⚔️Chapter 9

37 17 1
                                    

Mantan kesatria putri mahkota. Entah apa jabatan yang dia emban sekarang. Kaisar baru belum bersuami dan mestinya belum memilik putri untuk dilindungi oleh sang kaka laki-laki kaisar. Kini dia sedang berkuda sendirian, melewati hutan-hutan lebat ke arah selatan, dan sampailah dia ke depan gapura.

Sehari lalu, sang pengeran mendapatkan perintah langsung dari sang adik. Setelah kejadian di kamar tamu raja anak-anak dari distrik selatan itu. Yulia memutuskan untuk mengutus kakaknya yang tak lain adalah kesatria yang sangat tangguh dan berpengalaman. Terlebih dia sangat setia selama ini. Karena jabatannya kini sedang vacum, disebabkan status putri sekarang adalah kaisar. Yulia memanfaatkan sumpah setia kakaknya yang ingin mengabdikan diri "kepadanya", bukan kepada dirinya yang sebagi "putri mahkota", itu sebabnya sang kaka langsung dapat menjalankan tugas ini, tanpa harus berbelit-belit membahas soala status jabatannya di kekaisaran.

Gapura distrik itu berdiri kokoh, dijaga oleh dua prajurit membawa sebilah tombak dan tameng. Mengetahui seseorang datang, dua prajurit itu langsung tau kalau yang datang adalah keluarga kekaisaran.

"Hormat kepada keluarga kekaisaran, pangeran Maksa de Atapcia" mereka menunjukan sikap hormat prajurit.

"Hei hei tak perlu seperti itu, aku bukan pangeran, kau sudah tau bukan, kalau aku telah menagalkan gelar ku itu, dan mengabdi pada yang mulia kaisar Yulia de Atapcia, aku hanya prajurit sama seperti kalian"

"Kami mengerti tapi, kami bingung harus bersikap seperti apa, kami hanya seorang prajurit bisa, sedang anda adalah kesatria kelas A, dan juga mengalir darah yang mulia kaisar terdahulu, kaisar Vaida de Atapcia"

"Mungkin kalian benar, tolong berkerjasama lah" sang kesatria menepuk nepuk pundak kedua penjaga itu

"Terus apa yang harus kami lakukan" tanya keduanya.

"Tidak tidak, aku hanya ingin berkunjung, bukankah orang luar distrik harus melapor dulu ke penjaga?"

"Iya benar, tapi maaf, apa anda akan mengunjungi kastil yang mulia Raja?" maksa tak menjawab langsung, dia berpikir apakah dia juga akan mengunjungi kastil atau tidak, dia bimbang, karena adiknya memberi mandat untuk menyamar, tapi apa, dia malah bercengkrama dengan dua prajurit penjaga, apa dia sudah kelewat gegabah.

"Tidak, aku sekarang sudah pensiun, sebelum yang mulia kaisar memiliki putri mahkota, maka ke kesatrian an ku juga tidak berguna, atau menuggu keputusan beliau,kali ini aku hanya ingin liburan" terang sang pangeran mencari alasan.

"Oh ternyata begitu, baiklah, anda bisa mencatat beberapa hal sebagi catatan kedatangan orang luar distrik, mohon anda berkenan ikut saya ke pos" salah satu dari mereka mengajak pangeran maksa menuju pos untuk menuliskan identitas.

Proses itu lancar, dia meninggalkan pos lalu masuk ke kota di distrik selatan, dia berjalan jalan nampak biasa bisa saja, tak ada yang aneh. Kehawatiran yulia saat memberikan misi ini tergambar jelas, misteri apa yang sebenarnya ada di distrik ini?. Dia merasa buntu. Katanya sang raja dari distrik ini mati dimakan dua ekor srigala di kamar tidur raja, astaga, apa itu benar? dan putranya yang masih kecil, diangkat menjadi raja Secara sah. Ini memang mencurigakan, tapi bila dipikirkan ulang, berapa pun usia sang raja, jika dia kompeten maka tak akan jadi masalah. Isi kepalanya berputar mencari berbagai jawaban atas masalah ini.

Maksa akhirnya berhenti di depan sebuah kedai, lalu memesan sebuah minuman. Sembari dia mengamati sekitar, mungkin saja dia mendapat informasi yang bilamana berbaur dengan orang sipil.

"Tuan ini minumannya" seorang pramusaji mengantarkan sebuah cangkir berisi angur berukuran besar.

"Wah terimakasih, aku tak menyangka minumannya akan datang secepat ini, padahal beberapa detik lalu aku mesan minuman ini loh"

Empress of AtapciaWhere stories live. Discover now