Part 2

565 23 1
                                    

Tak lama kemudian mereka berdua sampai di depan papan informasi dan membulatkan matanya melihat banyaknya mahasiswa/I yang berdiri berdesak-desakan didepan papan informasi itu, Sasuke yang melihatnya sampai menelan ludah.

“Aduh gimana dong Sasu rame banget nih".

Ino melihat jam tangannya.

"Udah gitu mau jam setengah empat lagi”.
“Ya udah Ino kamu pulang aja, biar aku aja yang nyariin jadwalnya”.
“Wah yang bener Sasu?".

Sasuke menganggukan kepalanya.

"Ya ampun…. Makasih ya Sasu.

Ino mengeluarkan secarik kertas dari tasnya dan menyerahkanya ke Sasuke.

"Ini matakuliah yang aku ambil”.
“Oke”.
“Makasih ya Sasu, kalo gitu aku pulang. Oia nanti pulangnya kamu gimana?”.
“Gampang, aku bisa naik bis”.
“Ya udah, hati-hati ya".

Ino menepuk bahu Sasuke dan melihat mahasiswa/I yang berdesakan itu.

"Dan selamat berjuang!”.
“Hahaha… iya, ya udah pulang sana!”.
“Iya, nanti pulangnya hati-hati ya”.
“Pasti”.

Setelah Ino tak terlihat Sasuke mengalihkan pandanganya kedepan papan informasi itu, Sasuke menarik lengan tangan jaketnya sampai siku.

“Baiklah, saatnya perang. Semangat Sasu!”.

Sasuke masuk ke segerombolan mahasiswa/I itu mencoba menerobos sampai kedepan papan informasi, dengan pantang menyerah dan dengan siksaan sikutan dan injakan kaki akhirnya Sasuke sampai di depan papan informasi dan langsung mencatat jadwal matakuliah yang ia dan Ino ambil dengan cepat.

“Yeah akhirnya udah semua”.
“Minggir!”.
“AKH...”.

Tiba-tiba ada yang menarik hodie jaketnya ke belakang sampai membuat Ruby terhuyung kebelakang dan terkena arus saling dorong sahasiswa/I lain sampai punggung ia menabrak tau lebih tepatnya tertahan sesuatu. ‘huh… cewek itu ganas banget si! Eh? yang dibelakang aku siapa?’. Batin Sasuke.
Ia bisa mencium aroma wangi yang begitu maskulin tapi juga memabukan saat yang bersamaan.

“Hei itu".

Terdengar suara laki-laki yang cukup dekat dari telinga Sasuke sampai Sasuke dengan jelas bisa mendengar diantara keributan gerombolan itu.

"Jadwal kita ada disana”.
“Dimana?”.

‘Deg’ ‘itu suara cowok dan suaranya deket banget (Sasuke melirik kearah bawah melihat kaki orang yang berdiri tepat dibelakangnya) ya ampun jangan-jangan dia yang bahunya nahan punggungku’. Batin Sasuke.
Saat Sasuke sedang dalam dunia fikiranya sendiri secara tak terduga ada yang mendorongnya kearah samping sampai Sasuke bisa menjauh dari laki-laki dan segerombolan mahasiswa/I itu.

“Huf… syukur lah, akhirnya slamet juga”.

Sasuke langsung menjauh dari kerumunan itu ‘semoga cowok itu gak nyadarin saat punggung aku kena bahu dia tadi’. Batin Sasuke.
Ruby terus melangkahkan kakinya menjauh, menyadari ada sepasang mata yang memperhatikanya dari gerombolan mahasiswa/I itu Sasuke berinisiatif berbalik dan sepasang mara berlainan warna itupun saling bertatapan ‘deg’ tak tau kenapa saat Sasuke melihat kedua bola mata berwarna coklat pemuda itu debaran jantungnya seakan berhenti sejenak kemudian menggebu lebih kencang ‘ya ampun aku kenapa?’. Batin Sasuke.

Sasuke langsung membalikan badanya kembali meneruskan langkahnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya mengenyahkan fikiranya itu, tak menyadari kedua pasang mata itu masih terus memperhatikanya itu.

“Hoi Sasori, kamu ngeliatin apa?”.
“Gak apa-apa kok, ayo buruan catet jadwalnya”.
“Iya, iya”.

Sementara itu saat mencapai depan gedung tiba-tiba Sasuke memegangi perutnya ‘aduh… kok tiba-tiba perut aku sakit ya? Apa gara-gara tadi makan sambelnya kebanyakan?’. Batin Sasuke.
Kebetulan ada seorang perempuan yang lewat di koridor itu.

“Maaf aku mau tanya, kalo toilet di sebelah mana ya?”.
“Kalo toilet ada di belakang, ayo kita bareng aja. Aku juga mau ke sana”.
“Wah kebetulan banget”.
“Ayo”.

Mereka berjalan beriringan di koridor yang tampak sepi itu.

“Mahasiswi baru ya?”.
“Gak, aku anak pindahan”.
“Owh semester berapa?”.
“Semester lima, kalo kamu?”.
“Sama semester lima, aku ambil jurusan manajemen”.
“Wah sama dong”.
“Oia?".

Sasuke tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Oia kenalin nama aku Hinata”.
“Nama aku Sasuke”.
“Sasuke kamu pake softlens ya?”.
“Nggak kok”.
“Kok mata kamu warnanya merah kehitaman?”.
“Iya, ini memang warna mata aku sejak dari lahir, ayah dan ibu aku juga nyangkanya aku kena kelainan mata pas waktu aku baru lahir. Pas didiagnosis ternyata aku gak kena apa-apa”.
“Owh… gitu”.

Kemudian mereka berdua berbincang sampai tak terasa kini mereka berdua sudah sampai ditoilet, setelah menuntaskan urusanya Sasuke melihat Hinata yang sedang bercermin dan memakai makeup. Sasuke berdiri di samping Hinata lalu membasuh tanganya dengan sabun.

The First Looking You (Narufemsasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang