Feeling (part 1)

2.5K 346 32
                                    

I'll always place you inside of me
So I'll never forget our memories,
Don't forget me.
-Javier Keenandra Arion.

🥀

*Notes: dengerin sekalian pake lagu di mulmed biar makin berasa aw.

Arya yang baru saja menyelesaikan visit ke beberapa ruangan VIP dibuat terkejut kala melihat sesosok laki-laki tua tengah termenung di ruangannya.

Kemudian dirinya mendekat, mengulurkan tangan berniat untuk bersalaman.

"Oh Arya. Maaf saya ngelamun."

Arya tersenyum mengerti,"gak apa-apa om hehe. Udah dari tadi om? Maaf Arya lama."

Sang lawan bicara terkekeh singkat melihat respon canggung yang diberikan Arya padanya. Berselang kemudian, kekehan singkat tersebut menghilang. Berganti raut wajah sendu namun penuh ketakutan.

"Bagaimana kondisinya Arya?"

"Maaf Om.." bisik Arya. Lelaki itu tahu bahwa kedatangan seorang Arion Barata kemari bukanlah hanya untuk sekedar basa-basi. Arion Barata terlalu sibuk untuk melakukan hal sejenis itu. "Kondisi Javier semakin buruk.." tambahnya kemudian.

Disaat seperti ini, Arya biasanya akan terlihat lebih kuat dari wali pasien-pasiennya. Tapi ternyata, tidak untuk Javier.

"Seberapa buruk?"

Arya menarik nafas dalam sebelum kembali memberikan jawaban,"aku belum bisa memastikan. Karena hasil lab baru bisa keluar nanti sore."

Mendengar jawaban singkat dari Arya, tak membuat Arion langsung menanggapinya. Lelaki berusia 58 tahun itu menjatuhkan tatapannya kelantai.

Bahu yang tadinya berdiri tegak, kini tampak melemah.

Sedang Arya berusaha untuk tidak terjatuh bersama didalam jurang kesedihan.

"Bantu saya Arya. Berapapun akan saya bayar asalkan anak saya bisa kembali."

Arya mengangguk lemah.

"Anak saya sudah terlalu lemah untuk bertahan didalam kesakitannya, saya tidak bisa membiarkan dia lebih lama lagi. Saya— saya tidak bisa membiarkan Javier pergi menyusul ibunya."

Tak ada yang lebih menyakitkan dari sebuah permintaan dan permohonan. Terlebih ketika hal tersebut diucapkan oleh orang tua untuk keselamatan anaknya.

"Saya tidak bisa jika tidak ada Javier."

Semakin lama, suara Arion semakin lemah.

Arya hanya bisa menggigit bibirnya, menahan air mata yang mengantri untuk mengalir karena untuk pertama kalinya dalam hidup Arya melihat Arion Barata tidak punya semangat hidup.

"Kalau harta saya tidak cukup untuk membuat Javier kembali seperti sebelumnya, ambil hidup saya."













"Saya mohon, bantu Javier. Untuk saya."

🥀

The Lost FlowerWhere stories live. Discover now