E M P A T

40.2K 3.8K 161
                                    


Mobil sport melaju dengan kecepatan normal di jalan yang sepi serta licin akibat hujan deras yang mengguyur bumi, di belakangnya terdapat tiga mobil Van yang mengikuti.

Rangga, pemuda yang baru mendarat di bandara Indonesia itu sangat menikmati setiap laju mobil yang ia tumpangi. Ken, sang tangan kanan yang mengambil alih kemudi mobil sport tersebut tidak ingin tergesa-gesa. Sebab ia tahu tuan muda nya sangat menikmati perjalanan malam, bahkan jika semakin malam ia semakin menikmati.

Rangga, seorang ceo muda di perusahaan yang ia dirikan sendiri, meskipun perusahaan keluarga nya tidak terhitung jumlahnya ia tetap mandiri membangun perusahaan nya hingga sukses sampai sekarang. Sifat nya yang kejam membuat semua orang tunduk pada nya, ia dingin juga irit bicara, ia sedikit hangat jika bersama keluarga nya.

Ia bukan ketua mafia atau sejenisnya hingga di kawal seperti itu, ia bahkan lebih kejam dari itu semua. Ia bahkan bisa membunuh dalam hitungan detik, Raja tanpa mahkota? Ya! Julukan yang tepat untuk nya.

Rangga, pemuda itu menoleh ke samping saat netra tajam nya seperti melihat anak kecil yang berjalan dengan tertatih di tengah deras nya hujan.

Rangga tetap memperhatikan nya meskipun sesaat lagi mobil nya akan melewati anak tersebut, netra tajam nya memicing ke arah anak tersebut. Seperti ada yang janggal pikir nya, begitu tubuh mungil anak tersebut terlihat hampir tumbang ia berteriak.

"STOP!!"

Mobil sport yang ia tumpangi seketika berhenti, begitu juga dengan tiga mobil yang ada di belakangnya.

Ketiga mobil di belakangnya serempak terbuka, mendekat ke arah mobil sport dengan payung hitam di tangan masing-masing.

Begitu pintu mobil sport terbuka, semua bodyguard berjejer ingin menjadi pelindung agar sang tuan muda tidak terkena deras nya air hujan.

Namun Rangga, pemuda yang ingin dilindungi berlari menerjang deras nya hujan. Para bodyguard yang melihatnya ikut berlarian mengikuti sang tuan muda, Ken yang melihat tuan muda nya berlari ke arah anak kecil tersebut segera mendekat.

Tepat ketika tubuh anak kecil tersebut akan tumbang, Rangga berhasil menangkap nya dengan tangan kekar milik nya.

"Bertahanlah..."

"Bertahanlah..." Rangga mengguncang tubuh mungil anak kecil tersebut, namun sia-sia kesadaran nya sudah direnggut.

Rangga menggendong nya dengan hati-hati, Ken yang ada di belakangnya segera melindungi tuan muda nya dengan payung meskipun terlambat, seluruh pakaiannya sudah basah kuyup.

Rangga memasuki mobil nya dengan sedikit kesusahan karena bocah yang ada di gendongan nya, hingga akhirnya ia bisa duduk dengan tenang di kursi penumpang.

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi setelah Rangga memerintahkan Ken agar mempercepat laju nya, ia begitu khawatir melihat bibir bocah yang ada di pangkuannya yang terlihat begitu pucat. Wajahnya bahkan tidak memiliki rona sama sekali, seperti tidak ada darah yang mengalir.

Ia akan membawa nya ke mansion tempat ia tinggal, jarak mansion nya dari tempat ia sekarang membutuhkan waktu dua jam. Sedangkan jarak rumah sakit memakan waktu empat jam, akhirnya ia memutuskan untuk membawa nya ke mansion.

"Cepat bodoh!" Sentak Rangga pada Ken yang sedang mengemudi.

Tangan kiri nya ia gunakan untuk menopang kepala bocah yang sedang ia pangku, sedangkan tangan kanan nya meraba saku jas nya mencari sesuatu.

"Setengah jam lagi! Jika tidak, peluru ini akan menghancurkan tubuh mu bodoh!" Peringat nya, tangan kanan nya kini mengarah kan revolver kesayangan nya ke arah kepala ken. Senjata khusus yang di desain hanya untuk nya, bahkan dengan sekali tarikan pelatuk bisa melayang kan lima nyawa sekaligus.

ARRAFFA | Selesai |Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz