54. Kenyataan

70.4K 7.5K 244
                                    

"Sshh sakit ih jangan diteken gitu"

"Tahan dulu, bentar kok ini cuman bentar sakitnya"

"Sshh ah aduh duh duh, perih tau ngga"

"Suutt,, tahan bentar oke. Jangan banyak gerak juga"

Lera meringis. Luka diperutnya yang sekarang sedang dioles dengan salep itu amat sangat perih. Memang salepnya akan mempercepat lukanya kering, tapi ini benar-benar perih baginya.

Dito meniup-niup bagian lukanya. "Tuh udah, udah selesai"

Lera bernafas lega, ia kembali berbaring dan menutup kembali bajunya yang disingkap.

"Eett jangan ditutup dulu, biarin salepnya agak kering. Nanti malah nempel dibaju kalo ditutup" peringat Dito lalu kembali mengangkat sedikit baju Lera.

Lera merengut dan menggeleng cepat. "Enggak kok, engga nempel di baju" ia kembali menurunkan bajunya.

"Ck, nurut ih Ra. Emang kenapa sih kalo dibuka? Cuman dikit loh buka nya, ngga ada orang juga"

Lera diam. Jujur sebenarnya ia malu karna perutnya terbuka, dan masalahnya ini didepannya ada Dito. Tak nyaman sekali rasanya, meskipun Dito adalah suaminya sendiri. Tapi tetap saja, ia sangat canggung menyingkap bajunya.

"Kamu malu ya?"

Kann! Kenapa pake ditanya coba?

Cup

Dito mencium sekilas pipi Lera. "Udah jangan cemberut, ditekuk mulu dari tadi mukanya heumm" pria itu kembali menciumi seluruh wajah Lera. "Ngga usah malu, nanti kan juga bakalan tau keseluruhannya" ucap Dito sembari bersemirk.

Blush

Coba sekarang ambilkan udang atau tomat, lalu sandingkan dengan muka Lera yang sekarang. Pasti akan sama-sama merahnya karna malu.

Lera memejamkan matanya erat, ia tak memberontak ketika Dito kembali menciumnya. Jika ditanya kenapa? Ia juga tak tau, intinya sekarang ia sangat senang dan bahagia dengan Dito. Ia mendorong pelan bahu Dito.

"Om bau"

"Apa?! Gimana?! Tadi manggilnya apa?"

"Om?"

Dito berdecak, ia menarik tengkuk Lera lalu menghisap pipi gadis itu dalam-dalam. "Hahaha aduh udah ihh, Lera becanda"

"Sakit yang ihh pipinya.."

Tunggu. Lera bilang apa tadi?. Dito langsung sedikit menjauhkan kepalanya, ia menatap Lera lamat. "Bilang apa tadi?"

"Sakit pipinya" ujar Lera mengaduh sembari mengusap pipinya yang basah.

"Ck, bukan. Bukan itu,, kamu perasaan tadi manggil 'yang?' sayang gitu? Kamu manggil sayang tadi?" tanya Dito sumringah.

Lera berfikir sejenak kemudian menggeleng polos. "Kuyang?"

Dito mendengus kasar, ia kembali menghisap pipi Lera dan menggigitnya kecil-kecil. "Nyebelin kamu Ra"

"Ahahahaha maaf maaf, aduh udah lepasin. Lera minta maaf"

Dito tak menghiraukannya, ia tetap menggigiti pipi Lera gemas. "Coba ulangin yang tadi"

"Yang mana?"

"Kann, serius Ra. Aku gigit lagi nih"

Lera terkekeh, ia menangkup kedua pipi Dito dan mengusap rahang pria itu pelan. "Sayang"

Jdarr

Seperti ada bom hati yang meledak didada Dito, jantungnya berdetak sangat kencang. Tak pikir panjang, karna saking gemasnya Dito langsung menyambar bibir Lera dan menciumnya lembut.

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang