13||

30.9K 2K 113
                                    

Engkau tidak pernah tahu betapa indah nya dirimu, tapi Tuhan tau betapa istimewanya dirimu di mata-Nya~
Strong Disa•

_____________________________________

Disa menatap benda itu lekat-lekat. Dia benar-benar gugup dan belum siap untuk menerima hasil nya nanti. Dengan rasa penasaran yang bergejolak Disa mencelup kan nya.

Mata Disa reflek memejam. Jantung nya berdegup kencang tak karuan. Desiran-desiran darah yang terasa mengalir deras. Tangan nya perlahan terangkat ragu. Detik itu juga Disa membuka mata nya, menatap fokus garis yang terdapat disana.

Duk.

Alhasil benda itu terjatuh asal dilantai. Tubuh Disa mendadak bergetar hebat dan lemas tak berdaya. Reflek tubuh nya tersandar lemah di dinding kamar mandi.

Disa memejamkan mata nya erat. Menggelengkan kepalanya lemah. "Gak, ini gak mungkin!"

"INI GAK MUNGKINNNNNNN!" Pekik Disa histeris. Disa menutup wajah nya yang sudah dipenuhi dengan air mata menggunakan kedua telapak tangan.

"Gue gak mungkin hamil..."

"Gak mungkin..."

"Gue gak mau hamil...."

"GUE GAK MAUUUUU!!" Pekik Disa sekencang-kencang nya.

Seketika tangisan itu terjeda saat Disa melirik ke arah perutnya. Dan detik itu juga Disa memukul-mukul perut nya kuat.

Dug
Dug
Dug

"KENAPA LO HARUS ADA! MATI LO! MATI! MATI LO!"

"MASA DEPAN GUE HANCUR KARNA ADA LO!"

"MATIIIIIII!!" Jerit Disa lemah. Tubuh nya tak berdaya lagi karena terus berteriak.

Tubuh Disa melemas, perlahan tubuh nya terduduk dilantai kamar mandi. Disa memeluk lutut nya erat. Menenggelamkan kepala nya disana. Air mata yang kian mengalir deras dan terisak. Disa menangis sesenggukan dibuat nya.

"Hidup gue hancur! Gue gak ada arti nya lagi! Percuma gue hidup! Gue gak ada guna nya lagi!"

"Ayah.. masa depan Disa udah hancur ayah.."

"Ayah maafin Disa.."

"Masa depan Disa hancur..."

Lirih nya sesenggukan. Tangan Disa terulur menyentuh perut nya. Ia remas perut itu sekuat tenaga.

~o0o~

Disa berjalan lemas menyusuri koridor. Dia memutuskan untuk bersekolah hari ini. Setelah meliburkan diri selama tiga hari. Mata nya yang terlihat sembab akibat nangis seharian. Ditambah kondisi badan yang sangat tidak enak. Mungkin ini bersangkut paut perihal Disa yang sudah berbadan dua.

"Disa turut berduka cita ya atas meninggal nya ayah lo."

"Iya Disa, jangan terlalu larut dalam kesedihan ya."

"Turut berduka cita, Disa."

Disa menampilkan senyuman kecil nya pada teman sekelas nya itu. "Makasih banyak ya."

Mereka merespon nya dengan tersenyum angguk.

"DISAA!!" Pekik Dara dan Sania serempak.

"Gimana kondisi lo? Sumpah di chat gak dibales." Seru Dara menarik Disa untuk duduk dibangku samping nya.

"Lo gak kenapa-napa kan? Sumpah banget badan lo kok pucet gini? Gak semangat lagi kelihatan nya. Lo kelihatan lemes tau." Imbuh Sania.

Dara berdecak. "Lo ngertiin kek apa yang udah terjadi sama Disa. Mungkin dia masih kebawa suasana kehilangan." Ucap nya pada Sania.

DISA | brokenDär berättelser lever. Upptäck nu