D U A

39.5K 4.1K 268
                                    

Ia berjalan ke arah belakang, namun tangan nya sudah di tarik oleh Rasya karena melihat sesuatu pada tubuh Raffa.

"Apa ini?" Tanya Rasya dengan nada datar nya, tangan nya menyingkap sedikit lengan baju Raffa yang menutupi luka nya.

"Ahh Laffa kejepit pintu"

Jawaban bodoh macam apa itu? Kejepit pintu? Bagaimana mungkin? Luka nya saja ada di bawah siku nya.

Rasya hanya terdiam, ia memikirkan sesuatu. Namun, kedua tangan nya terkepal erat, entah mengapa ia tersulut emosi melihat luka yang ada pada lengan Raffa.

"Laffa" panggil Rasya pada Raffa yang masih berdiri di sampingnya.

"Ishh bukan Laffa tapi Laffa" ujar nya, bibir nya mengerucut kedepan.

"Kakak hadap sana dulu" ujar Raffa, Rasya menuruti nya hingga ia memunggungi Raffa.

Raffa mulai menulis nama nya pada punggung tegap milik Rasya, mulai dari huruf R-A-F-F-A.

Rasya merasakan setiap sentuhan Raffa, ia sudah paham. Raffa tidak bisa menyebut huruf 'R', Raffa cadel?

Rasya membalikkan tubuh nya menghadap Raffa yang kini sedang melihat ke arah nya, Raffa tersenyum manis membuat senyum nya tertular pada Rasya hingga Rasya membalas senyum Raffa tak kalah manis nya.

"Raffa" panggil Rasya, Raffa mengangguk antusias.

"Kakak, Laffa mau pulang" ujar Raffa, bisa gawat jika ia pulang terlambat tanpa membawa uang banyak.

Bocah di depan nya ini sangat menggemaskan, demi apapun ini kali pertama ia merasakan getaran aneh menyelinap ke relung hati nya.

Ia sangat suka mendengar panggilan 'kakak' dari bocah di depan nya ini.

"Raffa mau es cream?" Tanya Rasya dengan nada lembut nya, jarang sekali ia berbicara dengan nada lembut apalagi pada orang yang baru di kenal nya.

Ah jangan lupa, Rasya juga irit bicara. Namun kali ini berbeda, Bahkan ia yang sedari tadi mengajak Raffa berbicara.

Raffa menggeleng "Laffa udah telat kakak" ujar nya "ini udah sole, Laffa halus pulang"

Rasya sedikit kecewa dengan jawaban Raffa, namun ia harus segera membawa Raffa pulang. Benar memang, ini sudah sangat sore untuk bocah seperti Raffa berada di luar rumah.

* * *

"Kakak nanti belhenti di depan gang itu ya" ujar Raffa memberitahu Rasya, ia sudah berada di dalam mobil untuk pulang menuju rumah nya, Ralat rumah bibi nya.

Mobil berhenti, tepat di gang kecil yang di beritahu Raffa pada Rasya.

Rasya membukakan seatbelt pada Raffa karena sedari tadi Raffa terus mencoba membuka nya namun gagal.

Setelah seatbelt nya terbuka, Rasya dengan cepat mencium pipi kiri Raffa. Sedari tadi ia benar-benar ingin melakukannya, namun ia tahan. Sekarang ia sudah melakukan nya, rasa nya candu sekali hingga ia ingin mengecup nya lagi.

"Dadah kakak baik" ujar Raffa setelah Rasya membukakan nya pintu, bahkan Raffa lupa menanyakan nama pemuda yang ia panggil dengan panggilan 'kakak baik'.

Rasya tersenyum, tangan nya mengelus rambut milik Raffa.

Rasya terus melihat Raffa yang berjalan masuk ke dalam, hingga tubuh Raffa benar-benar tidak terlihat barulah ia kembali ke dalam mobil menuju apartemen nya.

"Raffa" gumam nya, ia terus memikirkan Raffa sepanjang perjalanan.

"Ah bocah itu"

"Mengapa dia sangat menggemaskan?"

ARRAFFA | Selesai |Where stories live. Discover now