The Lost Flower

I Tried

Im never imagine how i pass my day without you beside me.
Every single thing is all about you,
And when the day has come
Can i strong enough?
-Javier Keenandra Arion-

🥀

Brak!!!!

Pintu itu dibuka dengan kasar.

"PERJANJIAN KITA TIDAK SEPERTI INI!"

Wajah memerah, rambut yang sedikit berantakan, serta dada yang naik turun karena nafasnya yang masih sengal-sengal ketika sampai ditempat ini tak menyurutkan emosi bianca kala mengetahui apa yang baru saja terjadi.

"Saya kedatangan tamu sepagi ini."

"BERHENTI BERBICARA OMONG KOSONG!"

Wanita tua dihadapan Bianca menyunggingkan senyum tipis, meskipun pandangannya tak sekalipun mengarah pada Bianca, dirinya sangat tau bahwa Bianca datang dengan segala amarah yang siap tumpah kapan saja.

"Oh hebat sekali ya kamu sudah berani berteriak di depan saya."

Jika biasanya Bianca akan menciut, tetapi tidak kali ini. Matanya semakin menajam menatap sang lawan bicaranya. Segala perasaan takut, ditekannya kuat-kuat, cukup harga dirinya yang diinjak, jangan Javier, atau yang lainnya.

"Bagaimana? Apa ini cukup untuk menjadi teguran buat sampah seperti kamu?"

"SAYA SUDAH MELAKUKAN SEMUANYA SESUAI DENGAN KEMAUA ANDA!"

Prok prok prok.

Tepukan tangan tepat ditelinganya membuat rahang Bianca semakin mengeras.

"Berani sekali kamu membahas perjanjian dengan saya disaat kamu yang berulang kali melanggar? Saya Mariana Danendra, Bianca."

"........"

"Saya MARIANA DANENDRA!"

"......"

"Saya sudah mencoba menjamin permintaan sampahmu itu, tapi apa yang saya dapat? Pengkhianatan?"

"......"

"Kamu pikir saya bodoh? Saya peringatkan sekali lagi Bianca. Jangan menjadi pembangkang! Tanpa saya, kamu hanya akan menjadi sampah di jalanan."

Setelahnya, wanita tua itu meninggalkan Bianca dengan tangan yang semakin mengeras. Wajahnya memerah menahan amarah yang luar biasa sudah mengepul di kepalanya.

"MARIANA, I'LL KILL YOU WITH MY HANDS!"

🥀

"Sudah sejauh mana progres kamu?"