Part 22

131 13 1
                                    

“Hinata".

Dari kejauhan Nora berteriak.

"Tolong bilangin sama pak Ibiki kalo kita berdua balik lagi ke desa, jangan kuatir abis kalung Sasuke ketemu kita bakal langsung balik lagi ke camp”.
“Tapi Nora..".

Nora sudah semakin jauh.

"Kalo gitu aku harus cepet kasih tau pak Ibiki!”.

Hinata langsung berlari menyusul rombongan yang sudah terlihat jauh.

'aku harus cepet’. Batin Hinata.

Setelah rombongan itu tercapai Hinata langsung menuju barisan paling depan tempat pak Ibiki memandu rombongan itu, anak-anak yang melihat Hinata melewati mereka hanya bisa kebingungan.

“Pak Ibiki!”.
“Ada apa Hinata?”.
“Kamu habis lari?”.
“Iya Hidan, pak Ibiki tadi Sasuke sama Nora balik lagi ke desa”.
“APA?! balik lagi ke desa?”.
“Iya pak”.
“Kenapa gak bilang dulu ke bapak?”.
“Mereka keburu pergi sih pak”.
“Kenapa berhenti pak?”.
“Ada apa pak?”.

Anak-anak yang lain mulai ribut bertanya pada pak Ibiki.

“Ada apa pak?".

Sasori mendekati mereka bertiga.

"Hinata kamu kenapa tadi lari-lari gitu?”.
“Hinata bilang Sasuke sama Nora balik lagi ke desa Sas?”.
“Apa?! kok bisa?”.
“Sasuke ketinggalan kalungnya Sasori”.
“Pak Ibiki tolong ijinin saya buat nyusul mereka berdua, hari udah makin sore kalo sampe mereka balik larut bakal bahaya pak”.
“Iya, kalo begitu tolong ya Sasori”.
“Aku juga pak”.
“Ya sudah"

Pak Ibiki memberikan peta pada Hidan.

"Ini petanya, usahakan jangan sampe pulang larut ya”.
“Baik pak”.
“Kalo gitu kita pergi dulu”.
“Sasori, Hidan aku titip Sasuke sama Nora ya”.
“Iya tenang aja”.

Kemudian mereka berdua kembali ke desa, menghiraukan tatapan bertanya anak-anak yang lain.

“Hei…kalian berdua mau kemana?”.
“Kita mau balik lagi ke desa Date”.
“Loh… kok..”.
“Ayo semuanya! Kita lanjutkan perjalananya”.
“Baik pak”.
“Udah ya Date”.
“Eh e… tunggu Sasori, Hidan…”.
“Date ayo jangan diam saja ayo jalan!”.
“E.. iya pak”.

Sementara itu Sasuke dan Nora sudah kembali beraada di desa dan langsung berlari kembali menuju toko yang beberapa waktu lalu dikunjungi mereka, sesampainya di toko Sasuke langsung menuju toilet umum diikuti Nora dibelakangnya, saat sampai disana betapa terkejutnya Sasuke ketika tak mendapati kalungnya disana.

“Ya ampun… kalung aku gak ada”.
“Yang bener Sasuke?".

Sasuke menganggukan kepalanya.

"Kamu tadi naro disini?”.
“Iya Nora, aku masih inget betul tadi aku naronya disini”.
“M....".

Nora terlihat berfikir.

"Kita tanya ibu-ibu yang jaga kasir toko ini aja”.
“Iya bener juga, ayo Nora”.
“Iya”.

Setelah keluar dari toilet mereka berdua langsung menyamperi seorang wanita setengah baya yang duduk dibalik meja kasir.

“Maaf bu, apa tadi ibu liat kalung ini di samping westafel toilet?".

Sasuke memperlihatkan foto kalungnya lewat HP.

"Kita tadi yang beli cemilan ditoko ini bu”.
“Oia… yang tadinya bertiga ya?".

