Part 32

164 10 0
                                    

Sasuke duduk di depan ruang yang cukup dekat dengan ruangan tempat Ino dirawat, sambil menunggu Sasuke membuka HPnya dan menelpon keluarganya di rumah sebentar menanyakan kabar sekaligus meminta izin.

“Huf… untung aja ayah dan ibu ngizinin aku buat kerja paruh waktu”.
“Kerja?”.
“Eh".

Sasuke langsung terkejut saat Naruto sudah berdiri di dekatnya kemudian ikut duduk di kursi samping.

"Ya ampun… bikin kaget aja, sejak kapan kamu disitu?”.
“Baru satu menit yang lalu, nah kerja paruh waktu? Kamu mau kerja?”.
“Ya gitu deh, oia aku masuk kedalam ya Ino pasti udah nunggu aku”.
“Jangan lama-lama”.
“Iya ya”.

Setelah sampai di ruangan kamar Ino dirawat, Sasuke langsung melihat Ino yang tersenyum melihat Ino sudah ceria seperti dulu Sasuke juga ikut senang.

“Maaf ya aku lama”.
“Gak papa Sasu”.
“Wah… ada apa nih?".

Sasuke duduk di kursi yang berada di pinggir ranjang tempat Ino berbaeing.

"Kok kamu keliatan seneng banget?”.
“Iya Sasu, kamu tau gak tadi Naruto kesini jenguk aku! Dan dia bilang mau balikan lagi sama aku! KYa… aku seneng banget”.
“Syukurlah Ino, aku ikut seneng”.
“Iya, oia tadi temen-temen dari klub tari aku pada jenguk aku. Mereka tau kalo aku lagi di rawat dari mana?”.
“Dari aku, aku yang ngasih tau mereka. Oia tadi Hinata juga nitipin salam buat kamu dia bilang semoga kamu cepet sembuh”.
“Wah… makasih. Duh… hari ini kayak mimpi deh Sasu, aku seneng banget. Ini semua berkat kamu Sasu, makasih ya berkat kamu Naru mau balikan lagi sama aku dan aku minta maaf ya Sasu aku udah ngingkarin janji aku buat kuat setelah aku diputusin Naru, tapi nyatanya malah kayak gini”.
“Gak papa Ino, aku udah maafin kamu kok”.
“Makasih ya Sasu kamu emang sahabat terbaikku”.
“Sama-sama”.
“Oiya aku penasaran deh”.
“Apa?”.
“Gimana caranya kamu bisa buat Naru mau balikan lagi sama aku?”.
“Owh itu".

Sasuke terlihat berfikir sebentar.

"Awalnya aku ngomong baik-baik sama dia terus dia gak mau dan bikin aku kesel saat aku tendang kakinya dia langsung nurut”.
“Ya ampun kamu jahat banget Sasu, pantesan tadi dia jalanya kayak aneh gitu. Kasian Naru, dia pasti kesakitan”.
“Udahlah cowok kayak dia aja dikasianin”.

HP Sasuke tiba-tiba berbunyi, Sasuke langsung merogoh tasnya dan mengambil HPnya.

‘ya ampun kenapa sih si blagu nelfon?’. Batin Sasuke.

“Aku angkat telfon dulu ya Ino?”.
“Iya”.
“Halo…., duh… aku kan belum lama, eh? jangan! huh… iya ya aku segera ke sana".

Sasuke langsung menutup telfonya.

"Maaf ya Ino aku lupa kalo aku ditungguin temen buat ngerjain tugas”.
“Owh ya udah Sasu, gak papa”.
“Kalo gitu aku pulang ya?”.
“Iya, hati-hati ya Sasu”.
“Iya”.

Sasuke langsung keluar dan menyamperi Naruto yang masih duduk dikursi saat ia meninggalkanya tadi.

“Lama”.
“Segitu bentarnya eh?".

Sasuke melihat banyak siswi berseragam SMA yang duduk di deretan kursi itu.

"Kenapa jadi rame gini?”.
“Ayo".

Naruto langsung menarik tangan Sasuke menuju lift, para gadis SMA yang melihat Naruto menggandeng tangan Sasuke hanya bisa kecewa, pintu liftpun langsung tertutup saat mereka berdua sampai di dalam.

"Mereka berisik banget”.
“Cewek-cewek SMA tadi?”.
“Emang siapa lagi?”.
“Kirain aku kamu orang yang suka digodain kayak gitu”.
“Aku gak kayak gitu".

Naruto langsung mengurung Sasuke antara dia dan dinding lift dan melihat lurus kematanya ‘glek’ Sasuke menelan ludahnya ditatap begitu ntah kenapa membuatnya jadi gugup.

"Kayaknya kita harus lebih deket lagi ”.

Naruto mulai mendekatkan wajahnya.

‘ya ampun… apa tadi aku salah ngomong? duh… kok aku jadi gugup gini si?!’. Batin Sasuke.

“M… ma..maksud kamu apa?”.

Tepat saat hidung mereka saling bersentuhan pintu lift terbuka dan Naruto langsung menjauhkan dirinya dari Sasuke.

'huf… syukurlah aku selamat’. Batin Sasuke.

Berbeda dengan Naruto yang kelihatan kesal saat beberapa orang masuk kedalam lift itu.

"Ayo, nanti kita lanjutin”.
“Hah?”.

Tapi sebenarnya ia belum selamat sepenuhnya karna Naruto langsung menggandeng tanganya membawanya keluar dari lift dan rumah sakit itu.

‘ya ampun… kenapa jadi kayak gini si?’. Batin Sasuke.

Saat mereka berjalan semua pasang mata memperhatikan mereka, lebih tepatnya Naruto, suster yang berjaga di pos juga terlihat memperhatikan Sasuke tapi Sasuke mengalihkan perhatianya kearah lain.
Setelah dari rumah sakit Naruto melajukan motornya ke sebuah café yang berada di pusat kota, café tersebut sangat indah dengan berbagai jenis bunga yang berada ditiap pinggir mejanya.
Café tersebut dilapisi dengan dinding kaca jadi terlihat dari luar.

“Wah… bagus banget”.
“Kamu suka?".

Sasuke menganggukan kepalanya masih sibuk menyusuri café itu.

"Ayo masuk”.

Saat mereka sampai di dalam mereka langsung disambut oleh seorang pelayan laki-laki.

“Selamat datang, apa anda sudah memesan kursi?”.
“Bodoh!".

Tiba-tiba seorang wanita yang terlihat kepala pelayan disitu memukul lengan pelayan laki-laki tadi.

"Ini bos kita!”.
“Eh?".

Pelayan laki-laki tersebut terlihat terkejut.

"Maaf bos saya tidak tau”.
“Gak papa, kamu pelayan baru?”.
“Iya bos, nama saya Kazu”.
“Silahkan bos".

Pelayan wanita itu mempersilahkan Sam dan Ruby masuk.

"Tumben bos datang siang?”.
“Kali ini aku cuma mau makan siang”.
“Nona ini...".

Pelayan tersebut melihat kearah Sasuke.

"Pacar bos? Wah… cantik sekali”.
“Makasih".

Sasuke tersenyum kecil menanggapinya.

"Tapi aku bukan pa...".
“Apa masih ada meja kosong?”.

Naruto langsung memotong perkataan Sasuke, Sasuke langsung cemberut dan melihat sebal kearah Naruto yang terlihat masa bodo.

“Tenang saja bos, untuk bos akan kami siapkan mejanya. Silahkan duduk dulu”.
“Selesaikan dengan cepat”.
“Baik bos”.

Pelayan itu langsung undur diri saat Naruto dan Sasuke sudah duduk di kursi depan barista, sedangkan dari tadi Sasuke menatap tak percaya pada Naruto.

The First Looking You (Narufemsasu)Where stories live. Discover now