Part 23

127 14 1
                                    

“Maaf bu Tomori sebelumnya saya kehilangan kalung saya yang berbandulkan batu ruby di toko nya bu Yona".

Terlihat bu Tomori langsung menggenggam kalung itu dan memasukanya kedalam bajunya, Sasuke dan yang lainya melihat pergerakan itu dan masih diam seperti tidak memperhatikan kegelisahan nya.

"Waktu saya kembali buat ngambil kalung saya ternyata kalung saya sudah hilang, dan bu Yona melihat bu Tomori memakai kalung tak lama setelah saya dan teman-teman saya keluar dari tokonya”.

“Jadi kamu nuduh saya yang nyuri gitu?!".

Bu Tomori langsung berdiri dan menunjuk-nunjuk Sasuke sambil melotot marah, melihat raut muka ibu Tomori yang langsung berubah menjadi marah melihatnya tangan Sasuke langsung tak terasa terkepal dan gemetaran.

"Dasar orang kota! Seenaknya aja nuduh! Gak tau malu!”.

“Tenang dulu bu”.

Hidan mencoba meredamkan amarah bu Tomori dan meminta maaf, Sasori yang mengetahui tangan Sasuke yang gemetar mencoba menenangkanya dengan menggenggam tanganya.

Sasuke yang merasakan  seseorang menggenggam tanganya langsung merasa tak terlalu marah dan melihat siapa yang menggenggam tanganya, saat melihat Sasori yang tersenyum tipis padanya ntah kenapa hati Sasuke jadi menghangat dan merasa nyaman, ntah kenapa rasa marah yang ia rasakan pun mulai hilang.
Pak Takeshi yang baru datang dengan membawa nampan berisi beberapa minuman langsung ikut menenangkan ikut bu Tomori.

"Tenang Bu, ibu kenapa bisa marah?”.
“Ini pak! Anak kota ini nuduh ibu jadi pencuri!”.
“Pencuri?”.
“Maaf atas kelancangan kami pak, bu. Tolong tenang dulu ya bu Tomori, kita bicarain ini baik-baik”.
“Udah bu, ayo duduk dulu”.

Akhirnya setelah di bujuk oleh pak Takeshi bu Tomori berhasil tenang dan duduk kembali, di susul Hidan dan pak Takeshi.

“Sebelumnya maaf ya pak Takeshi, bu Tomori kami...”.

Kali ini Sasori yang bicara, setelah percakapan yang alot dari pihak bu Tomori akhirnya mereka berhasil membuat bu Tomori mengakui kesalahanya, saat Sasori mengancam akan membawa kasus ini ke pihak yang berwajib bu Tomori langsung berwajah pucat dan langsung menyerahkan kalung itu.

Kini mereka sedang berjalan ke arah hutan, waktu yang mereka habiskan di desa cukup lama sampai saat petang tiba mereka baru sampai di tengah perjalanan, Hidan dan Nora berjalan di depan sebagai pembimbing perjalanan sedangkan Sasuke dan Sasori berjalan di belakang, masing-masing Hidan dan Sasori membawa senter menerangi jalan hutan yang semakin gelap.

“Makasih ya Sasori udah bantuin aku”.
“Iya sama-sama”.
“Hiy….".

Nora langsung menarik baju Hidan yang berjalan di sebelahnya saat mendengar suara yang aneh.

"Suara apa itu?”.
“Ya ampun.. kamu penakut banget Nora, itukan cuma suara burung hantu”.
“Huh… aku gak takut kok!”.

‘syu’ angin malam menerpa tubuh Sasuke yang sukses membuat Sasuke memeluk tubuhnya sendiri, meskipun kini ia memakai kaos berlengan panjang tapi tak bisa mengurangi hawa dingin yang semakin menusuk kulit, tiba-tiba sesuatu yang hangat mengenai bahunya.

“Ini".

Sasori memakaikan jaket hitamnya pada Sasuke, menyisakan kaos lengan pendek navy yang ia pakai.

"Kamu kedinginankan?”.
“Tapi kamu..”.
“Gak papa, di pake aja".

Sasori memakaikan hodie jaketnya ke kepala Sasuke.

“Mm, kalo gitu makasih".

Sasuke menundukan wajahnya yang sudah memerah.

“Sama-sama”.

Tak lama kemudian akhirnya mereka berempat sampai di perkemahan, mereka langsung disambut oleh pak Ibiki dan bu Yuki.
Setelah tanya jawab yang cukup panjang di tenda Pembina akhirnya mereka berempat bisa keluar dari tenda itu, Sasuke dan Nora yang baru keluar dari tenda langsung dipeluk oleh Hinata yang sedari tadi menunggui mereka di depan tenda  pembina itu.

“Syukurlah kalian berdua udah balik, aku sampe khawatir tau hari udah makin malem tapi kalian belum sampe juga”.
“Iya Hinata, maaf ya kita udah buat kamu khawatir”.
“Iya, gak papa kok. Sasori, Hidan makasih ya udah jaga temen-temen aku”.
“Iya”.
“Sama-sama”.

Sasuke teringat akan sesuatu lalu langsung melepaskan sweeter milik Sasori yang semula ia pakai dan mengembalikanya pada Sasori.

“Ini Sasori, makasih ya”.
“Iya sama-sam..”.
“Kak Sasori".

Saat tangan Sasori mengambil sweaternya dari Sasuke tiba-tiba Naori datang dan langsung merangkul lengan Sasori.

"Akhirnya kak Sasori sampe di camp juga, dari tadi aku khawatir banget tau pas tau kak Sasori gak balik bareng sama rombongan”.
“Ayo Sasuke, Nora”.

Hinata langsung menarik tangan Sasuke dan Nora ke tenda mereka meninggalkan Sasori yang terlihat kesusahan menghadapi Naori yang terus menempel padanya, sedangkan Hidan juga ikut meninggalkan Sasuke.
Keesokan harinya, setelah acara jogging, mandi kemudian sarapan bersama ketiga klub itu sedang siap-siap untuk mendaki gunung, memang acara hari ini adalah mendaki gunung bersama-sama antar klub pecinta alam, fotografi dan lukis. Setelah semuanya bersiap-siap pak Ibiki mulai memberi komando.

“Oke semuanya ayo kita mulai ekspedisi kita hari ini, Kyo sebagai ketua klub pecinta alam kamu yang pimpin rombongan ya”.
“Siap pak”.

Kemudian rombongan itu mulai berangkat, klub pecinta alam yang dipimpin oleh Kyo anak semester 7 itu berada dibarisan depan, selanjutnya klub fotografi ada dibarisan berikutnya dan klub lukis berada dibarisan belakang dengan pak Ibiki yang berada dibarisan paling belakang.
Selama perjalanan Sasuke terus memprhatikan Sasori dan Naori yang berada di barisan cukup jauh denganya, walau cukup jauh tapi Sasuke bisa melihat kedekatan mereka berdua.

“Kamu kenapa Sasuke?”.
“Eh? gak kenapa-napa kok Yana, Cuma seru aja mendaki gunung bareng-bareng ini kali pertama aku mendaki gunung”.
“Owh...".

Kemudian Yana terlihat melihat kearah depan.

"Kamu tau gak Sasuke ahir-akhir ini si Naori itu makin gencer aja ya deketin Sasori, hah…. Kayaknya Naori punya radar tersembunyi deh kalo ada cewek yang mau ngedeketin Sasori”.
“Kamu suka sama Sasori ya Yana?”.
“Ya gitu lah, hehehe… aku baru sadar ternyata Sasori itu tampan banget kalo lagi ketawa pas lagi dia bantuin kita nyisir tomat tuh waktu masak".

Sasuke terlihat tersenyum pada Yana kemudian melihat pada Naori dan terakhir Sasori.

‘aku emang gak pantes buat deket sama dia’. Batin Sasuke.

"Hihihi… jangan bilang kesiapa-siapa ya”.
“Iya tenang aja, oia apa mereka berdua tuh pacaran?”.
“M… setau aku si kayaknya nggak deh, Cuma mereka sering duet bareng aja kalo lagi nyanyi bareng, Naori nya aja yang keganjenan deketin Sasori. Iiat aja aku bakal buktiin kalo aku yang bakal ngedapetin Sasori”.
“Yang semangat ya Yana!”.
“Wah… Sasuke kamu dukung aku?_.

Sasuke tersenyum seraya menganggukan kepalanya.
‘ini yang terbaik, lagian kalo aku terus mikirin dia aku bisa menyimpang dari motto aku selama kuliah’. Batin Sasuke.

"Makasih ya Sasuke”.
“Iya”.

Setelah sampai di tempat tujuan mereka langsung disuguhkan dengan pemandangan alam yang begitu menakjubkan.

“Wah… indahnya”.
“Iya ya Sasuke, eh Hidan!".

Nora memanggil Hifan yang kebetulan lewat didepan mereka.

"Fotoin kita dong”.
“Oke mana HP nya?”.
“Pake kamera kamu dong, biar lebih bagus gambarnya”.
“Huh… iya deh Hinata"

Hidan mulai membidik mereka dengan kameranya Nora menarik Sasuke dan Hinata untuk merapat.

"Siap ya… satu, dua, tiga oke”.
“Lagi dong!"

Nora memangil semua anggota klubnya.

"Yana, Miki dan semua anggota klub lukis ayo semuanya! Kita foto bareng!”.
“Wah.. Boleh banget tuh ketua!".
"Siap ketua".
"Oke”.
“Ayo semuanya!”.

The First Looking You (Narufemsasu)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora