46||

30.2K 2K 244
                                    

Mulai detik ini aku akan selalu mencoba menjadi yang terbaik~
•arkan•
_____________________________________

Disa membuka pintu utama rumah ini. Melangkah kan kakinya masuk terlebih dahulu kedalam.

"Ayo kak." Ajak nya pada Nanda.

Nanda merespon nya dengan anggukan, diikuti dengan sebuah senyuman kecil. Nanda ikut melangkah kan kakinya masuk, menyusul langkah Disa yang jalan terlebih dahulu didepan.

"Kak Arkan, gue pul—"

Spontan mata Disa mendelik sempurna. "Astaga Kak Arkan!" Jerit nya menatap pemandangan akan Arkan yang tampak ingin menghidupkan rokok nya. Alat pematik yang tampak sudah siap ingin ia cetaskan. Ditambah sebatang rokok yang sudah tertengger di bibir nya.

Sedangkan Nanda yang melihat aksi itu hanya bisa tertawa diselingi dengan gelengan kepala.

Jujur Arkan kaget. Secara spontan ia menepiskan rokok itu dari mulutnya. Menyimpan semua barang itu agar tak terlihat dari pandangan mereka. Arkan menjadi mengurungkan niat nya dari yang tadinya ingin menghisap rokok tersebut.

"Lo ngerokok?!" Tegas Disa saat sudah berada didekat Arkan.

"Gak, siapa bilang?"

"Trus tadi itu apa?!"

"Apa? Yang mana?"

Disa berdecak sebal, masih bisa-bisanya lelaki ini mengelak. "Ck! Udah kelihatan jelas banget kalau tadi lo mau ngidupin tu rokok!"

"Masih mau ngeles?" Disa menaikkan satu alisnya. Menatap tajam manik mata coklat milik Arkan.

Arkan terkekeh kecil, ia menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Mau bagaimana pun Arkan tak lagi bisa mengelak dan beralasan bermaksud memberi pembelaan.

"Iya-iya maaf. Belum sempat kok gue ngerokok. Baru juga mau hidupin. Serius sumpah." Tutur Arkan seadanya.

"Buset dah Ar, Ar. Bisa-bisanya lo nyari kesempatan dalam kesempitan. Nyuri waktu pas bini lo gak ada dirumah. Gak komit sih lo. Kalau emang mau berhenti ya berhenti. Jangan setengah-setengah."

Arkan mendesah lelah. "Gak gitu, susah anjir kalau emang udah candu. Kalau kita gak ngerokok beda banget rasanya. Kaya ada aja yang kurang."

"Tau tuh. Gak ngeliat apa kondisi nya sekarang gimana. Orang lagi sakit juga. Masih bisa-bisanya nyoba ngerokok lagi." Sindir Disa seraya duduk pada kursi makan yang berada didekat Arkan.

"Iya-iya. Bawel banget deh."

"Bukan bawel, tapi gue perduli sama lo. Tapi lo nya aja yang gak pernah nyadarin."

"Tuh Ar, dengerin apa kata bini lo brayy." Kompor Nanda ikut duduk pada kursi disana.

Arkan mendengus, ia melayangkan tatapan tajam nya pada Nanda. "Bacod lo! Gak usah nyambung-nyambung anj."

"Pulang gih sana. Lagian ganjen banget boncengin bini orang."

"Dih bego! Kan lo yang nyuruh tolol. Minta tolong gue anter-jemputin doi sekolah. Gue pukul juga nih palelu anj!" Nanda sudah berancang-ancang ingin melempar kepala Arkan menggunakan roti tawar yang berada di meja makan ini. Akan tetapi aksi itu ia urungkan.

"Doi gak lo apa-apain kan? Lecet dikit bacok, Nan."

"Inget Nan, gue gak sama lagi kaya Arkan yang dulu. Dulu iya gue bebas bahkan sampai biarin doi diapa-apain Basra. Tapi enggak untuk sekarang. Hal itu gak bakalan gue ulang untuk kedua kalinya." Tegas Arkan menatap lekat wajah Nanda.

"Lo denger sendiri kan, Dis?" Ujar Nanda tanpa melirik wajah Disa. Nanda tampak fokus mengoleskan selai coklat pada roti nya.

"Arkan sendiri tuh yang ngomong. Arkan gak bakalan biarin lo di apa-apain lagi. Ya secara tersirat dia bakal jagain lo."

DISA | brokenWhere stories live. Discover now