Part 28

75 8 0
                                    

Setelah sampai di depan rumah Ino, Sasuke langsung memencet bell rumah itu, sudah lebih dari sepuluh kali ia memencet bell itu tapi tak kunjung ada respon.

"Kok sepi banget si".

Sasuke melihat seorang wanita setengah baya yang keluar dari rumah sebelah, inisiatif Sasuke langsung mendekati wanita itu.

"Maaf tante saya mau nanya".
"Iya dek?".
"Penghuni rumah ini kemana ya?".
"Owh.. kemarin pak Yamanaka pergi membawa putrinya ke rumah sakit".
"Rumah sakit?".
"Iya".
"Kalo boleh tau rumah sakit mana ya tante?".
"M... kalo tidak salah namanya Gawa Hospital".
"Terimakasih tante".
"Iya".

Setelah itu Sasuke langsung menyalakan HP nya mencari lokasi rumah sakit tersebut, lalu mulai melajukan motornya dengan bantuan arahan dari HP nya.
Beberapa waktu kemudian Sasuke sampai di tempat tujuan dan langsung menanyakan ruangan Ino ditempat pendaftaran pasien, saat ia sudah sampai diruangan V15 itu Sasuke langsung disambut oleh ibunya Ino yang terlihat berantakan, matanya terlihat bengkak Sasuke yakin jika ibunya Ino itu pasti menangis dalam waktu yang lama.

"Sasuke".
"Tante, bagaimana Ino?".
"Ayo masuk nak".

Saat memasuki ruangan itu Sasuke terkejut melihat Ino yang terbaring di ranjang dengan selang infus ditangan kananya, serta perban di pergelangan tanga kirinya.

"Ya ampun...".

Sasuke langsung mendekati Ino dan menggenggam tangannya, melihat tangan yang terlilit perban.

"Kenapa Ino bisa kayak gini tante?".
"Tante juga gak tau Sasuke, kemarin saat tante bangunin Ino udah pingsan dengan sayatan ditangan kirinya".
"Sayatan?".
"Iya, doker bilang itu bekas sayatan pisau. Untung kemarin Ino cepat dibawa ke rumah sakit kalo gak Ino bisa kehilangan banyak darah".
"Ya ampun... yang sabar ya tante".

Ibu Ino menganggukan kepalanya, air matanya mulai turun kembali.

"Ino, kenapa kamu bisa kayak gini".
"Sayang ayo kamu harus pulang dulu".

Tuan Yamanaka yang baru datang langsung menghampiri istrinya dan mencoba membujuk istrinya yang sedang menangis itu, lalu melihat penghuni lain di kamar inap tersebut.

"Eh ada Sasuke?".
"Om maaf ya aku baru jenguk Ino".
"Nggak papa, om tau kok kamu habis sibuk di acara jamboree kan?".
"Iya om".
"Ayo sayang kamu harus pulang dulu".
"Tapi Ino...".
"Ino biar saya aja yang jaga tante".
"Yang bener Sasuke?".
"Iya om".
"Tapi nanti kuliah kamu gimana?".
"Tenang aja om besok aku ada jam kuliahnya siang, jadi aku bisa nemenin Ino disini".
"Ya sudah malam ini tante Ino ya Sasuke".
"Iya tante, tante tenang aja aku pasti jagain Ino".
"Makasih ya Sasuke, tante janji besok bakal kesini pagi-pagi".
"Iya tente".
"Kalo gitu kita pulang dulu ya".
"Iya, hati-hati om tante".

Malam pun tiba, karna hari ini Sasuke mengenakan kaos yang di double dengan kemeja jadi ia lepas kemejanya dan hanya menggunakan kaosnya untuk tidur.

"Untung aja om milih kamar VIP buat Ino jadi malem ini aku gak harus tidur dilantai deh kayak biasanya orang jenguk".

Ruby merebahkan badanya di sofa dan mulai memejamkan matanya, kesokan harinya Sasuke bangun jam lima pagi dan langsung mandi di kamar mandi yang ada diruangan itu.
Saat matahari mulai meninggi Sasuke menyibak korden dan membuka jendela agar udara segar pagi dapat masuk keruangan itu. 'kclek' seorang suster masuk keruangan itu.

"Selamat pagi".
"Owh suster, selamat pagi juga suster. Mau ngecek keadaanya Ino?".
"Iya mba, saya cek dulu ya keadaanya mba Ino".
"Silahkan sus".

Sasuke memperhatikan suster muda itu yang sedang mengecek keadaanya Ino, setelah selesai Sasuke memberanikan diri bertanya.

"Gimana keadaanya Ino sus?".
"Walaupun saat ini mba Ino masih belum sadar, tapi keadaanya baik-baik aja kok saat ia sudah sadar nanti".
"Syukurlah, makasih ya sus".
"Sama-sama, kalo begitu saya permisi dulu".
"Iya terimakasih sus".
"Iya sama-sama".

Setelah suster itu pergi Sasuke mendekati Ino dan menaikan letak selimutnya sampai dagu.

"Ino kamu cepet sadar ya, om dan tante sangat ngawatirin kamu".

Tak terduga ada pergerakan dijari tangan Ino, Sasuke yang menyadarinya langsung menggenggam tangan Ino.

"Ino".
"Ng... nggak!".

Ino sepertinya bermimpi buruk.

"Jangan jangan tinggalin aku!".
"Ino!".

Sasuke memegang kedua bahunya dan Ino langsung membuka matanya yang berlinangan air mata.

"Syukurlah".

Sasuke langsung memeluk Ino dengan senyuman penuh syukur.

"Kamu akhirnya kamu sadar juga Ino".
"Sasu... Naru Sasu, Naru....".
"Naruto?".

Sasuke melepaskan pelukanya dan melihat Ino yang masih berlinangan air mata.

"Kenapa Naruto?".
"Naru mutusin aku Sasu, aku gak mau Sasu! Aku gak mau hidup tanpa dia!".

Tiba-tiba Ino langsung bediri dan meloncat dari jendela jika saja Sasuke sigap tak menaha lengan nya.

"Jangan Ino! Jangan ngelakuin ini!".
"Lepasin Sasu! Lepasin! Kalo aku gak bisa sama dia lagi buat apa aku hidup?!".
"Ino jangan! Apa kamu gak mikirin perasaan om dan tante?".

Seketika itu juga Ino yang awalnya terus berontak jadi terdiam, Sasuke langsung memanfaatkan moment itu untuk menarik tangan Ino membawanya menjauhi jendela dan memeluknya.

"Apa kamu gak mikirin gimana hancurnya perasaan om dan tante saat ngeliat kamu bunuh diri?".

Ino pun kembali menangis terisak sambil membenamkan kepalanya di bahu Sasuke.

"Ino kamu jangan pernah mikir buat ngakhirin hidup kamu".
"Tapi Sasu... Naru, aku gak bisa hidup tanpa dia".
"Kalo soal Naruto kamu tenang aja, aku bakal ngomong sama dia. Aku bakal buat dia balikan lagi sama kamu".

Ino terlihat menghela nafas lalu tertidur 'kclek' tuan Yamanaka dan istrinya yang baru saja datang langsung menghampiri mereka berdua dengan wajah panik.

The First Looking You (Narufemsasu)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora