D U A P U L U H T U J U H

19.5K 2K 230
                                    

Tepat pukul 23.59, seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di kamar Raina dan juga Pram. hanya menunggu beberapa detik saja untuk pergantian hari sekaligus pergantian tanggal, dan tepat tanggal 10 Agustus si bungsu akan berumur 14 tahun.

Raina, Raels dan juga Rere masing-masing memegang kue dengan motif yang berbeda. kue yang dipegang Raina bermotif Elsa dengan hiasan lilin warna-warni berjumlah 14, sedangkan kue yang dipegang Raels bermotif olav dengan lilin angka 14 diatasnya. berbeda dengan Rere yang memegang kue dengan hiasan wajah menggemaskan Raffa, namun tidak ada lilin diatas kue tersebut.

Rasya sedari tadi berusaha membangunkan Raffa dengan menjiwil hidung mungilnya, namun Raffa tidak terusik sedikit pun.

"Belum bangun?" tanya Rangga.

Rasya menggeleng pelan, "Malah makin nyenyak." ujarnya.

"Bilangin suruh tiup lilin, terus tidur lagi." sahut Raven, tangannya memegang balon dengan huruf A.

"Ya nggak bisa gitu dong!" balas Revan sewot.

"Bisa! acara utamanya kan, besok, bukan sekarang!" balas Raven tak kalah sewot.

"Bisa diem nggak?" desis Regan tajam, keduanya langsung menutup mulut rapat-rapat mendapat teguran dari Regan.

"Kalian semua nanti diem, biar Rere yang nyanyi." pinta Rere, semua mengangguk mengiyakan permintaan Rere.

"Bentar lagi nih, masih belum bangun. sya?" tanya Rico.

"Belum, nyanyi aja kak. nanti juga bangun," beritahu Rasya.

Rere yang mendengar ucapan Rasya langsung bersiap-siap untuk menyuarakan suara cemprengnya, ia mendekat ke arah kasur tempat Raffa berbaring.

"Happy birthday adek, happy birthday adek, happy birthday, happy birthday, happy birthday adek."

Tepat pukul 00.01, hari sudah berganti, tanggal sudah berubah dan Raffa sudah berumur 14 tahun. suara tepuk tangan terdengar ramai serta sorak sorai dari Revan, Raven, Rico dan juga Rio semakin membuat suasana di kamar itu menjadi semakin ramai.

Namun, si empu yang berulang tahun masih terlelap dengan damai. Rasya sudah menghujani kecupan ringan diwajah menggemaskan Raffa, bahkan tangannya mengguncang pelan tubuh mungil Raffa, namun tidak ada respon sedikit pun.

Raffa terusik karena merasa telinganya tertiup angin, kelopak matanya mengerjap dengan pelan. begitu matanya sudah terbuka, ia terkejut melihat Rasya yang ada disampingnya.

Rasya tersenyum melihat kedua mata Raffa yang sudah terbuka, "Selamat ulang tahun, kesayangan kakak." ucapnya, tidak lupa menciumi kedua pipi Raffa.

Raffa mengerjap lucu mendengar ucapan Rasya, tatapannya bergulir menatap satu persatu anggota keluarga yang berada di samping tempat tidur. netranya langsung terkunci begitu menatap Raina, Raels dan juga Rere yang masing-masing memegang kue.

"Happy birthday adek!"

Raffa langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh mungilnya begitu mendengar ucapan para abangnya, semua pasang mata saling memandang satu persatu karena merasa aneh dengan tingkah Raffa.

Namun, tubuh mungilnya yang bergetar dibalik selimut membuat semua orang mengerti.

"Kesayangan Daddy kenapa hm?" Pram mengambil tempat disebelah Rasya, tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh mungil putranya.

Raffa terisak begitu Pram menggendongnya ala koala, ia tidak bisa menyembunyikan rasa terharunya. berada ditengah-tengah mereka membuatnya harus siap mendapat kejutan yang tiada henti, kasih sayang yang tiada habisnya, juga rasa aman serta nyaman yang mereka berikan.

ARRAFFA | Selesai |Where stories live. Discover now