Part 35

234 17 0
                                    

"Bibi duluan ya Sasuke, Naruto".

Naruto menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Tadi mau ngomong apa?".

"Mmmm...".

Sasuke menjawab tak jelas karena mulutnya masih ditutupi dan masih terus mencoba melepaskan tangan Naruto, karena kasian akhirnya Naruto melepaskan tangannya dari mulut Sasuke.

"Huf...".

Sasuke langsung bernafas lega dan mendelik sebal pada Naruto.

"Apa-apaan si?! Main nutup mulut aku aja?! Tadikan aku mau jelasin kalo kamu itu bukan pacar aku".

"Mereka gak ada hubunganya sama kita ataupun kampus, jadi nggak masalah. Lagian Cuma aku yang boleh nentuin siapa aja yang boleh tau tentang status kita".

"Tapi...".

"Gak ada bantahan!".

"Huuh! Seenaknya aja!".

Naruto tersenyum miring dan Sasuke sangat kesal melihat senyuman kemenangan Naruto itu, saat ia melihat jam tangannya Sasuke langsung membulatkan matanya.

"Ya ampun udah mau jam Sembilan".

Sasuke langsung mengambil helmnya dan menarik tangan Naruto keluar dari lift.

"Ayo kalo gak cepet kita bisa telat masuk".

"Oke".

Naruto berjalan mendahului Sasuke dan sekarang gantian ia yang menarik tangan Sasuke agar berjalan lebih cepat.

"Kalo gitu aku bakal ngebut".

"Apa?!".

Beberapa waktu kemudian Sasuke hanya bisa merutuki kebodohannya karena saat turun dari boncengan motor Naruto, Sasuke harus menetralkan jantungnya yang berdetak kencang.
Naruto yang melihat Sasuke terus megangi dadanya hanya tersenyum kecil.

"Udah".

Naruto mengelus kepala Sasuke sambil merapihkan rambut nya.

"Nanti juga bakal terbiasa kok".

"Terbiasa gimana?! kamu bawa motornya udah kelewat cepet gitu, huf...".

Sasuke kembali menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskanya perlahan, saat ini mereka sedang berada dibengkel yang terletak persis dibelakang kampus mereka.
Bengkel itu milik pamanya Naruto dan Naruto kadang menitipkan motornya disana karna tempatnya strategis.

Bengkel itu sangat ramai hanya saja Naruto menggunakan jalan khusus yang hanya diketahui beberapa orang untuk masuk kedalam sana, Sasuke yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.

'orang kaya emang bisa ngelakuin apa aja'. Batin Sasuke.

"Udah tenang?".

Sasuke menganggukkan kepalanya.

"Ayo".

"Eh tunggu kita mau kemana?".

"Kampus".

"Tapi gerbang depan kampus kan lewat sana, lagian juga kita gak bisa pergi bareng".

"Tenang aja".

Naruto menggandeng tangan Sasuke memasuki sebuah ruangan di bengkel itu, pintunya terdapat sebuah keamanan dengan kode pin dan sebuah kunci setelah pintu itu terbuka Sasuke bisa melihat ada sebuah lorong.

"Ada jalan rahasia disini, jalan ini langsung tembus dengan taman belakang kampus".

"Yang bener?".

"Iya, tapi ini rahasia ya?!".

Sasuke menganggukkan kepalanya spontan.

"Sebenernya pamanku yang buat jalan ini, dan hanya dia dan aku yang boleh tau".

"Kalo aku?".

"Sasuke kan ama aku jadi pengecualian".

Naruto mengeratkan tautan tanganya saat melihat jalan yang sudah semakin dekat.

"Udah sampe".

Benar saja diujung lorong itu terdapat sebuah pohon, mereka harus melewati celah pohon itu secara bergantian, saat sampai di pelataran taman kampus mereka berpisah berjalan kearah koridor berlawanan.

"Kalo gitu aku masuk kelas dulu ya".

"Tunggu Sasuke".

Sasuke menghentikan langkahnya dan menengok kearah Naruto.

"Pulangnya jam berapa?".

"Jam dua siang".

"Ya udah nanti jam dua aku tunggu disini, kita pulang bareng".

"Tapi aku..".

"Dah".

Naruto langsung berlari kecil meninggalkan Sasuke yang terlihat cemberut saat Naruto tak mendengarkannya.

"Huuh apa-apaan si main ninggalin aja?! Aku kan belum selesai ngomong. Huf... ya udahlah aku harus buru-buru masuk kelas!".

Setelah selesai dengan kelas terakhirnya Sasuke langsung buru-buru masuk keruang klub lukis setelah lebih dulu mengirimkan SMS pada Naruto, karna hari ini ada perkumpulan klub lukis mendadak.

Setelah keluar dari klub lukis itu Sasuke terlihat berjalan bersama dengan Hinata dan Nora.

"Akhir-akhir ini kamu sibuk ya Sasuke? Abis kelas selesai kamu langsung pulang".

"Iya nih Nora, aku lagi nyari kerjaan".

"Kerja?".

"Iya kerja paruh waktu, akhir-akhir ini ayah aku gak bisa kirim uang jadi aku harus mikir buat nyari pemasukan sendiri".

"Owh gitu, ya udah nanti aku kasih kabar kamu ya kalo ada loker".

"Aku juga".

"Makasih ya teman-teman".

"Iya".

"Sama-sama".

"Hi".

Terlihat dari arah koridor depan Hidan, Date dan yang lain berjalan berpapasan sama dengan mereka bertiga.

"Kalian abis kumpul diruang klub?".

"Iya nih Date".

"Kalian mau ikut kita ke danau Kinya gak?".

"Kalian mau kesana?".

"Iya".

"Wah... aku ikut dong, aku denger baru kemarin tempat itu dibuka".

"Makanya kita penasaran mau kesana, kalian si gimana? mau ikut gak?".

"Aku ikut, kalian gimana Hinata, Sasuke?".

"M... aku nggak deh, soalnya abis ini aku ada keperluan. Kalo kamu Sasuke?".

"Aku juga nggak, abis ini aku mau jenguk temen aku".

"Owh... ya udah deh, kalo gitu kita duluan ya".

"Oke".

Setelah Hidan dan yang lainya berlalu Sasuke terlihat berfikir

"Kamu kenapa Sasuke?".

"Nggak papa cuma penasaran aja, kayaknya udah beberapa hari ini aku gak ngeliat Sasori biasanya kan Sasori sama mereka".

"Kamu bekum tau Sasuke?".

"Tau apa?".

"Abis pulang dari acara jamboree, besoknya Sasori langsung pindah kampus".
"Pindah kampus?".

Sasuke terlihat terkejut sebentar lalu menundukan kepalanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 06, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The First Looking You (Narufemsasu)Where stories live. Discover now