35||

35.3K 2.3K 363
                                    

Jangan menyerah, tuhan masih ingin melihat perjuangan mu.
~
_____________________________________

Arkan mengerjapkan beberapa kali mata nya. Tubuh nya yang terasa tak sepenuh nya berfungsi akibat baru bangun dari tidur ini. Terlebih Arkan merasakan kepala nya yang masih terasa sedikit pusing dan berat.

Tunggu-tunggu, Arkan merasakan sesuatu yang sedang menempel di badan nya sekarang. Arkan mengucek mata nya beberapa kali dan langsung melirik ke arah tubuh nya. Dan ya! Arkan sangat kaget dengan pemandangan yang ia saksikan sekarang.

Mata Arkan mendelik sempurna saat melihat Disa yang sedang tertidur pulas di dada bidang milik nya. Disa yang tampak sedang memeluk pinggang Arkan dengan sangat erat. Jujur saja, Arkan merasa kaget. Kenapa wanita ini bisa berada dikamar nya. Terlebih dengan seenak nya tidur bersama Arkan dan memeluk nya.

Berusaha mati-matian Arkan berfikir akan hal ini. Mengingat-ingat aksi apa sebelumnya yang terjadi pada mereka sampai-sampai mereka berakhiran seperti ini.

"Arghh gue gak inget lagi, kejadian apa kemarin."

"Apa karna gue mabok?"

Arkan menggelengkan kepala nya cepat. Ia kembali melirik ke arah badan nya. Oke, dirinya masih mengenakan pakaian yang utuh. Hanya saja urakan dan kancing kemeja yang sudah terlepas kemana-mana.

"Gue gak ngapa-ngapain kan sama dia?"

"Iya gue gak ngapa-ngapain. Lagian kalau soal gituan gue gak bakalan lupa lah. Orang kerasa juga palingan."

Arkan menghela nafas nya kasar. Ia beralih melirik wajah natural milik Disa. Arkan mengamati dan menelisik wajah wanita ini. "Kalau diliat-liat ternyata lo cantik juga. Apalagi kalau diliat dari deket gini."

"Cuman lo nyebelin."

"Keras kepala. Gak pernah mau ngalah, ngejawab terus aja kerjanya."

Tangan kiri Arkan terulur menyibakkan rambut yang menutupi sebagian wajah Disa. Entah mengapa sebuah senyuman kecil terbit dibibir Arkan. Namun detik itu juga buru-buru Arkan merubah ekspresinya.

"Argh gue kenapa sih?!"

"Gak mungkin kan kalau gue cinta sama ni cewek."

"Tapi gue sekarang jadi kasihan sama dia. Sekarang kalau nyakitin rasa bersalah nya besar banget."

"Lo pake pelet apa sih, Dis?"

Drtt Drttt Drttt

Pandangan Arkan spontan teralih ke arah bunyi ponsel nya yang bordering. Bergegas Arkan meraih ponsel yang tergeletak begitu saja diatas meja yang berada tepat disamping tempat tidur nya.

"Apaan Pal."

"Assalammualaikum dulu kek, Ar. Atheis lo."

"Kenapa?"

"Buset Murtad."

Arkan mengerang emosi. Sangat menyebalkan memang jika bertelfonan dengan Ipal.

"Udah cepetan kenapa?"

"Lo gak sekolah? Bolos apa gimana? Kok gak kelihatan dari tadi batang idung lo di sekolahan."

"Gak sekolah." Jawab Arkan dengan nada bicara terdengar malas.

"Lah kenapa? Masih kobam? Apa jangan-jangan malah lu bawa play? Jadi gak bertenaga. Tapi Disa nya aman kan? Takut nya lo puas istri pun tewas AHAHAHAHHA." Gelak Tawa dari sebrang sana terdengar begitu terbahak-bahak. Tak hanya dari Ipal saja, melainkan juga terdengar suara Draka dan Nanda.

DISA | brokenWhere stories live. Discover now