⚔️Chapter I : Nurani Yulia

125 30 10
                                    

Seorang laki-laki dewasa, berjalan tergesa-gesa menuju kantor sang putri mahkota. Dia merasa harus segera menemui beliau dikarenakan sebuah informasi yang akan menguntungkan dirinya. Tepat didepan pintu ruang kerja sang putri, dia mulai agak ragu. Informasi yang dia bawa memang sangat penting, tapi jika disampaikan info ini kepada yang mulia putri mahkota, maka, kemungkinannya ada dua: pertama dia akan mendapatkan upah dan pujian, kedua dia akan mendapatkan kematian.

Dia memberanikan diri untuk masuk. Dua penjaga itu mengumumkan kedatangan lelaki itu. Di dalam ruangan itu tidak hanya putri sendiri, namun Ada juga seorang kesatria berbadan besar yang tidak lain adalah pelayanan sekaligus pengawal sang putri. Lelaki kesatria itu bagai anjing yang sangat penurut, begitulah orang orang menyebutnya.

Saat berada di depan meja sang putri, lelaki pembawa informasi itu itu langsung bersujud. Memberikan hormat tiada Tara kepada majikannya itu.

"Putri saya Edward hans, abdi putri yang paling setia, menghadap pada sang putri"

"Iya Edward ada apa?" Jawab sang putri tidak peduli, dia bahkan membiarkan Edward tidak berdiri dari sujudnya.

"Saya memiliki sebuah informasi penting, apakah putri tau, bahwa yang mulia kaisar akan segera melepas mahkotanya dan segera turun tahta" katanya yang masih dalam posisi bersujud.

"APA KATAMU!!, yang mulia ada seorang penghianat di sini, izinkan saya menebas pria ini!" kata sang kesatria muntab, mendengar ucapan Edward. Sang putri mengangkat tangannya, memberikan isyarat perintah untuk tidak melakukan apa pun, si kesatria menarik pedangnya dan memasukan lagi ke dalam sarungnya.

"Dari mana kau tau informasi itu!?" Tanya sang putri dengan nada yang dingin.

"Saya mencuri dengar percakapan kaisar saat memijat kaki beliau di kamarnya, beliau berkata pada perdana menteri akan mempercepat kenaikan tahta tuan putri. Tapi hal itu dilakukan karena, perdana menteri seakan mendesak dan terlihat sedikit memaksa."

"Apakah informasi ini sudah menjadi gosip?" Kata putri mulai agak tertarik dengan informasi itu.

"Sudah yang mulia, sebelum saya kesini, saya mendengar langsung, rumor turun tahtanya kaisar sudah menyebar di kalangan pelayan, petugas istana"

"Sudah yang mulia, sebelum saya kesini, saya mendengar langsung, rumor turun tahtanya kaisar sudah menyebar di kalangan pelayan, petugas istana"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Putri Mahkota Yulia de Atapcia)

"Baiklah, kau boleh pergi!, ini untuk mu" sambil melempar satu kon emas yang tepat mengenai kepalanya. Edward memungut koin itu

"Terimakasih yang mulia"

"Oh iya jika kau pulang ke rumah mu, sampaikan salam ku pada bibi, aku merindukannya!"

" Baik yang mulia" Edward beranjak dari posisinya lalu pergi begitu saja

"Apa yang anda lakukan yang mulia?, dia sangat kurang ajar, mestinya dia dihukum mati sebagai penghianat" kata kesatria itu bertanya dengan nada yang dibuat sangat sopan.

Empress of AtapciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang