"It's okay." that's what I want to tell you You're doing well, you'll do even better Don't worry anymore, I'll be here. -Bianca Alrescha-
🥀
"Selamat siang Bu, lama tidak berjumpa? Apa kabar?"
Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Seperti biasa, Bianca akan selalu memberikan senyum terbaiknya kepada siapapun yang akan ia hadapi. Meskipun didalam senyumnya itu penuh dengan misteri.
"Saya, baik."
Mendengarnya Bianca lagi-lagi tersenyum simpul.
"Silahkan duduk," ucapnya lagi.
Sedang sang tamu hanya bisa mengangguk kaku. Baginya berhadapan dengan Bianca tak kalah seramnya dengan bertemu suruhan keluarga Danendra.
Wanita yang sudah berusia lebih dari setengah aband itu masih mengenggam kedua tangannya erat dibawah meja, seolah yang dihadapannya saat ini lebih menyeramkan daripada malaikat pencabut nyawa.
"Saya tidak bisa lama."
Lagi,
Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Senyuman yang terpatri diwajah gadis itu seolah menguap entah kemana. Hanya tersisa tatapan elang nan tajam.
"Peringatan saya yang waktu itu sepertinya hanya angin lalu ya bagi Bu Yuna."
"........"
"Saya sudah peringatkan untuk menjauhi keluarga Danendra bukan?"
Pertanyaan itu, bukanlah sekedar pertanyaan ditelinga Yuna. Baginya mendengar kalimat tanya dari salah satu antek-antek Danendra adalah bahaya besar.
"Saya sudah tidak pernah berhubungan dengan mereka."
tidak ada yang lucu dari Jawaban itu, tapi entah kenapa yang sangat terdengar lucu ditelinga Bianca.
Gadis itu terkekeh singkat sebelum akhirnya kembali menanjamkan penglihatannya pada sang lawan bicara,"Akbar Rafardhan?"
