⚔️Chapter 19

24 10 0
                                    

Yulia duduk bersantai pada kursi satu-satunya di altar . Dua orang perempuan devotus sedang menempelkan dahi pada lantai altar menghadap Yulia sang kaisar Atapcia. Ini menjadi momen langkah selama 200 tahun. Ritual suci yang diadakan kekaisaran untuk menguji seberapa suci dan bersih hati kaisar, sehingga bisa naik dan setingkat dengan para dewa.

Sebagai devotus, kaisar terdahulu serta madam Lola yang memiliki banyak kekuasaan, mereka menjiwai peran mereka. Mereka tidak akan merasa terhina meski orang yang sedang mereka layani adalah putri mereka sendiri. Karna apa?, sudah sejak dulu, bagi siapapun, menjadi devotus adalah sebuah kehormatan. Apapun maksud sebenarnya dari ritual itu. Mereka tidak peduli, dogma inilah yang seluruh rakyat Atapcia junjung tinggi.

Disebelah depan kanan kursi yang diduduki Yulia terdapat meja kecil bundar diatasnya diletakan lonceng tangan terbuat dari emas. Orang orang yang berpartisipasi di luar altar juga sudah bersiap siap.

Nampaknya hujan tidak akan turun, ini persis yang diperkirakan Yulia. Dia sudah meminta ahli cuaca untuk memprediksi tidak akan ada hujan badai tiba tiba seperti yang tercatat di sejarah. Dugaan ahli cuaca itu tepat. Kini Yulia tak akan was was lagi. Tinggal memainkan perannya, dan seketika dia akan dianggap sebagai dewa di tanah Atapcia. Otoritas nya akan semakin kuat.

Yulia mengangkat lonceng itu lalu membunyikan perlahan dengan sangat elegan. Dengan kesunyian ini, semua orang yang ada di dalam maupun di luar altar akan mendengarnya. Jika demikian berarti ritualnya dimulai. Mula mula tiga Pelayan yang sudah siap dengan 1 cawan 2 teko terbuat dari lelehan berlian dan emas. Cawanya kosong sedang dua teko besar itu berisi air susu. Mereka berjalan sampai pada pintu masuk altar yakni jembatan penghubung yang menghubungkan altar dengan daratan. Altar memang berada di tengah danau.

Bunyi lonceng ini juga menandakan agar semua devotus mengangkat kepala mereka lalu memberikan jalan kepada petugas pembawa cawan dan teko. Tepat di depan pintu altar para pembawa teko dan cawan, berlutut lalu melanjutkan berjalan dengan lutut. Saat sampai di depan kaisar, mereka menata cawan itu di depan kaki kaisar. Dan meletakkan tekonya disebelahnya. Para petugas itu bersujud sebentar lalu undur diri dengan tidak memalingkan wajah mereka, mereka berjalan mundur dengan tetap menunduk sampai keluar altar tersebut.

Kaisar terdahulu dan madam Lola segera memenuhi tugasnya. Dimulailah ritual itu. Sangat sederhana sebenarnya. pertama Dituangkanlah dua teko itu masing masing, dengan perlahan, isi dari teko keluar melewati lubang kecilnya. Sebelum itu kaki kaisar sudah ditempatkan diatas cawan, lalu disiramkanya perlahan sehingga isinya membasuh kaki kaisar dan Memenuhi cawan itu. Setelah terisi penuh keduanya menyingkirkan tekonya ditaruh di pinggir Altar supaya tidak menggangu. Begitu lah gambarannya, namun di tengah-tengah ritual itu lah momen yang perlu diambil Yulia sebagai langkah diskusi atas Maslah akhir-akhir ini yang menimpanya.

"Ibu, madam, maaf kan aku yang menggunakan kalian sebagai devotus" ucap Yulia sembari mereka berdua menggosok dan membasuh kaki Yulia dengan air susu yang ada di teko.

"Sebuah kehormatan bagi kami" mereka berdua menjawab kompak, sebagai tetua di kekaisaran, madam Lola dan kaisar terdahulu paham betul dengan etika didepan kaisar. Meski notabenenya mereka adalah "orang tua", namun di saat begini mereka harus berperan menjadi pelayanan kaisar secara mutlak.

" Tidak bukan begitu, aku sungguh meminta maaf" kedua ibu ibu itu saling pandang memandang, tangan mereka masih menuangkan isi teko yang mengalirkan isinya membasuhi kaki kaisar.

"Anda tidak perlu merasa bersalah yang mulia" kata kaisar terdahulu menenangkan putrinya seolah khawatir dengan tindakannya, menjadikan ibunya sebagai devotus. Kaisar terdahulu tahu kalau putrinya memang seorang people pleasure, namun itu dulu sekali sebelum dia terpilih menjadi putri mahkota. Bahkan Kaisar terdahulu tau, sejak dirinya menjadi kaisar dan putri mahkotanya adalah Yulia, Yulia memiliki banyak kejengkelan kepada dirinya. Memang sudah bukan rahasia lagi, jika pemerintahan kaisar terdahulu terkesan agak kacau.

Empress of AtapciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang