21. Cuplikan Masalalu

73.2K 7.8K 151
                                    

"Kakak, main ke teras yuk. Adek pengen main didepan." ucap anak yang kurang lebih umurnya masuk lima tahun.

"Nggak boleh, tadi kan ayah bilang kalo main di dalem rumah aja." ujar Lera sambil memakaikan baju Barbie.

Hera cemberut. "Tapi Hera maunya main didepan."

"No no no."

Hera mendengus sebal. Anak itu berjalan pelan-pelan menuju teras rumah, tangannya juga masih menenteng boneka Barbie berambut pink.

Sampainya diteras ia duduk dirumput depan rumah yang empuk. Ketika ia asik bergulung-gulung direrumputan, matanya tak sengaja melihat bola disudut pagar.

Hera bermain bola dan terus menendangnya kesana kemari.

"HERA!" teriakan nyaring nan cempreng itu berasal dari suara Lera yang berada didepan pintu.

"Kan udah dibilang sama kakak, nggak boleh keluar. Nanti kalo kamu diculik gimana?" ucap Lera menakut-nakuti Hera.

Hera tak peduli apa yang dikatakan Lera, palingan kakaknya itu hanya menakut-nakutinya.

Lera duduk menggelesot di lantai teras, ia memainkan rambut Barbie warna ungu yang ia pegang.

"Yahhh bolanya keluar kak." ucap Hera sembari melihat bola yang keluar dari pagar rumah.

Lera mencebik. "Sukurin." Lera berjalan menghampiri Hera. Meskipun kesal ia tak mau adiknya jatuh dan menggoreskan luka ditubuhnya.

Namanya juga kakak, sejengkel apapun dia sama seorang adik, tak akan membiarkan adiknya terluka atau tersakiti karna apapun.

Mereka berdua berjalan keluar gerbang yang tak terkunci untuk mengambil bola yang tergeletak dirumah sebrang.

Lera berjongkok didepan gerbang sembari memperhatikan Hera yang mengambil bola.

"Panas banget." ucap Lera, ia sedikit masuk kedalam gerbang rumah.

Dan...

Bruk

Lera menoleh kebelakang, ia mendapati mobil box yang sepertinya melaju kencang dari arah selatan. Jantung Lera berdegup kencang ketika ia melihat seorang anak seusianya terpental beberapa meter didepan mobil box.

"HERA!" nafas Lera memburu.

Mimpinya tentang kejadian yang sudah bertahun-tahun kembali lagi.

"Ra kamu nggak papa?" tanya Dito, ia ikut terbangun ditengah malam ketika mendengar teriakkan Lera.

Dito mengambilkan minum yang selalu tersedia dimeja samping ranjang. "Minum dulu."

Lera menetralkan perasaannya sejenak, ia menatap Dito dengan mata yang berkaca-kaca. Tangannya bergetar untuk meraih minum yang disodorkan Dito.

Dito mendekat pada Lera, ia menyingkirkan anak rambut yang menjuntai menutupi wajah Lera. "Tenang dulu."

Lera menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan pelan, ia menyerahkan gelas yang berisi air minum tadi pada Dito.

Lera terus menatap Dito yang mengembalikan gelasnya sampai orang itu menatapnya lagi.

Grep

Tiba-tiba Lera menubruk tubuh Dito dan memeluknya erat, biarkan saja kali ini sifat cueknya ia singkirkan. Kejadian yang sudah terlewat dulu dan kini kembali ke mimpinya membuat Lera takut.

Dito sedikit terhuyung karna tiba-tiba saja Lera memeluk tubuhnya erat, untung tubuhnya dapat menyeimbangkan nya. Tangan Dito terulur untuk memeluk Lera, memberi kenyamanan pada wanita didepannya.

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang