngga ada gairah hidup gitu. Terus disitu saya juga nanya sekolah sama namanya dia, tau ngga namanya siapa? Namanya Amanda Ra, dia itu cantik tapi masih cantikan kamu sih, tinggi juga. Tapi ya itu kurangnya, mukanya datar kek tembok abis dipoles semen baru"

"Gimana ya Ra kalo suatu saat nanti kita punya anak terus mukanya datar banget kaya kamu, pasti susah nyari pasangan. Ehh- tapi kamu engga deng, malah suami kamu orangnya ganteng banget, murah senyum, ngga pelit, rajin menabung, bukan buaya lagi--"

Dito terus bercerita hal apa saja yang ia alami dan lakukan pagi tadi. Meskipun Lera tak akan menanggapinya, tapi Dito yakin Lera pasti mendengarnya.

Cup

Dito mencium pipi Lera. "Kamu ngga kangen apa Ra sama saya? Satu jam kamu diemin saya aja rasanya kaya udah satu bulan Ra, apalagi sekarang kamu tiduran mulu dari kemaren. Engga bangun-bangun, rasanya beuhh kaya ber-abad-abad Ra.."

Cup

Lagi. Pria itu kembali mencium Lera, tapi kali ini pada kening gadis itu. Kemudian turun untuk mengecup bibir Lera. "Cepet pulih sayang, i love you" ucap Dito pelan disamping telinga Lera.

Dito menggesekkan hidungnya pada hidung Lera yang tersumpal selang oksigen. "Aku berangkat lagi ya, nanti sore kesini lagi oke! Cepet bangun ya,, love you" selepas mengatakan itu Dito mencium ujung hidung Lera dan melangkah kakinya untuk keluar.

Tapi sebelum itu, Dito menyempatkan dirinya untuk menoleh ke belakang melihat Lera lagi. Pria itu berharap dan selalu berdoa agar Lera cepat siuman. Dito berjalan keluar untuk menghampiri mama juga bundanya bahwa ia akan kembali ke polres lagi.

°°°°

Flashback

"Errrr dingin" cicit Lera.

Sore ini turun hujan deras, deras sekali. Namun tak ada petir besar yang menyambar. Mulanya Lera sedang belajar dikamar, namun ia mendengar suara teriakan anak-anak dikompleknya yang mungkin sedang bermain hujan.

Gadis itu buru-buru keluar kamar dan izin pada bundanya untuk bermain hujan. Ketika Dewi mengatakan jika ia mengizinkannya untuk bermain hujan, Lera langsung keluar rumah dan ikut bermain hujan. Hingga kini jam setengah lima ia baru selesai bermain dengan hujan.

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang