D U A P U L U H E M P A T

18.7K 2.2K 341
                                    

Bugh!

"Katakan dengan jelas, Sialan!"

Pram langsung naik pitam melihat gelengan dokter Mac, bahkan pukulan keras mendarat dengan sempurna di wajah tegas nan berwibawa milik dokter Mac.

"Lepaskan dulu, tuan Pram yang terhormat."

Pram langsung melepas cengkraman nya pada kerah jas putih yang di kenakan dokter Mac, dada nya naik turun karena emosi, tidak jauh berbeda dengan anggota keluarga yang lain yang semakin dilanda rasa khawatir karena dokter Mac masih bungkam sejak tadi.

"Katakan, Mac!" Perintah Arnold dengan tegas.

"Putra mu baik-baik saja, tapi--

"Jangan katakan hal yang buruk, Mac!" Potong Pras cepat.

"Papa, diam dulu!!" Peringat Bara menatap kesal ke arah Pras.

"Putra mu kehilangan banyak darah."

"Ayo, ambil darah ku sebanyak yang di perlukan!" Sambar Pram dengan cepat.

Keadaan langsung menjadi hening, begitu juga dengan Pram yang berdiri mematung. Mereka baru menyadari bahwa mereka tidak Sedarah dengan Raffa, Si bungsu.

Dokter Mac menghela nafas lelah, tatapan nya menatap satu persatu anggota keluarga Miller yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Sangat di sayangkan, golongan darah putra mu cukup langka."

"Apa yang kau katakan, Mac!" Jawab Arnold dengan tatapan tajam nya menghunus kepada dokter Mac.

"Putra mu memiliki golongan darah O, dan dirumah sakit ini stok nya memang tidak ada."

"Brengsek! Akan ku hancuran rumah sakit milik mu ini!"

Dokter Mac terkekeh mendengar nya, namun tidak berlangsung lama karena perut nya langsung di tendang oleh Bara.

Bugh!

Dokter Mac terhuyung ke belakang dengan tidak elit nya, perut nya terasa nyeri mendapat tendangan Cristian Ronaldo dari Bara.

"Tidak perlu seperti itu, coba periksa di bank darah, kemungkinan kecil bisa mendapat darah dengan golongan O."

"Lacak seluruh bank darah yang ada di dalam maupun di luar negeri, secepatnya!" Perintah Arnold.

Rangga, Regan, Revan dan juga Raven dengan segera melakukan perintah Arnold. Tidak terlalu sulit untuk mereka melacak keseluruhan bank darah yang ada, hanya memerlukan ponsel saja.

Rasya mengeram frustasi, kedua mata sembab nya masih terus mengeluarkan liquid bening. Rere yang ada di samping nya pun sama, ia menangis, kadang tertawa. Persis seperti orang gila, ingatan nya berputar mengingat kebersamaan degan adik-nya yang membuat nya seperti itu.

"Bodoh!! Aku baru mengingat jika seseorang memiliki golongan darah O." Ucapan Pras membuat Arnold maupun Pram menatap nya dengan tajam.

"Dan, sekarang Papa hanya diam saja?!" Gertak Bara yang merasa gemas dengan tingkah laku Papa-nya.

"Bara, ingatkan ayah untuk menghukum Papa mu nanti."

"Ah ya, aku akan menghubungi nya sekarang."

Setelah mengatakan nya, Pras melangkah menjauh dari sana untuk menghubungi seseorang yang ia ketahui memiliki golongan darah O.

"Dimana putra ku?! Bagaimana keadaan putra ku?! Putra ku baik-baik saja, kan?! Katakan!!" Tanya Raina tidak sabaran, ia baru tiba di rumah sakit dengan Raels, Rico dan juga Rio.

ARRAFFA | Selesai |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang