57||

28.5K 2.2K 945
                                    

Segala pernyataan pura-pura dan kebohongan, berhasil membuat saya pergi dan tak akan pernah kembali.
_____________________________________

Dini hari, tepat nya di jalan Gunadarma. Sekumpulan pria dari kedua belah pihak anggota berkumpul di tempat gemerlap ini. Suatu amat keberuntungan memang bagi Arkan. Dirinya berhasil menempuh garis finish lebih dulu dibanding lawan nya. Arkan menang. Berhasil meraih hadiah taruhan yang dapat terbilang sangat besar.

Rasa senang dan ke angkuhan muncul di benak Arkan. Tidak perlu di ragukan lagi skill balapan pria itu. Namun, disisi lain entah mengapa terdapat sesuatu yang mengganjal di benak nya. Perasaan gelisah terus menghantui. Akan tetapi Arkan terus saja mengiraukan perasaan itu. Arkan fikir itu hanya sebatas halusinasi semata.

Kini, mereka berada di sebuah tempat yang dapat terbilang haram. Berada di sebuah club yang sangat terkenal pelayanan nya. Arkan membooking tempat ini dengan uang hasil menang balapan tadi. Sehingga, di lantai paling atas hanya terdapat Arkan dan mereka yang leluasa menguasai area ini.

Kericuhan demi kericuhan memenuhi tempat ini. Mereka yang sibuk menikmati dunia malam, menikmati alkohol, menikmati kerasnya dentuman musik, bahkan menikmati ladies-night yang bersedia melayani mereka sepuasnya.

Arkan meneguk sampai habis sebotol besar minuman beralkohol itu. Pria ini memiliki toleransi yang amat tinggi terhadap alkohol. Lihat saja, terdapat empat botol kosong yang berada tepat di atas meja. Itupun, Arkan masih ingin meminum beberapa botol lagi. Cukup maruk memang. Arkan begini juga dikarenakan tubuh nya yang sudah lama tidak di asupi dengan minuman tersebut.      

Arkan mulai memasuki fase setengah sadar. Mata nya berkunang-kunang, kepala nya cukup berat sekarang. Namun, ia masih memaksakan untuk tetap sadar. Pandangan nya ia edarkan ke setiap sudut tempat ini. Dia lihat teman-teman nya yang sudah tepar, sebagian masih terlihat sadar, dan sebagian lag tampak asik dengan mainan mereka. Ladies-night yang tampak menuntun teman-teman nya untuk memasuki sebuah room.

Arkan terkekeh berat saat melihat pemandangan disini. "Kelakukan, ahahah."    

Arkan menyandarkan tubuhnya di sofa. Kepalanya ia topang pada kepala sofa.

"Hallo guysss!!! Kita lagi party nih, lagi seneng-seneng, hahaha." Draka datang dengan sebuah ponsel. Ia merekam seakan-akan sedang membuat vlog. Tak heran lagi Draka seperti itu. Sudah menjadi suatu kebiasaan baginya, jika mereka minum. Maka tanpa sadar Draka akan merekam fenomena ini dan mengirim asal rekaman itu ke kontak whatshap.

"Hallo." Singkat Arkan menatap ke arah kamera.

"Gue lagi seneng-seneng nih. Puas banget, gak terkekang lagi deh sama dia, gue udah jadi Arkan yang dulu. Ngelakuin semua apa yan gue mau tanpa harus pura-pura lagi, hahahah."

Draka ikut tertawa bahagia. "Kenapa lemesh amat si, Ar! Udah teler lu? Lemah cih!"

Arkan tak menyahut, ia hanya memperhatikan Draka yang sibuk berbicara sendiri didepan kamera.

Seseorang tiba-tiba saja menghempaskan tubuhnya di sofa. Membuat Arkan langsung menoleh ke kanan, menatap lekat ke arah orang itu. Setelah mendapati bahwa orang itu adalah Nanda, Arkan kembali memalingkan wajah nya dari sana.

"Huhh." Keluh Nanda dengan tatapan yang tertuju pada orang-orang yang sedang berjoget ria di sana.

"Ar, lo belum sempat jelasin tadi."

Arkan memegangi kepalanya. "Nghh, Jelasin apa?"

"Itu.." Nanda menjeda kalimat nya. Ia membakar satu batang rokok lalu menghisap nya. "Sebenernya apa yang sedang terjadi sama lo."

DISA | brokenWhere stories live. Discover now