01.27 AM

941 164 23
                                    

"Where is the easy things in this world?
Nothing.
There is noting that can be done without an effort. So work needs you."
- Keenandra Javier Arion-

🥀

Bianca's POV

‪Pertemuan gue dengan dia, bukan sesuatu yang unik. Bukan seperti drama apalagi sinetron indonesia. Ini lebih terkesan memalukan, gue yang saat itu bodoh—ah, sangat bodoh dipertemukan Tuhan dengan dia yang luar biasa. ‬

‪Begini,‬

Cliiitttt

Audi R hitam mengkilap itu berhenti tepat didepan gue. Nyaris ga ada jarak antara kita.

kenapa? Kenapa ga sampe kena?!

Saat itu gue pengen berteriak yang kencang didepan si calon penyelamat gue ini, gue pengen teriak "TABRAK GUE BODOH!"
Dan gue jamin, gue akan sangat berterima kasih dan berhutang budi pada orang ini.

Tapi yang gue dapet apa?

Dia malah berdiam di mobilnya yang tetap menyala.
Membiarkan gue berdiri disana, dan membalikkan keadaan.

Gue seperti si bodoh— si tolol, sakit jiwa.

Kedua kaki gue bahkan udah sangat engga mampu untuk jadi tumpuan berdiri, gue terduduk di jalanan sepi itu ditemani sorot terang lampu si pengendara audi ini.

30 menit gue dan si pemilik audi berdiam disana dengan keadaan yang masih sama. hingga akhirnya dia keluar dan menyeret gue masuk kedalam mobilnya.

Gue mengiyakan,
Tuhan masih baik ternyata, membiarkan gue hidup melalui orang ini.

Selama perjalanan, tak ada yang bersuara. Sunyi—hening. Bahkan raut wajah si pemilik audi ini terlihat begitu datar dan tenang.

Mobil berhenti, pada satu bangunan yang cukup tua, gelap, dan seperti bekas bangunan yang habis terbakar. Ah, kita bahkan udah sampai pada gedung paling atas tempat ini— mungkin kalau gue liat-liat ini bekas parkir rooftop.

Si pemilik audi ini turun, tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya dan mau tak mau gue sebagai "tamu" berinisiatif untuk keluar.

Dia menatap sekilas, kemudian tersenyum sinis. Lalu, tertawa begitu kencang dan menarik pergelangan tangan gue untuk mendekat —

Tunggu..

Ini dia ga mau dorong gue kan?

Kita berdua berdiri dipinggir. Asli, gue takut ngeliat kebawah, jaraknya ga main-main. Meskipun disisi lain gue merasa senang karena kalau misalkan gue jatuh ya pasti gue langsung mati.

"Mati kan yang lo mau?"

Gue tertegun mendengarnya. Yang bisa gue lakuin hanya menatap dalam kedua mata sendu si pemilik audi ini. Sorot matanya— sama kayak gue.

"Yaudah, ayo kita mati."

Kedua mata gue membulat, maksudnya ini apa?

"Ayo. Katanya mau mati."

Dia mengulang kalimat yang sama, membuat gue semakin bingung.

Ga!

Cowok ini engga boleh mati, orang sebaik si pemilik audi engga boleh mati!

The Lost FlowerWhere stories live. Discover now