Part 21

121 10 0
                                    

“Boleh aku bantu?”.
“Sasori?".

Sasuke sedikit terkejut dengan kedatangan Sasori yang tiba-tiba itu.

"M… boleh, ayo duduk".

Sasuke menggeser duduknya dan Sasori ikut duduk di tikar itu disamping Sasuke, karna tikar itu sudah menampung cukup banyak orang jadi Sasori duduk sangat dekat dengan Sasuke.

‘duh.. kenapa si aku jadi mulai gugup dan deg-degan kayak gini’. Batin Sasuke.

"Ini tomat-tomatnya belah jadi dua bagian aja ya”.

Setelah menerima pisau kecil dari Sasuke, Sasori mulai mengambil tomat-tomat yang berada di ember yang ada didepanya.

“Tomat-tomat ini udah di cuci kan?”.
“Iya”.

Kemudian Sasori langsung melahap tomat kecil berwarna merah itu sedangkan Sasuke hanya diam memperhatikan.

‘kayaknya Sasori suka ama tomat’. Batin Sasuke.

"Manis”.
“Apa iya?".

Sasori menganggukan kepalanya, karna penasaran akhirnya Sasuke ikut mengambil satu dan memakanya.

"M…asem”.

Ekspresi wajah Sasuke jadi merem begidik yang sukses membuat Sasori tertawa lepas.

“Hahaha.. ya ampun kamu lucu banget Sasuke".

Sasuke dan semua perempuan yang duduk di tikar itu langsung bengong melihat Sasori yang tertawa membuat mereka terpesona.

"Eh? ada apa ini? Kok pada diem?”.

Perkataan Sasori itu sukses membuat semuanya tersadar.

“E.. enggak kenapa-napa kok”.

Semuanya menjawab sambil tersenyum manis kearah Sasori terkecuali Sasuke yang malah menundukan wajahnya yang sudah bersemu merah.

“Duh… kalian ini dari tadi berduaan aja”.
“Eh?”.

Sasuke, Sasori dan cewek yang duduk di tikar itu melihat ke arah sumber suara ‘cpret’ tiba-tiba Hidan muncul dengan kamera ditanganya dan memotret mereka.

“Hidan kok kamu bawa kamera?”.
“Ini buat dokumentasi Sas buat kenang-kenangan, tenang aja foto kalian berdua juga ada loh”.
“Tugasnya udah selesai Hidan?”.
“Udah dong Sasuke, kita udah ngumpulin banyak daun pisang dan udah dibersiin”.
“Oke kalo gitu bantu-bantu disini ya aku mau ngeliat bagian nasi dulu”.
“Siap”.

Sasuke langsung berdiri dan pergi dari tikar itu lalu Hidan duduk ditempat Sasuke duduk tadi, Sasori terus memperhatikan Sasuke yang mulai membantu kelompok enam menanak nasi tak menghiraukan para cewek yang terus caper padanya.

“Sas ini gimana?”.
“Tomatnya dibelah jadi dua aja”.
“Owh… kalo itu mah gampang”.

Sementara itu Sasuke seringkali memegangi dadanya, Hinata yang melihatnya jadi khawatir.

“Kamu kenapa Sasuke?”.
“Gak kenapa-napa kok Hinata”.
“Kalo kamu capek istirahat aja dulu, kita bisa kok masaknya”.
“Gak papa aku gak capek kok, lagian keliatanya kalian sibuk banget”.
“M.. ya udah, tapi jangan dipaksain ya”.
“Iya tenang aja”.
“Sasuke".

Aiko mendekati sambil memakan  mentimun.

"Gimana bagian nasinya?”.
“Nasinya baru setengah yang matang, kalo bumbu udah jadi dan sambalnya lagi dibuat, daun pisangnya juga udah kekumpul semua”.
“Oke kalo gitu kamu bantu di bagian sini aja ya, biar aku yang handle anak-anak yang bakar ikan”.
“Oke”.

Beberapa waktu kemudian akhirnya acara masak pun selesai, mereka semua berkumpul di daun pisang dengan posisi memanjang.
Daun pisang itu juga digunakan sebagai pengganti piring karna selain praktir mereka juga tak perlu mencucinya.
Sasuke memilih duduk di tempat yang paling aman yaitu yang paling jauh dengan Sasori karna Sasuke masih berusaha menetralkan degup jantungnya yang masih kencang sewaktu melihat Sasori tertawa tadi.

“Hoi semuanya liat kesini!".

Mereka semua melihat kearah pak Ibiki yang membawa kamera.

"Say chirs”.
“Xhirs”.

‘cpret’ kilatan bliz pun terlihat beberapa kali dari kamera tersebut.

“Ayo semuanya, saatnya makan”.

Acara makan siang bersama itupun dimulai dengan cukup damai karna ada saja diantara mereka yang membuat lelucon disela-sela acara makan.

“Sasuke sebelum balik ke perkemahan kita jadi mampir beli cemilan gak?”.
“Jadi Hinata”.
“Wah… kalian mau beli cemilan ya?".

Sasuke dan Hinata mengangguk serempak sebagai jawaban.

"Aku ikut dong”.
“Oke Nora, abis ini kita langsung ijin aja ya sama pak Ibiki”.
“Oke”.

Beberapa waktu kemudian acara makan siang itu pun selesai dan mereka mulai membersihkan lapangan itu.

“Kalo beres-bersnya udah selesai kita langsung balik ke camp”.
“Baik pak”.
“Pak Ibiki kita ijin dulu mau beli cemilan di toko”.
“Ya sudah, tapi jangan lama-lama ya”.
“Baik pak”.

Sasuke, Hinata dan Nora pergi dari lapangan itu meninggalkan rombongan mereka tak lama kemudian mereka sudah kembali rombongan, dan rombongan itu pun mulai memasuki hutan ditengah perjalanan Sasuke memegang lehernya dan matanya langsung membulat.

“Ya ampun!”.
“Kenapa Sasuke?”.
“Nora, Hinata aku harus balik lagi ke toko itu! Kalung aku ketinggalan disana!”.
“Hah? Yang bener Sasuke?”.
“Iya Nora, pokoknya aku harus balik kesana!”.
“Tapi Sasuke jarak desa kan udah lumayan jauh dari sini”.
“Hei.. liat! Rombongan depan  udah makin jauh”.
“Aduh… gimana nih?”.
“Kalian duluan aja ke camp”.

Sasuke langsung berlari kembali kearah desa meninggalkan Hinata dan Noraa yang terlihat panic saat Sasuke meninggalkan mereka begitu saja.

“Tunggu Sasuke!”.

Nora ikut berlari menyusul Sasuke sementara Hinata makin panic dan bingung disaat seperti ini apa yang akan di lakukan.

“Nora! Sasuke!”.

The First Looking You (Narufemsasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang