D E L A P A N B E L A S

25.5K 2.4K 870
                                    

Jangan lupa bintang nya di grepe-grepe dulu☺️

_____

"kalian udah saling kenal?" Tanya Gilang.

Kini mereka semua sudah berada di ruang khusus pemilik mall, tadi nya Rasya akan membeli mall tersebut. Namun tidak di sangka-sangka nama Rere sudah menjadi pemilik yang sah, akhir nya ia menunjukkan kartu nama nya hingga mereka sekarang bisa berada di ruang khusus pemilik mall.

"Hu'um, Raffa temen SD Ata Abang. Iya kan, Raffa?" Netra Ata menatap ke arah Raffa yang ada di pangkuan Rasya, namun yang di tatap sudah nyenyak di alam mimpi.

Raffa tertidur!

"Tidur?" Pertanyaan bodoh Bara membuat Rasya menatap nya tajam, ia masih diliputi emosi sejak tadi.

"Di bawa ke kamar aja biar nyenyak" Ujar Biru, Rasya mengangguk. Ia bangkit untuk membawa Raffa ke dalam kamar yang ada di ruangan tersebut.

"Dek, nama bocah tadi Raffa, kan?" Tanya Dery.

"Iya Abang, Raffa." Jawab Ata.

"Cadel?" Tanya Elang, sedari tadi ia mendengar Raffa bercerita tidak bisa menyebut huruf 'R', juga ketika memangil Bara dengan sebutan 'Bala'.

"Iya Abang, Cadel, Ata mau tanya sama abang yang bawa Raffa tadi. Boleh gak, ya?"

"Tanya aja" Sahut Rasya yang berjalan ke arah sofa setelah tadi menidurkan adik nya.

"Abang ketemu sama Raffa dimana?" Tanya Ata.

"Supermarket" jawab Rasya, menatap ke arah Ata.

"Supermarket?" Sahut Biru dan juga Elang serempak.

"Di jual?" Tanya Gilang yang membuat Rasya langsung menatap nya tajam.

"Sorry" Ungkap Gilang membuat Dery mencubit lengan nya agar tidak kelepasan tertawa.

"Raffa ngapain disana?" Tanya Ata penasaran.

"Ngamen, maybe?" Jawab Rasya, Raffa sudah menceritakan tentang nya waktu itu.

Semua yang ada di sana terkejut mendengar nya, terlebih Bara yang semakin merasa bersalah.

Ata yang mendengarnya tidak kalah terkejut, ia berhambur memeluk Arsen yang sedari tadi memangku nya.

Arsen merasakan punggung adik nya bergetar hebat, tangan nya terangkat untuk mengusap nya pelan. Tangan nya kembali terangkat ketika melihat Gilang yang akan mengeluarkan suara, Gilang yang melihatnya langsung terdiam. Ia paham maksud Arsen yang menyuruhnya diam.

"Mau cerita hm?" Tanya Arsen pada Ata yang masih memeluk nya erat.

Ata menggeleng dalam dekapan Arsen, "Ata hiks..hiks..hiks.. be-belum siap Abang hiks..hiks.." Ata kembali menggeleng brutal.

"Udah dek" Tutur Arsen lembut, bibir nya tidak henti-hentinya mengucapkan kalimat penenang untuk adik nya.

Keheningan menyelimuti, tidak ada yang membuka suara selain tangisan Ata yang terdengar.

Rasya juga tidak mempermasalahkan jika bocah tersebut belum siap cerita tentang adiknya, ia tidak ingin adik nya mengingat masa lalu.

Ata yang masih terisak dalam dekapan Arsen pun masih enggan menghentikan tangisan nya, mengingat masa lalu Raffa membuatnya membuka luka lama yang membuat nya dengan Raffa pernah menyesal pernah lahir ke dunia.

* * *

"Kakak ihh, kok gak bangunin Laffa tadi. Kan Laffa gak bisa liat Ata pulang" Ujar Raffa kesal, kini ia sedang berada di mobil menuju ke mansion dengan Bara dan juga Rasya. Ia duduk di pangkuan Rasya yang ada di samping Bara, sedangkan Bara fokus menatap jalan karena memang ia yang mengemudi.

ARRAFFA | Selesai |Where stories live. Discover now