37||

30.6K 2.2K 505
                                    

Aku akan tetap menemaninu kapan pun, selama kamu masih besryukur atas kehadiran ku~
_____________________________________

Brakk

Draka menggebrak secara brutal meja kantin bude ini. Alhasil berhasil membuat Arkan, Ipal maupun Nanda yang tadinya tengah duduk santai menjadi kaget oleh ulah Draka barusan.

"Anj! Lo apa-apaan sih ege! Kalau ni minum tumpah terus ngenakin pod gue gimana bego!" Umpat Ipal menyambar pod milik nya yang sempat tergeletak diatas meja.

"Mending lo diem deh!" Balas Draka melayangkan tatapan menusuk nya pada Ipal. "Ada suatu yang lebih penting ketimbang pod tai lo ini!"

"Pentang-penting apaan sikkk kawannnn." Sahut Nanda dengan nada seakan-akan mencibir.

Draka menarik nafas nya dalam-dalam. Ia beralih melirik Arkan yang tampak sedang bersandar pada tiang kantin bude ini. "Ar, apa lo udah tau masalah ini? Kenapa lo gak angkat telfon dari anak-anak? Berkali-kali Maher nelfon lo tapi sama sekali gak lo angkat."

"Batre hp gue lowbet, jadinya tu hp mati. Gue juga gatau kalau anak-anak pada nelfon." Jawab Arkan dengan nada terdengar sangat santai.

Draka mendengus pelan. Ia beralih menatap Nanda dan Ipal secara bergantian. "Lo berdua juga, gak ngecek grub? Gak ngelihat informasi terkini di grub?"

Spontan dahi Ipal mengkerut. "Ada apaan sih emang nya?"

"Lo pada cek gih sekarang." Titah Draka dengan posisi masih berkecak pinggang.

Spontan Nanda dan Ipal terfokus pada ponsel milik nya masing-masing. Melaksanakan apa yang dikatakan oleh Draka barusan. Sedangkan Arkan masih dengan posisi nya semula. Menunggu penyampaian informasi dari Nanda dan Ipal. Hal ini juga dikarenakan ponsel nya yang mati total.

Reflek detik itu juga mata Nanda dan Ipal mendelik sempurna saat membaca informasi dari grub chat gang mereka. Benar-benar kaget memang saat mengetahui hal ini.

"Anying ini beneran?!" Umpat Nanda dengan pandangan yang masih terfokus menatap layar ponsel nya.

"Anjir-anjir, gawat ini mah! Gak bisa dibiarin lagi! Berani-berani nya ni bangsat nyari masalah!" Umpat Ipal tak perduli dengan kata-kata sampah yang keluar dari mulut nya.

Reflek Arkan mengubah posisi nya. Merapatkan posisi nya pada mereka. Pandangan nya ia fokus kan menatap secara bergantian ketiga teman nya ini. Cukup sudah, respon dari mereka berhasil membuat Arkan penasaran.

"Kenapa? Ada apaan?!" Tanya Arkan benar-benar antusias.

Draka yang masih berdiri disana beralih menatap Arkan. "Gawat Ar. Sargam diserang. Markas kita hancur dan bagian belakang nya lenyap dimakan api. Kita kecolongan man, ada penyusup yang masuk dan ngebakar bagian belakang markas kita."

"Pelaku nya belum dapet dan belum pasti ditemuin. Tapi tersangka nya udah ada. Yang pasti pelaku nya adalah orang suruhan marcell." Perjelas Draka sejauh informasi yang ia tahu.

Spontan rahang Arkan mengetat kokoh. Tangan nya mengepal erat sehingga urat-urat tangan nya terlihat sangat jelas. Arkan mengerang emosi sehingga menampilkan urat-urat di leher nya. Emosi nya yang benar-benar tersulut saat mendengar penuturan dari Draka barusan.

"Bangsat!" Umpat nya. "Ini gak bisa dibiarin. Kita harus cari orang nya sekarang dan kasih pelajaran habis-habisan sama dia."

Usai mengucapkan hal itu Arkan langsung beranjak dari sana. Meninggalkan kantin bude ini begitu saja. Yang pastinya Arkan akan membawa langkah nya pergi meninggalkan sekolah ini. Menyelesaikan masalah ini dan mencari sampai dapat orang yang berhasil memancing kemurkaan nya.

DISA | brokenWhere stories live. Discover now