Part 33

102 13 0
                                    

"Huuh... kenapa omonganku tadi di potong si?!".
"Mang tadi mau ngomong apa?".
"Aku mau ngomong kalo kamu bukan pacar aku!".
"Kenyataanya?".
"Aku pacar ka..".

Naruto langsung tersenyum Sasuke menyadari apa yang akan ia bicarakan dan langsung memukul ringan lengan Naruto.

"Ikh... nyebelin banget si!".
"Hahaha... ya ampun".

Naruto langsung mencubit pipi Sasuke.

"Kamu manis banget kalo lagi ngambek gitu".
"Huh apaan si?! Sakit tau!".

Sasuke langsung memegangi kedua pipinya.

"Kalo mereka tau gimana? kamu kan udah janji gak ada yang tau hubungan kita".
"Jangan khawatir kalo mereka gak papa, mereka gak ada yang kenal sama Ino ataupun orang kampus".
"Kamu yakin?".
"Iya, jadi Sasu tenang aja".
"Hem... ya udah deh, tapi aku masih gak percaya kalo kamu bos disini?".
"Ya gitulah kenyataanya, oia jangan bilang ke siapa-siapa ya kalo aku bos disini".
"Emang kenapa?".
"Nggak papa, nanti bakal merepotkan kalo sampe ada yang tau".
"Kalo aku?".
"Sasuke pengecualian".
"Silahkan bos ikuti saya, mejanya sudah siap".
"Hm".

Naruto kembali menggandeng tangan Sasuke.

"Ayo".

Selama acara makan Naruto terus bertanya tentang kehidupan Sasuke, keluarganya, tentang kampusnya yang dulu dan kehidupanya sekarang selama hidup sendiri di apartment hingga masalah rencana kerjanya, sampai Sasuke harus dibuat kesal saat Naruto tertawa ketika tau jika sebelumya Sasuke tak pernah menjalin hubungan dengan laki-laki manapun.

"Jangan ketawa! Gak lucu tau".
"Hahaha... maaf, maaf aku gak percaya aja".

Naruto menghentikan tawanya lalu tersenyum tulus.

"Tapi aku bersyukur karna akulah yang menjadi pertama buat kamu, dan aku pastiin aku bakal jadiin kamu yang terakhir bagiku".

'deg' ntah kenapa jantung Sasuke berdetak dua kali lebih cepat.

'ya ampun.. aku kenapa?'. Batin Sasuke.

"Hahaha".

Sasuke tertawa garing.

"Ya ampun... jangan gombal gitu deh".
"Aku serius".
"Eh?".
"Aku bener-bener serius Sasuke".

Sasuke terdiam masih mencerna perkataan Naruto itu.

"Oia kalo kamu butuh kerjaan paruh waktu kamu bisa kerja disini".
"A.. apa? kerja disini?".

Naruto menganggukan kepalanya sambil menghabiskan orange jus miliknya.

"Gak ah, kejauhan kalo dari apartment lagian aku gak enak sama pekerja disini".
"Aku masih punya beberapa cabang café yang deket sama kampus atau apartment kamu".
"Gak Naruto makasih, aku gak mau ngerepotin kamu lagian aku mau nyari kerjaan dengan usahaku sendiri".

Naruto tersenyum sambil mengusap kepala Sasuke.

'ternyata kamu mandiri juga, aku jadi makin suka sama kamu'. Batin Naruto.

Sedangkan Sasuke hanya bisa terdiam.

'kenapa Naruto sering ngusap kepala aku ya? tapi.. kok aku gak ngerasa risih?'. batin Sasuke.

"Ya udah ayo pulang, aku udah kenyang nih".
"Oke".

Beberapa waktu kemudian akhirnya mereka sampai didepan gedung apartment, Sasuke langsung turun dari boncengan dan melepaskan helmnya.

"Jadi udah bisa ngelepasin helmnya?".
"Ngejek ya?!".

Sasuke memukul lengan Naruto dengan kencang, dan Sam langsung tertawa mendengarnya.

"Duh... udah dong jangan ketawa".
"Iya ya, oia besok masuk kelas jam berapa?".
"Jam sembilan".
"M... berarti sama".
"Maksudnya?".
"Besok aku jemput jam delapan".
"Jam delapan?".
"Iya, aku mau berangkat bareng".
"Tapi ntar...".
"Tenang aja, aku jamin gak bakalan ada yang tau, kalo gitu aku pulang ya masih ada kerjaan".
"Hem ya udah, oia ini helmnya".
"Gak usah buat Sasu aja".
"Buat aku?".
"Iya, kalo gitu aku pulang dulu".
"Em... ya hati-hati".

Malam harinya, sekitar jam dua belas malam Sasuke terbangun dari tidurnya dan langsung meminum air mineral yang ia letakan dimeja kecil samping ranjangnya.

"Duh... kok aku jadi gak bisa tidur si?! Kenapa aku keinget terus perkataanya Naruto waktu dicafe ya?".

Sasuke merebahkan badanya kembali sambil mencoba untuk tidur, pagi pun tiba saat Sasuke sedang sibuk masak terdengar bunyi bel dari depan.

"Duh siapa lagi pagi-pagi gini?".

Sasuke mengecilkan api dikompor lalu menaruh apronya di kursi memperlihatkan kaos berlengan panjang warna abu-abunya dan celana jins denim kemudian berjalan kearah pintu depan 'kclek'

"Naruto?".
"Pagi Sasu".
"Pagi juga, bukanya jam delapan?".
"Aku berubah fikiran, oia ini".

Naruto memberikan serangkaian bunga mawar merah pada Sasuke.

"Mawar? Buat apa?".
"Aku cuma mau nyenengin Sasu aja".

Sasuke menghirup bau harum mawar itu.

"Sasu gak suka mawarnya?".
"M.. gak juga si".

Sasuke tersenyum dan Naruto yang melihatnya ikut tersenyum.

"Makasih ya".
"Iya, ekhm aku gak diijinin masuk nih?".
"Oia, ayo masuk".

Sasuke melebarkan pintunya lalu Naruto mengikuti Sasuke kedalam rumah.

"Maaf ya apartment aku kecil".
"Gak papa".

Naruto melepas jaket hitamnya dan menyampirkanya di kursi.

"M.. bau harum apa ini?".
"Oia aku lupa!".

Sasuke langsung berlari kearah dapur tak menyadari Naruto yang mengokerinya dibelakang.

"Huf... untung aja nasi gorengnya gak gosong".
"Keliatanya enak".
"HUA...".

Sasuke langsung kaget saat mendengar suara Naruto yang begitu dekat denganya sampai membuat kecap yang ia pegang mengenai baju Naruto.

"Ya ampun maaf ya aku gak sengaja".

Sasuke langsung mengambil handuk kecil dan mengelap baju kaos yang Naruto pakai, sedangkan Naruto hanya memperhatikan Sasuke dari jarak yang dekat itu.

"Duh nodanya gak ilang juga".

Kemudian Sasuke menyudahi mengelap baju Naruto dan mendongak kearahnya.

"Maaf ya".
"Gak papa".

Naruto melepas kaosnya begitu saja dan Sasuke yang terkejut langsung menutupi wajahnya yang sudah memerah.

"HUA... kenapa dilepas bajunya?!".

The First Looking You (Narufemsasu)Where stories live. Discover now