E M P A T B E L A S

28.3K 2.6K 484
                                    

Tandai typo!

_________

"Eunghh, hoammm"

Netra nya memicing memperhatikan sekelilingnya yang terasa asing, kamar yang sangat luas hingga pintu kamar tidak terlihat dari tempat ia berbaring sekarang.

Raffa, bocah menggemaskan tersebut terus memperhatikan sekelilingnya, seingat nya sore tadi setelah mengerjai Abang beserta kakak nya ia tertidur dengan Bunda dan Mommy nya. Lalu mengapa setelah bangun ia merasa berada di kamar yang sangat asing menurut nya, Raffa langsung terduduk ketika pikiran nya melayang memikirkan apakah ia sedang di culik.

"Apa Laffa di culik?" Monolog nya sendiri, "pintu kamal nya dimana?"

Raffa bangkit dari kasur, kaki mungil nya melangkah mencari pintu keluar.

"Hah, ini kamal atau lapangan?" Kaget nya, dari kejauhan netra nya melihat pintu kamar yang sangat jauh dari tempat nya berdiri sekarang.

Kaki mungil nya terus melangkah mendekat ke arah pintu, namun tiba-tiba suara hantu terdengar entah dari mana. Raffa mematung di tempat, bulu kuduk nya merinding dengan keringat yang mulai mengalir.

semakin lama semakin jelas suara hantu terdengar oleh telinga nya, Raffa mengigil ketakutan. Ia terduduk dengan memeluk lutut nya sendiri, menyembunyikan wajah nya pada lipatan paha dan mulai terisak.

"Mo-mommy hiks..hiks..hiks.. Laffa takut..."

"Bunda di mana hiks..hiks..hiks.."

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak Raffa histeris ketika suara hantu semakin keras serta suara anjing menggonggong membuat nya terkejut.

"Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Daddy tolong Laffa hiks..hiks..hiks..hiks..hiks..kakak hiks..hiks..hiks.."

Raffa merasa tangan seseorang menyentuh bahu nya, tangan mungil nya meremas baju yang ia kenakan mencoba mengalihkan rasa takut nya. Dengan perlahan Raffa mencoba mengangkat kepalanya, melihat apakah itu manusia atau hantu. Demi apapun, kali ini Raffa sangat ketakutan sampai membuat nya menangis histeris. 

"Kakak hiks.. hiks..hiks.."

Raffa kembali menangis begitu melihat Rasya yang ada di hadapannya, kakak nya tidak sendiri, dibelakang nya ada 5R, Bara dan juga Rere.

Tubuh mungil Raffa menumbruk tubuh tegap milik Rasya, bibir mungil nya masih terus mengeluarkan isakan, begitu juga dengan netra nya yang terus mengeluarkan bulir-bulir air mata.

Mereka yang melihat adik nya ketakutan seperti itu menyesal telah menakuti nya, jika mereka tahu adik nya se-takut ini mereka tidak akan pernah melakukan nya.

Rasya menggendong Raffa yang masih terus menangis, tangan nya mengelus punggung Raffa dengan harapan agar adik nya tenang. Mulut nya terus menggumamkan kata 'maaf', 5R, Bara dan juga Rere yang berada di belakang Rasya merasa iba melihat kondisi adik nya yang seperti itu.

Rasya membawa Raffa turun ke lantai satu karena Raffa meminta bertemu Raina, tadi nya Rasya akan membawa Raffa ke kamar namun Raffa menolak nya.

"Mommy hiks..hiks..hiks.."

Raffa kembali menangis ketika sampai di ruang keluarga, disana hanya ada Raina dan juga Raels.

"Kenapa sayang?" Raina langsung bangkit dari duduk nya begitu mendengar isakan Raffa, begitu juga dengan Raels.

Raina mengambil alih Raffa dari gendongan Rasya, sedangkan Raels langsung meminta maid membawakan segelas susu untuk Raffa.

Raffa masih terisak dalam dekapan Raina, suara hantu yang ia dengar masih terngiang-ngiang di telinga nya.

ARRAFFA | Selesai |Where stories live. Discover now