02||

34.9K 2.3K 25
                                    

Bukan jagoan sih, tapi jagoan mana yang gak pernah ngehargain gue?
Arkan

_____________________________________

"Disa pulang sama siapa?" Tanya Sania yang berjalan di sisi kanan Disa.

"Sendiri."

"Eh aku udah di jemput tuh, duluan ya! Jangan lupa ntar malem kita vc, oke! Babay bestie kuu!" Seru Dara langsung berjalan cepat menuju jemputan mobil pribadi nya.

"Babayy!" Sahut Disa dan Sania serempak.

"Dis, lo pulang naik apa?" Tanya Sania beralih memandang Disa.

"Naik angkot atau enggak bakalan ke halte."

"Mau pulang bareng gak? gue bawa motor sendirian nih." Tawar Sania.

"Enggak usah San, lo pulang duluan aja. Lagian rumah kita beda arah tau, mana jauh lagi. Nanti lo bakal jauh pulang nya." Tolak Disa.

"Gak papa kok Dis. Selo aja astagaa. Gak beda kota juga kan? Udah ayo gue anter."

"Gue gak mau Sania. Jauh loh, gue segan banget sumpah."

Sania berdecak. "Ck, Diantara kita gak ada namanya segan-seganan segala. Udah ayo biar gue anter."

"Enggak. Gue gak mau Sania. Udah mending lo pulang, oke. Lagian gue mau ke toko buku nanti." Ujar Disa tetap pada keputusan nya.

Sania menghembuskan nafas nya. "Yaudah kalau gitu. Tapi beneran gak papa kalau gue pulang duluan nih?"

"Enggak papa astaga, lama-lama gue tampol nih? Udah pulang sana!"

"Ngusir?" Sania menaikkan kedua alis nya.

"Iya!" Sahut Disa gemas.

"Oke, bye!!" Seru nya lalu melenggang pergi meninggalkan Disa yang berdiri di gerbang.

Disa menampilkan sebuah senyum nya lalu berjalan kekiri menuju halte terdekat. Disa tak mau merepotkan teman-teman nya. Terlebih jarak rumah nya sangat jauh sekali. Disa tak mau membeban kan mereka.

Disa duduk di halte. Sembari menunggu, Disa memilih memainkan ponsel nya. Membuka obrolan grub Whatshapp OSIS. Tertera beribu-ribu chat disana. Terlihat hanya membicarakan sesuatu yang sangat tidak penting.

"Lo osis yang nyuruh gue hapus make up tadi kan?"

Perkataan dari seseorang itu berhasil membuat Disa menoleh ke arah nya. Disa berdiri menghadap gadis itu dan menampilkan senyuman nya.

"Iya, Kak Cia ya?" Sapa nya. Tentu saja Disa tau nama gadis itu. Saat razia tadi dia sempat membaca badgename nya.

Cia tersenyum miring lalu melangkah kan kaki nya mendekat. "Gue masih gak terima ya, lo bersikap semena-mena dan ngatur-ngatur gue tadi. Lo tau gue ini kakak kelas lo kan?! Seharus nya lo hormat sama gue."

"Bukan bersikap semena-mena Kak Cia. Cuman gue ngejalanin tugas sebagai Osis. Gue tau kok Kak Cia ini kakak kelas." Balas nya sopan.

Cia tertawa remeh. "Lo belum tau ya gue ini siapa hah?!"

"Kak Cia kakak kelas gue kan? Itu yang gue tau." Jawab Disa seadanya.

"Ngejawab ya lo jalang!" Hardik Cia. Tunggu-tunggu, mata nya tertuju pada sebuah benda kecil yang terdapat di saku tas Disa. Cia menyipit kan mata nya menatap benda itu.

Cia penasaran, spontan ia mengikis jarak nya dengan Disa. Membuat Disa melangkah mundur untuk menjauh.

Dengan gesit tangan Cia merampas sebuah benda di saku itu. Cia terkekeh saat menatap benda itu yang sudah berada ditangan nya.

DISA | brokenWhere stories live. Discover now