D U A P U L U H D U A

18.8K 2.2K 504
                                    

"Hai bocah manis, apa kabar?"

Raffa langsung berdiri begitu mendengar suara seseorang, bahkan es cream yang di pegang nya langsung terjatuh begitu saja.

Tidak!

Ia harus segera menjauh dari sini, bahkan hanya mendengar suara nya saja ia sudah gemetar. Tanpa melihat wajah nya ia bisa mengenali nya melalui suara, tubuh mungil nya bergetar hebat.

Dengan perlahan kaki nya melangkah mundur, namun gerakan nya kalah cepat oleh pria paruh baya tersebut. Kerah seragam yang di kenakan nya di cekal dari belakang, air mata nya sudah luruh dengan deras nya.

Tubuh mungil nya terasa melayang begitu pria tersebut mengangkat nya ala karung beras, tangan mungil nya memukul-mukul punggung pria tersebut, namun tidak ada respon sama sekali.

"KAKAK TOLONG LAFF-- HMPPTTHH"
Kesadaran nya benar-benar terenggut ketika pria tersebut membekap mulutnya dengan sapu tangan.

Disisi lain, Rasya yang sudah kembali untuk mengambil dompetnya berjalan dengan langkah cepat nya. Namun ketika sampai di ambang pintu tatapan tajam nya melihat adik nya sudah di gendong sosok pria asing.

Tatapan nya semakin menajam melihat adik nya di bius dengan sapu tangan, Rasya berlari untuk sampai di sana. Namun telat, mobil pria tersebut sudah melaju dengan kecepatan penuh.

Tanpa membuang waktu lagi Rasya berlari ke arah mobil nya yang terparkir, tidak peduli dengan kresek belanjaan yang tergeletak di ambang pintu masuk supermarket.

Sial! Ia kehilangan jejak mobil pria tersebut, tangan nya meraba dashboard mobil untuk mencari ponsel nya.

Dengan cepat ia mendial no Pram aka Daddy-nya, sebelum panggilan tersambung Rasya lebih dulu menepikan mobil nya.

"Daddy, adik ku di culik." To the point Rasya begitu panggilan tersambung.

"Hm? Adik siapa?"

Rasa ingin memaki Daddy-nya habis-habisan saat mendengar sahutan Daddy-nya dari seberang sana, Oh ayolah, Rasya tidak berharap kebodohan Daddy-nya kambuh disaat seperti ini.

Pram yang sedang duduk di kursi kebesarannya kebingungan begitu putra nya mengatakan Adik nya di culik, kedua alis nya bertaut kebingungan.

Satu detik!

Dua detik!

Tiga detik!

Brak!!

Pram langsung membanting laptop yang ada hadapan nya, ia ingat adik yang di maksud putra nya adalah Raffa, putra bungsunya.

"Pulang, Rasya!!" Perintah Pram dengan emosi.

Rasya yang mendengar perintah sang Daddy langsung memutar arah untuk menuju mansion, begitu juga dengan Pram yang langsung bergegas keluar dari kantor untuk pulang ke mansion. Tidak lupa mengirim pesan Singkat kepada anggota keluarga yang lain untuk berkumpul di mansion secepatnya.

Rasya mengendarai mobil nya dengan kecepatan penuh, mengambil jalan bawah tanah yang langsung membuat nya sampai di halaman bagian belakang mansion. tentu saja jalan yang di lewati nya hanya untuk keluarga Miller saja, bahkan penjagaan nya pun sangat ketat.

ARRAFFA | Selesai |Where stories live. Discover now