S E P U L U H

39.1K 3.2K 758
                                    

Permainan belum usai namun Raffa sudah tertidur dalam gendongan Pram. Aby merenggut kesal karenanya. ingin membalas pun dia tidak berani karena Pram sudah mengingatkan agar tidak menggangu Raffa yang tertidur.

Akhirnya Aby, Sultan, dan juga pandu pulang dari sana. hari juga sudah sore membuat yang ketiganya harus segera pulang.

Pram membawa Raffa ke lantai dua, tempat kamarnya berada. pipi Raffa juga sudah dibersihkan dengan tisu basah oleh Raina.

Raffa sangat kelelahan bermain dari pagi hingga sore. hingga waktu tidur siangnya terlewatkan karena bermain.

Sudah empat jam lamanya Raffa tertidur, jam makan malam hampir tiba hingga membuat Rasya sekarang berada di kamar Pram dan Raina.

"Dek, bangun dulu yuk. makan dulu, nanti tidurnya disambung."

Hening, tidak ada sahutan. bahkan Raffa tidak merasa terusik sedikit pun.

"Dek!" Rasya mengguncang tubuh Raffa dengan pelan. namun tetap saja, tidak ada pergerakan dari Raffa.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka dari luar, Pram masuk ke dalam karena sudah cukup lama menunggu kedatangan Rasya di meja makan.

"Belum bangun?" tanya Pram.

Rasya hanya menggeser sedikit tubuhnya memperlihatkan Raffa yang masih terlelap.

"Baby," Panggil Pram lembut.

Rasya yang berada di sebelah Pram hampir saja tertawa. dia bahkan sudah mengguncang pelan tubuh Raffa namun tidak ada pergerakan sama sekali dan Pram membangunkannya dengan lembut seperti itu, bagaimana mungkin pikirnya.

"Eunghh.. Daddy?"

Rasya tersentak kaget mendengar lenguhan Raffa, bagaimana mungkin? padahal dia sudah memanggil, bahkan mengguncang tubuh Raffa. namun Raffa tidak melenguh, bahkan bergerak sedikitpun tidak.

Raffa yang melihat raut kaget Rasya tersenyum mengejek ke arahnya. anak itu sebenarnya sudah bangun tadi, hanya saja dia ingin sedikit mengerjai Rasya. Rasya yang melihat Raffa tersenyum mengejek ke arahnya membalas dengan tersenyum miring. dia akan memberi sedikit pelajaran pada adik manisnya.

"Daddy, Laffa masih ngantuk."

"Makan dulu, baby!"

Raffa menggeleng. "Laffa tidul aja!"

Rasya menarik hidung Raffa. "Makan dulu, dek. tidurnya dilanjut nanti."

"Daddy, hiks! hidung Laffa jadi kempes."

"Makanya makan dulu, dek, nanti kakak pompa hidungnya."

Rasya berlari keluar setelah mengatakan itu, dia tidak ingin mendengar aduan Raffa.

Pram menggeleng melihat tingkah Rasya. sebelum ada Raffa, Rasya tidak pernah bersikap kekanakan seperti itu.

"Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Daddy! kakak jahat! Laffa mau balas dendam!"

"Putra Daddy mau balas dendam, hm, bagaimana?"

"Laffa mau potong hidung kakak!"

ARRAFFA | Selesai |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang