42||

30.7K 2.3K 824
                                    

Semuanya nya butuh waktu, tunggu dan tetap berdoa, jangan berubah atau pun menyerah. Tetap disini dan jangan pernah meninggalkan.
•to disa•
_____________________________________

"Arghh si Arkan lama banget anj, biasanya pagi-pagi gini tu anak udah stay." Rutuk Nanda.

"Sabar lah, gak sabaran banget jadi binatang." Cibir Draka.

"Manusia bego, binatang pala lo!" Koreksi Nanda.

"Noh, orang yang dari tadi lo bacotin muncul noh." Ujar Ipal memandang kearah Arkan yang tampak sedang berjalan menghampiri mereka.

"Nah, Ar!" Panggil Nanda, mulutnya sudah gatal ingin menuturkan sesuatu ini pada Arkan.

"Apaan." Langsung saja Arkan duduk di kantin bude ini, bergabung bersama ketiga teman nya.

"Gawat Ar, sumpah gawat!" Seru Nanda histeris.

Spontan Arkan mengerutkan dahinya bingung. "Gawat kenapa?"

"Ibal pacar adek lo yang lo habisin kemarin masuk rumah sakit. Sampai sekarang gak sadarkan diri, dia koma brokk!" Ujar Draka.

"Udah tau." Singkat Arkan.

"Hah?" Reflek kata itu yang keluar dari mulut Ipal.

"Iya, Asel ngasih tau."

"Dan yang paling gak nyangka nya, Ar." Lanjut Draka. "Ternyata si Ibal itu adek kandung dari ketua 1 Rigez!"

Rigez yang Draka maksud adalah nama geng yang cukup mengerikan. Anggotanya yang berisi sekumpulan preman dan berandalan jalanan. Anggotanya yang dapat terbilang sedikit dari kalangan pelajar. Diakui Rigez memang cukup mematikan, apapun akan mereka lakukan pada lawan nya. Tak pernah gentar dan memiliki mental yang sangat besar. Keluar masuk penjara sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka.

"Rigez." Ulang Arkan, ia tampak mengingat-ingat sembari mengetuk-ngetuk pelan meja kantin ini menggunakan jari telunjuk nya. "Ketua induk Rigez si Andreas bukan sih?"

"Benerr!" Sahut Nanda. "Dan dia adalah abang kandung nya Ibal."

"Trus kalau abang kandung nya emang kenapa? Jangan bilang kalau lo pada takut kalau mereka bakalan nyerang kita gitu? Gentar hah? Ngapain coba takut sama mereka. Andreas mah gak ada apa-apanya." Balas Arkan.

"Tau tuh, suhu kok takut sama cupu." Ipal yang sedari tadi diam sembari menikmati rokok nya itu menjadi ikut bersuara.

"Gak gentar sih. Cuman kaget aja anying kalau mereka itu sebenar nya adek kakak."

"Andreas gak terima adek nya lo habisin, bahkan sampai koma. Jadinya dia mau nyerang Sargam. Ngebales perbuatan setimpal sama lo, Ar. Saran gue pasang badan, jaga-jaga dan hati-hati. Takut mereka bakalan ngeroyok lo habis-habisan ntar." Peringat Nanda.

"Dari pada dia harus datang ke sekolah kita dan ngebuat rusuh. Lebih baik kita yang nyamperin mereka dan tentuin dia mau nya di tempat mana. Biar kelar masalahnya dan si Arkan juga bakalan aman nantinya." Saran Ipal.

Sebuah senyuman miring tertepiskan di sudut bibr Arkan. Ia tampak tertarik dengan hal ini. "Oke, pulang sekolah langsung." Final Arkan.

Arkan menatap ketiga teman nya secara bergantian. "Kabarin yang lain dan suruh siapin alat masing-masing."

"Nanti lo semua duluan aja. Gue bakalan nganter Disa pulang dulu, baru gue nyusul."

Mereka bertiga serempak mengangguk. "Oke, laksanakan."

~o0o~

Sania menutup buku kimia nya. Ia baru saja usai mengerjakan catatan nya. Menurutnya pribadi cukup melelahkan memang belajar bidang study ini. Tapi lain hal nya dengan Disa, wanita itu tampak enjoy dan sangat menikmati semua pembelajaran. Disa yang selalu cepat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang