⚔️Chapter 21

21 8 0
                                    

Penunggang kuda berjalan Pelan tanpa suara, benar tanpa suara, entah teknologi apa, tapi tepakan sepatu kuda itu senyap. Tepat di depan gerbang yang tak ada penjagaannya itu, dilemparkan seseorang yang terikat kuat tanpa busana, dibuang tepat di depan gerbang, bug,- suara orang itu menahan sakit. Sekejap, Kuda itu menghilang menjauh dari rumah besar itu.

Hari masih pagi, langit masih sangat biru, mentari pun belum menampakkan batang hidungnya, mungkin orang orang masih lelap dalam tidurnya.

Lelaki itu terikat, dia hanya bisa merintih pelan, mulutnya Hanya bisa mengeram pelan, kekang yang menyumpal mulutnya membuat semakin luar biasa rasa sakit itu. Uh, kasihan sekali. Padahal lelaki itu adalah seorang perdana Mentri, dan rumah besar itu adalah kediamannya. Sungguh ironis sebagai orang kedua yang paling dihormati di rumah itu, penampilan perdana menteri sangat konyol.

Dia terus saja meronta, berusaha melepaskan diri, dari ikatan yang membelenggunya, tapi hasilnya sia-sia. Pada akhirnya, dia kelelahan dan pingsan. Saat matahari mulai muncul, seorang tukang bersih-bersih berteriak heboh, katanya "ada mayat di depan gerbang", membuat para kesatria yang menjaga kediaman itu berhamburan mengecek peristiwa itu. Dilihatnya bahwa tubuh yang tidak bergerak itu adalah perdana menteri, untungnya perdana menteri masih bernafas. Cepat cepat mereka mengambil kain untuk menutupi tubuhnya yang telanjang, dan melepaskan semua ikatan, dan membawanya ke dalam kamar.

Perdana menteri dibaringkan di dalam kamar tamu, sebab kamar utama masih tertutup dan kepala keluarga masih tertidur, tak ada satupun yang berani membangunkan majikan besar mereka. Segera kepala pelayan memangil dokter agar segera datang.

Meski begitu kegaduhan itu membuat nyonya besar merasa terganggu, dia pun keluar dari kamar utama dengan muka masam, saat hendak mengeluarkan emosinya yang meluap, para pelayan wanita segera bersujud dan memberitahu

"nyonya , tuan besar sudah ditemukan , beliau tergeletak pingsan di depan gerbang, sekarang beliau sedang ada di kamar tamu nomer 3". Mendengar pernyataan itu madam Lola yang sedang marah kini perasaannya dirasuki rasa gembira,

"apa benar sumiku sudah ditemukan?", dia tak mengindahkan para pelayan yang bersujud, cepat sekali dia berjalan sedikit berlari di lorong kediamanya, dia langsung masuk ke kamar itu. Didapatinya para kesatria yang berjaga dan suaminya yang tidak sadar sedang dibaringkan dikasur.

Para kesatria memberikan hormat kepada sang majikan. Madam Lola segera memberi isyarat pada salah seseorang untuk menaruh sebuah kursi di deka kasur, dan beliau pun duduk memandangi suaminya.

"Apa kau sudah memanggil dokter ke sini?" kata Nyonya besar pada salah seorang disitu.

"Sudah nyonya, kepala pelayan sendiri yang menjemput dokter itu" salah seorang menjawab dengan sangat sopan.

Madam Lola memandangi suaminya dengan iba, bisa-bisanya rencana kaisar itu, membuat suaminya kembali dengan utuh, meski terlihat tubuhnya kesakitan, tapi dia masih hidup. Dia harus berterimakasih, meski dia enggan melakukannya, tapi nurani baiknya mendesak agar berterimakasih kepada kaisar, diputuskan dia akan mengirimkan hadiah dan sebuah surat berisikan ucapan terimakasih.

"Saat menemukannya, bagaimana keadaannya?" Tanya sang nyonya kepada orang-orang disekitarnya, membuyarkan kesunyian.

"Anu...mohon maaf nyonya, tuan besar ditemukan terikat dalam keadaan telanjang bulat, salah satu pelayan menemukan beliau tergeletak di depan gerbang" jawab seorang dengan berhati-hati.

"Begitu rupanya, kenapa nasibmu begitu malang sayang" nyonya mengelus kepada perdana menteri yang botak, dia iba sekali dengan sosoknya yang pingsan.

Tak berselang lama, pintu kamar dibuka, dokter dan kepala pelayan masuk, mendapati sosok nyonya besar ada di diruangan itu, mereka berdua menunduk memberi salam. Madam Lola berdiri mempersilahkan dokter untuk memeriksa suaminya, setelah selesai dokter menyunggingkan senyum.

"Ampun madam, keadaan tuan perdana menteri baik baik saja, beliau hanya kelelahan, dan juga luka luka di badannya, cukup diberi salep maka beberapa waktu akan menghilang juga" lapor sang dokter kepada nyonya.

" Begitu rupanya, lalu, kapan suami ku akan sadarkan diri?"

" Mungkin sekitar 4 jam, saat beliau sadar tolong beri dia makan, supaya pemulihannya lekas terjadi"

" Baiklah dokter, terimakasih banyak, semua pembayaran akan diurus pelayan saya" ucap singkat madam Lola. Sang dokter meraih tangan kiri nyonya dan menciumnya, sebagai tanda hormat,  lalu pergi bersama kepala pelayan.

*****

4 jam berlalu, Ruang utama nampak lengan, madam Lola bersantai sambil menikmati wine yang ada ditangannya. Entah mengapa Lola berasumsi macam-macam, tapi itu hanya pikiran kalut, dia bisa mengatasinya. Bersantai seperti ini dapat membuat otak dan batinnya tenang.

" Nyonya, tuan besar sudah sadarkan diri" lapor seseorang pelayan,

"Ya udah kalau begitu, segera siapkan makan!, kalau dia sudah makan laporkan lagi"

Pelayan itu menuju dapur, mengintruksikan pelayan lain segera membawa makan ke kamar tamu ke 3. Saat masuk, terlihat perdana menteri duduk bersandar di kasur.

"Ampun tuan, kami membawakan makanan, perintah nyonya agar anda segera menikmatinya" pelayan itu membawa kan meja kecil yang berisi berbagai makanan dan ditaruh di atas kaki perdana menteri yang selonjoran.

" Apa nyonya tidak akan menemui ku?" Tanya perdana menteri sedang khawatir.

"Kami tidak tau tuan, kami hanya menerima perintah sebatas ini saja"

" Begitu rupanya, aku mengerti"

Perdana menteri menghabiskan makanannya dengan perlahan, setelah ini dia berencana untuk menemui istri tercintanya dan mengucapkan permintaan maaf karena telah tidak waspada sampai sampai di culik dengan memalukan. Beberapa saat kemudian Mada Lola masuk ke kamar yang ditempati perdana menteri, semua pelayan menunduk dan memberikan hormat mereka, tapi tiba-tiba ditengah makanan, perdana Mentri lompat dari kasur lalu tertunduk bersimpuh dihadapan istrinya.

"maafkan aku, maafkan aku" rintihnya sesenggukan. Mada Lola hanya tersenyum melihat reaksi suaminya, nampaknya dia sudah membaik, dia lalu membantu suaminya berdiri.

"Aku memaafkan mu, jadi kau tak perlu khawatir lagi, jadi jagan menangis seperti ini, kau tau, kau itu tuan besar ingat, malu kau dilihat para pelayan" ucap madam Lola menenangkan hati suaminya.

"Kalau begitu kembali ke tempat mu, lalu ceritakan dengan perlahan kepada ku!" Perintah halus madam Lola kepada suaminya, yang diperintah hanya menunduk saja dan patuh, dia kembali ke tempat tidur dan madam duduk di kursi sebelahnya.

" Sayang, sungguh aku meminta maaf" kata perdana menteri ragu dan takut

"Aku kan sudah bilang, aku tak suka mengulangi kata kata ku" jawabnya tegas, meski begitu, sorot mata wanita itu tetap penuh kasih, dan membuat perdana Mentri menjadi salah tingkah.

" Mereka menculiku saat lengah, pengawal yang menjaga ku, bertarung dengan orang asing, lalu aku tidak sadar kan diri, saat bangun aku malah sudah dikurung di bawah tanah, aku tidak tau koordinat nya dimanan, mereka sering sekali menutup mata ku dengan kain"

"Kau pasti kesusahan dengan tragedi inj, aku akan memberikan pengawal lain yang lebih hebat, supaya kau tak mengalami hal buruk lagi"

"Ah entahlah, saya tidak yakin, musuh kita terlihat kuat, saya mengetahui seseorang mungkin hal ini bisa memberikan petunjuk, salah satu dari mereka adalah Ray dia adik tingkat saya di akademi kemiliteran, dia juga berprestasi tapi saat menjabat sebagai serdadu, dia mengundurkan diri, tapi sayangnya dia mati didepan mata saya" madam Lola mengangguk mengerti, hanya saja lola tidak memiliki bayangan siapakah Ray itu.

" Lalu apa lagi?"

" Mereka adalah sekelompok orang, yang membenci kekaisaran dan termasuk kelompok kita, mereka dipimpin oleh seorang wanita karismatik, bahkan para pengikutnya rela mati demi wanita itu, mereka berbahaya"

Mendengar perkataan itu, madam Lola semakin mengerti, dan mulai sedikit demi sedikit menyiapkan rencana dikepalainya. Sungguh hal serius, dia akan mengesampingkan hasratnya untuk berkuasa di kekaisaran. Lola berpikir kalau lawannya kini terdengar sangat kuat dan dan rahasia. Dia harus mengandeng kaisar sebagai kekuatan tambahan, pasalnya kelompok berbahaya itu mungkin juga memusuhi kekaisaran ." Musuh dari musuhmu adalah temanmu "maka tidak ada salahnya dia bekerja sama dengan kaisar Yulia. Lola berpikir  harus memenangkan pertarungan ini.

🦋
Bersambung
Empress of Atapcia

Empress of AtapciaWhere stories live. Discover now