Sasuke dan Nora menganggukan kepala mereka sebagai jawaban.

"Maaf nak, ibu gak ngeliat, tapi tadi ibu ngeliat bu Hima pakai kalung yang sama kayak ini”.
“Bu Hima?”.
“Iya nak, tadi bu Hima yang sempat berpapasan sama kalian dipntu itu loh yang pake baju putih”.
“Owh… iya aku inget, terus bu Hima nya kemana bu?”.
“Tadi baru saja pergi”.
“Ibu tau bu Hima nya pergi kemana?”.
“Maaf nak kalo itu ibu tidak tau, tapi ibu tau rumahnya ayo ibu anterin”.
“Gak usah bu takut ngerepotin, biar kami aja yang cari, alamatnya dimana?”.
“Hak apa-apa de, ayo ibu anterin”.
“Makasih ya bu”.
“Iya, Saci".

ibu itu terlihat memanggil seorang anak perempuan yang sedang merapihkan letak minuman kaleng.

"Jaga toko dulu ya ibu mau keluar sebentar”.
“Iya bu”.
“Mari nak”.

Tak lama setelah keluar dari toko itu Sasuke dan Nora melihat Sasori dan Hidan yang sedang menanyai salah satu warga desa.

“Hidan, Sasori?”.

Nora langsung memanggil mereka berdua, dan merekapun langsung menoleh dan mendekat kearah mereka.

“Kalian ngapain disini?”.
“Justru kita yang harus nanya kayak gitu, kenapa kalian balik lagi kesini tanpa ngasih tau pak Ibiki dulu?”.
“Maaf ya, tadi aku panic banget pas tau kalo kalungku ketinggalan. Aku langsung balik lagi kesini tanpa ngasih tau kalian semua”.
“Ya udah gak papa, jadi kalungnya udah ketemu?”.
“Belum Sasori, ini juga kita mau nyari”.
“Mau nyari kemana?”.
“Tadi ibu Yona ibu-ibu make kalung yang sama kayak punya Sasuke di tokonya, terus sekarang kita mau kerumah ibu itu”.
“Ya udah, ayo kita langsung kesana”.
“Ayo”.

Sesampainya di sana ibu Yona pemilik toko itu terlihat mengetuk pintu rumah bercat ungu itu ‘tok-tok-tok’ ‘kclek’ terlihatlah seorang bapak-bapak muncul.

“Eh bu Yona ada apa ya?”.
“Bu Tomori nya ada pak Takeshi?”.
“Ada".

Kemudian pak Takeshi melihat kearah Sasuke dan yang lainya yang berdiri di belakang Bu Yona.

"Kalian siapa ya?”.
“Kita anak kampus dari kota yang lagi ngadain jamboree di hutan gunung belakang pak”.
“Owh.. anak didiknya pak Ibiki toh".

Sasuke dan yang lain mengangguk serempak.

"Kalau begitu ayo masuk dulu, tidak enak ngobrol diluar”.
“Makasih pak”.

Setelah mereka dipersilahkan duduk pak Takashi masuk ke dalam rumahnya, lalu keluar dengan membawa seorang ibu-ibu.
Sasuke langsung focus melihat kalung yang ibu itu pakai, Nora langsung berbisik pelan pada Sasuke yang duduk disampingnya.

“Itu kalungnya Sasuke?”.
“Iya Nora, itu kalungnya”.
“Ada apa ya bu Yona?”.
“Ini bu Tomori mereka yang perlu sama bu Tomori”.
“Mau minum apa?”.
“Gak usah pak, takut ngerepotin".

Hidan menjawab.

"Kita disini cuma sebentar aja”.
“Nggak papa, bapak buatkan dulu ya”.

Setelah pak Takashi kembali ke dalam rumah Sasuke langsung memberanikan diri berbicara pada bu Tomori yang terlihat tak senang dengan kedatangan mereka.

The First Looking You (Narufemsasu)Where stories live. Discover now