⚔️Chapter 3 : Nyonya Besar

52 20 1
                                    

Kereta kuda berhenti tepat di depan gerbang rumah yang sangat luas dan besar. Seorang nyonya bangsawan dengan anggun namun terlihat tergesa-gesa, turun lalu pergi menuju pintu kediaman agung itu. Para pelayan mulia berbaris menyambut majikan mereka.

"Selamat datang nyonya besar," sambut mereka menunduk hormat, yang dihormati tak memedulikan sapaan itu, dia tetap berjalan menuju pintu rumah, pintu itu dibuka oleh kedua penjaga yang berotot lagi membawa sebilah pedang.

"Selamat datang Nyonya Besar" membungkuklah kedua lelaki itu saat orang yang di pangil nyonya besar itu masuk ke ruang tamu. Dia langsung mendudukan dirinya di sebuah sofa. Dua orang pelayan wanita mendekati nyonya besar, menuggu sebuah perintah dari majikannya.

"Dimana tuan besar?" Kata nyona itu.

"Beliau ada di kantornya nyonya besar" salah satu pelayan itu takut takut menjawab soal yang dilontarkan majikannya. Bukan apa-apa, mereka tau bahwa di wajah majikannya, tersirat sebuah kekesalan yang akut. Mereka harus bersiap kena marah atau siksa sekalipun, meski mereka tidak sama sekali melakukan kecerobohan atau kesalahan. Itu biasa terjadi di rumah ini.

Nyona besar itu adalah madam lola, dan kediaman besar bak istana ini adalah kediaman keluarga zars. Nyonya memiliki kedudukan paling tinggi di kediamannya ini. Tak seorang pun berani atau kurang ajar kepada madam lola, termasuk para bibi dan paman madam lola sendiri yang notabenenya "menumpang" di kediamannya.

Saat ini saudara dari almarhum ayah madam lola, masih tinggal di kediaman itu beserta keluarga-keluarganya. Kediaman zars memang bak istana, meski tak sebesar istana kaisar, ya mungkin bisa menampung 14 keluarga didalamnya atau bahkan lebih.

 Kediaman zars memang bak istana, meski tak sebesar istana kaisar, ya mungkin bisa menampung 14 keluarga didalamnya atau bahkan lebih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Madam Lola)

"Kau, ambilkan aku wiski dan kau pangilkan tuan besar kemari, CEPAT!!" Perintah madam lola tegas dan terkesan beramarah. Kedua gadis pelayan berlari memenuhi perintah majikannya. Pelayan yang di perintahkan memanggil tuan besar berlari menaiki tangga. Saat berada di depan pintu kantor tuan besar, dia nampak ragu, sebab tadi, tuan besar berpesan agar tidak ada yang boleh menggangunya sama sekali. Si pelayan berkeringat dingin, Pada akhirnya dia memutuskan masuk ke kantor, membuka pintunya sampai lupa mengetuk dulu. Orang yang ada didalam ruangan kaget sedikit, karna pintu terbuka tiba-tiba.

"Kurang ajar apa kau sudah tidak waras!" Tuan besar yang kaget reflek mengambil vas bunga hias yang ada di depannya. Piarr. Vas itu melesat, yang di lempar panik, mulutnya keluh, tapi dia berusaha untuk berbicara.

"Ma.. ma.. Maaf kan sa..sa saya tuan, ta..tapi nyonya besar memangil anda" air mata itu tak lagi bisa terbendung dari si pelayan.

"Apa?" Sosok tuan besar itu syok dengan info yang diberikan pelayan itu, dia cepat cepat meninggalkan kantornya menuju ruang tamu, tanpa memedulikan pelayan yang hampir mati karna di lempar vas hias.

Tuan besar menuruni tangga, dia langsung menghampiri istrinya yang duduk dan menikmati wiski yang baru dituangkan oleh seorang gadis pelayan.

"Ada apa sayang, kenapa kau memanggilku, aku barusan dari kantor, apa ada sesuatu?" Saat mendengar cicitan suaminya, madam lola malah menatap tajam pada suaminya yang bernama Sir lamp, sangat khas dengan kepalanya yang botak.

Empress of AtapciaWhere stories live. Discover now