Sudden Rain

2.4K 317 93
                                    

how about your pain?
Still the same? Or even more worst?
Just tell me if you want to keep the scars
-Arsakha Danendra.

🥀

"Kasus Proyek Jembatan macet, KPK panggil  CEO ARION GROUP"

.




.






.

"Terkuak penggelapan dana sebesar 180M, KPK Panggil CEO ARION GROUP"

.











.

"Tak pernah terlibat kasus, untuk pertama kali ARION GROUP berurusan dengan KPK."

Tak ada yang lebih mengejutkan paginya kali ini selain melihat headline berita dengan Javier Arion yang terpampang di beberapa stasiun TV dan koran yang tak sengaja di lihatnya.

Bahkan lelaki yang kini masih betah untuk berdiam diri di pelantaran indomaret simpang itu tergerak untuk membaca sebuah artikel tentang kasus penggelapan yang katanya di lakukan Javier.

Beberapa kali keningnya mengkerut. Banyak hal yang janggal dari isi berita itu.

Terlihat juga dari bagaimana si pembawa berita yang tampak begitu memojokkan Javier disana.

Meskipun dirinya tidak menyukai Javier karena satu dan lain hal— sebut saja karena Dania, tetapi semua ini begitu tidak adil dan ganjal.












Kini semuanya sudah terasa sedikit masuk akal bagi mari Akbar.

Segala keping ucapan Andra padanya, bagaimana lelaki itu terlalu memohon untuk selalu berada disamping Dania setiap waktu, bagaimana lelaki itu menjaga Dania dari jarak jauh.

Dan juga, ucapan Bianca tempo hari padanya membuat semuanya semakin jelas.

"Jauhi keluarga Danendra."

Tp saat itu Akbar tidak peduli hungga ketika suara Bianca menginterupsi,"kalau ada kata yang bisa menggambarkan mereka, mereka bahkan lebih dari seonggok iblis berkedok manusia, ancaman dan siksaan mereka ga pernah main-main, ga ada excuse buat siapapun yang mereka rasa sebagai hama, terbukti Mereka ga segan2 menghancurkan hidup Sabylla untuk membuat Andra menyerah, engga menutup kemungkinan target selanjutnya ibu kamu bukan untuk sekedar peringatan kamu harus menjauhi Dania dan Andra?"

"Ingat baik-baik, ketika lo sudah bersentuhan dengan keluarga mereka, pintu kehancuran lo sudah terbuka lebar."



Tring.

Lamunannya tersentak kala satu pesan masuk membuat detak jantungnya tidak karuan.

Ibu
Akbar, pulang.








Dengan sekuat tenaga lelaki itu berlari menuju rumahnya. Dan ketika tiba, apa yang ditakutkannya terjadi. Ada yang tidak beres terjadi saat dirinya meninggalkan sang ibu sendirian di rumah dan itu membuatnya menyesal.

Karena ketika pintu rumahnya dibuka, Akbar menemukan ibunya menangis di ruang tamu, dengan kedua tangannya terlihat menggenggam kertas, jika Akbar tidak salah itu adalah tiket pesawat beserta passport.

The Lost FlowerWhere stories live. Discover now