⚔️Chapter 24

28 8 2
                                    

”ha ha ha, lucu sekali tindakan kaisar, meski dia seorang Dewi, tetap saja, aku yang akan menang" tawa wanita itu dalam sebuah kamar mewah, dia ditemani seorang lelaki yang berumur sama mudanya dengan dia, memakai topeng dan membawa sebuah teko, alih alih ketika sang wanita ingin minum lagi, dia akan menuangkannya.

Tangan wanita itu terjulur dengan gelas, dengan sigap lelaki itu menuang minuman beralkohol itu dengan anggun. Dia lelaki yang nampak tegas, membuat para wanita, jika melihatnya pasti terpesona, meski ya, wajahnya tertutup topeng.

"Benar nona, anda benar" kata lelaki itu, dari nadanya dia nampak ketakutan, bergetar ditenggorokan.

"Hahaha" dia tertawa lebih kencang, satu gelas tandas dari tangannya, dia mabuk, merancu.

" aku akan bebaskan penderitaan semuanya hahah, pujalah aku wahai orang orang, tanggu saja" rancunya.

Nona itu mabuk sedikit demi sedikit, meski dia sudah meneguk sekiranya 5 kali tuangaan. Si laki laki bertopeng itu, tidak berani menegur. Dia tau dia tidak berhak sama sekali dengan nona yang dia layani. Sebaliknya nona memiliki setiap inci dari laki laki itu.

"Hai 2 kau pasti akan melihat, revolusi dari ketertindasan yang berlangsung tidak ada habisnya ini, kau pasti suka, Ya kaisar rendahan itu pasti kalah." Rancu wanita itu semakin menjadi. Kini dia menggerayangi wajah bertopeng itu, menarik kerah bajunya, mendekatkan ke wajahnya.

" Hai tampan, kau tahu usulanmu membuat kaisar itu kalang kabut, kau tau, kau itu memang cerdas, kau tau informan yang aku percayai mengatakan bahwa, hahah, kaisar nampak lucu dan terlihat pecundang, dia memang tidak se-sempurna kelihatannya, ya meski entah kenapa arus politik kini berpihak kepada orang tidak berbakat seperti dia” rancu wanita itu semakin menjadi.

”anda terlalu berlebihan, nona pemimpin." Bunyi Nafasnya terdengar ke dalam telinga sang nona . Itu lah yang dilakukan nona yang mabuk, menarik wajah bertopeng itu persis di depan wajahnya. Mau tidak mau sang laki laki pertopeng harus bertatapan mata dengan majikannya. Wajah laki laki itu merah karna tersipu, sayangnya tidak terlihat di mata sang nona, namanya juga hanya seorang pelayan dan pengabdi, perasaannya bukanlah apa-apa selain terselenggaranya semua keinginan sang nona.

” dua, katakan, rencana apa lagi yang ingin kau sampaikan pada ku"

" Maaf pemimpin, tapi anda sedang mabuk, jika saya utarakan sekarang maka akan percuma, saya tau betul anda paling tidak suka melakukan hal yang percuma"

" Kau benar sayang, tapi apa kau lupa siapa aku, sampai sampai berani menggurui aku seperti itu, lihat ..." Wanita itu menekan dada si laki laki dengan telunjuknya " ini milik siapa ha?!"

"Jantung hamba milik sang pemimpin.." jawabnya tergugup.

" Lalu ini milik siapa" dia munjuk Kepala si laki laki.

"Juga milik anda nona pemimpin" dengan gugup dia menjawab, lalu terdengar tawa keras deng sedikit terbatuk-batuk karena mabuk yang berat. Si dua tau kalau sang pemimpin sedang tidak dalam kesadaran penuh, tapi kata-kata wanita itu adalah fakta.

" Sayang, katakan saja rencana mu, aku pasti ingat, kau tau kan , aku bisa membuat orang patuh kepada ku, bahkan mati untuk ku, tak sulit untuk aku menahan mabuk dan mengingat banyak hal" ucap sang wanita.

Sang laki laki mengerti dengan kode yang telah sang pemimpin lontarkan.

"Bagaimana jika, nona pemimpin . Mulai memperkenalkan diri di kalangan publik, reputasi nona pemimpin di luar perkumpulan Underground sangat strate-- ” sang nona menempel kan jari telunjuk ke mulut laki laki itu, memberi isyarat untuk diam.

"Aku menyesal, karena ketampanan mu, aku jadi membuka topeng yang aku punya kepada dirimu. Kau bahkan tau segala hal tentang ku, aku benar-benar menyayangimukan, iya kan benar kan" Sang nona semakin merancu tidak karuan.

" Tenaglah nona , tenaglah nona”, lelaki itu memeluk nona yang tiba-tiba bersikap seperti anak kecil. Di usia yang sangat muda, dia sudah bisa membuat orang lain tunduk kepada perintahnya, namun umur tidak berbohong. Meski nona selalu berbohong bahwa dia sangat angkuh dan berkuasa, dia juga punya sisi lembut dan ingin dilindungi serta dicintai.

Nona itu mendorong lelaki itu, membuat lepas dari pelukan yang sebenarnya begitu nyaman, nona merasa itu akan membuat dia semakin terlena. Dia harus menahan hasratnya untuk jadi lembut atau apalah itu yang membuat dia terlihat lemah.

"Berlutut lah kau, cepat!!" Perintah Sang nona dalam mabuknya. Sang laki laki langsung berlutut. Dia kesulitan menghadapi perubahan sikap majikannya itu.

"Nah sekarang aku lebih tenag, baiklah jika aku harus ke tahap berikutnya, maka aku akan melepas topeng kepada semua anggota terlebih dahulu. Yang jelas hanya aku saja yang kalian puja dan patuhi, dengan melihat wajahku kalian akan semakin patuh dan membantu ku melepas penderitaan masyarakat selam ini, kau mengerti!!" Perkataan wanita itu membuat laki laki bernama dengan nomer 2 itu menjadi bergetar ketakutan. Ini untuk ke sekian kalinya dia merasakan sensasi ini. Sensasi dari karisma sang pemimpin.

Wanita itu menarik kerah laki laki yang sedang berlutut itu dengan tiba tiba. Mendekatkan wajahnya ke wajah si wanita.  Wanita itu lekat lekat menatap, lalu melepaskan topeng yang si laki laki kenakan. Dan melemparkannya ke sembarang tempat.

"Kau memang tampan. Aku sampai heran kenapa dari dulu aku tidak mengizinkan mu melepas topeng mu saja, oh iya ya, kan aku yang perintah kan, mana mungkin aku menyuruh mu mati, kau tau kan aku tidak suka, siapa pun dari anggota ku ketahuan identitasnya" lelaki itu hanya tertunduk.

"Tatap wajahku sayang, apa kau tidak ingin melihat majikan mu yang cantik ini"

" Maaf pemimpin, tapi saya merasa lalu"

"Benar, wajahmu memerah, hahahah"

Hal yang janggal baru dia sadari, mabuk di wajah sang pemimpin telah hilang, seperti dia tidak meminum alkohol sama sekali.

"Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk si kaisar sialan itu" Kata nona bertanya menggoda.

" Setelah kejadian mengejutkan yang telah kita buat, sebaiknya kita menghasut para bangsawan, dengan anda tampil di publik sebagai tokoh, Maka mereka, bisa saja berada di dalam kendali nona pemimpin"

" Ya ya ya , banar juga, oh iya , apa kau masih bercita-cita menjadi kaisar?" Kata si wanita.

"Saya tidak lagi berkeinginan demikian, keinginan saya hanya untuk hidup nona pemimpin saja"

"Hah ha ha ha, benar kau adalah milik ku, meski dulu kau bertemu dengan ku, dengan niat untuk menjadi kaisar, tapi sekarang niat mu itu susut. Sungguh di sayangkan"

" Saya juga tidak berfikir panjang, mana mungkin lelaki bakal menjadi kaisar, sejak kaisar pertama, hanya putri kaisar saja yang berkesempatan menduduki tahta, itu sumpah yang dilontarkan kaisar Atapcia I yang agung"

"Ya ya ya , cukup kau memuji-muji wanita legendaris itu, aku sudah sering mendengar nya, dari aku masih kecil"

" Nah sekarang aku perintahkan kau untuk mengumpulkan semua orang, aku akan membuaka topeng ku di hadapan kalian, dan akan aku umumkan sebuah peraturan baru yang perlu kalian laksanakan!"

"Baik pemimpin akan saya laksanakan sekarang" jawabnya patuh.

🦋
Bersambung
Empress of Atapcia

Empress of AtapciaWhere stories live. Discover now