⚔️Chapter 16

20 10 0
                                    

Pagi betul, sekitar pukul 7, matahari mulai hangat. Seorang laki laki turun menuju ruang penyekapan yang dia sediakan untuk perdana menteri, yang dalam beberapa waktu harus tetap berada dalam tahannya. Dengan sekeranjang penuh roti dan buah-buahan, dia membuka pintu ruang itu yang membiaskan cahaya matahari pagi dari sela-sela ventilasi.

Melihat pintu terbuka, perdana Mentri hanya mengangkat kepalanya, dia malas melakukan apa pun. Saat hampir fajar dia sudah terbangun dari pingsannya. Lalu mendapati dirinya terpasung rantai yang menyebabkan dirinya tidak bisa ke mana mana. Waktu dia terbangun dia sadar kalau dirinya telah diculik, karena lapar, dia memakan makanan yang tersedia disekitarnya, hanya roti-rotian murah, tapi tidak apa. Roti roti tersebut mengingatkan masa mudanya, masa lalunya.

Dengan mendongak perdana menteri memperhatikan orang yang baru masuk. Lelaki itu mengenakan topeng. Dia tidak bisa melihat wajah hanya tatapan bola matanya saja yang terus dia perhatikan. Yang ditatap menatap balik seklias, lalu membawa barang bawaannya di sebelah perdana Mentri yang terlihat malas.

Lelaki itu tidak langsung pergi, dia malah bersandar di tembok, Persia di sebelah daun pintu. Dia rebahkan tubuhnya perlahan sehingga punggungnya menggesek tembok dan sempurna terduduk sambil selonjoran. Dia menatap Iba pada perdana Mentri yang malas itu. Dia ingin mengatakan sesuatu, atau jika boleh dia ingin ngobrol dengan perdana Mentri di sini, berdua saja. Tapi tugasnya tidak memperbolehkan untuk melakukan hal itu. Jika dia berbicara, dia khawatir perdana menteri mengetahui identitasnya.

”hai Ray, lama tidak berjumpa bukan" Perdana menteri angkat bicara duluan, tersungging sedikit senyuman di wajahnya.

Kaget, lelaki itu kaget. Dia benar benar ketahuan, wah gawat jika begitu. Apa yang harus dia lakukan.

"Sudah lama ya kita tidak bertemu, meski dulu, sepertinya kita tidak terlalu akrab, tapi aku tau kau seorang yang jujur lagi pemberani" oceh perdana menteri.

”sejak kapan kau mengetahuinya?" Tegas lelaki yang bernama Ray itu. Mengabaikan basa-basi yang dilontarkan perdana menteri.

"Kau itu memiliki mata yang cantik, jika kau bertemu wanita, mereka pasti salah fokus terhadap mata indah mu". Imbuhnya lagi. Sial bagaimana ini?, batin Ray yang masih bingung.

Ray ingat dulu, zaman masih sekolah di akademi kemiliteran. Dia dan perdana menteri hanya selisih dua tahun lebih tua. Karena kejeniusan Ray, pada tahun-tahun berikutnya dia malah sama tingkatan kelas dengan perdana Mentri yang dua tahun lebih tua.

Apa yang mau di kata sekarang?, biar bagaimanapun, kedoknya sudah terbongkar, topeng yang dia kenakan sudah tidak berfungsi lagi. Akhirnya dia memberanikan diri membuka topeng itu. Tak disangka ekspresi apa yang keluar pertama kali, "ekspresi iba", itulah yang terlukis. Entah apa yang dipikirkan Ray waktu itu, ekspresi itu membuat sang perdana menteri menjadi keki. Pasalnya kenapa dia harus se-iba itu  dengan sandera yang dia sendiri lah yang menculik dan memenjarakannya. 

"Aku tidak tau apa alasan dibalik penahanan ku ini, jika dipikir-pikir kau itu orang yang jujur, tidak seperti kami ataupun keluarga kekaisaran" oceh perdana menteri.

Ray hanya menatap dan mendengarkan ocehan orang tak berdaya itu sambil lalu. Tapi dipikir-pikir kembali Ray sendiri tak memiliki alasan lebih selain dia adalah bawahan sang pemimpin yang loyal. Dia tak berani mempertanyakan keputusan atau misi dari sang pemimpin. Pujian sang pemimpin menjadi sebuah berlian berharga di hati Ray yang paling dalam.

"Aku tidak tau, seperti halnya aku yang dulu, sekarang aku hanya seorang pion" Ray mulai angkat bicara, kini ekspresinya malah menjadi sendu, apa mungkin karna target dari orang yang dia culik adalah kenalannya, terlebih kedok dan topengnya sudah tidak berguna lagi.

"Jika kau adalah pion, siapa orang dibalik percaturan ini, apa kau mau memberitahuku?!, Sangat bodoh memang, seorang sandera berbincang santai kepada orang yang menyanderanya, tapi kau tau kan, masa lalu kita, mungkin lebih parah dari ini. Menjadi anggota militer membuat aku muak waktu itu, kalau bukan karna wanita itu, aku pasti suatu ketika akan mati di Medan pertempuran" ucap perdana menteri panjang lebar.

"Wanita itu, yang kau maksud adalah, yang mulia madam Lola bukan, kau beruntung bisa menikah dengan wanita hebat seperti dia, tapi kau malah dijadikan tidak lebih seperti boneka olehnya" jawaban Ray membuat perdana menteri naik pitam, tapi apa daya, dia tau posisinya, bisa-bisa bila dia mengumpat atau berkata kasar, Ray akan membunuhnya, terlebih sebuah pedang yang ada di pinggang pria itu.

"Aku peringatkan, kau jangan pernah menghina istriku, aku mencintai dia sepenuh hatiku, mau dia memperlakukan aku seperti apapun, aku tak masalah" hanya kata itu saja yang keluar dari mulut perdana menteri.

"Para wanita di negri ini sungguh mengerikan, kau tahu :  kaisar Yulia, madam Lola, kaisar terdahulu,  pemimpin kuil. benar, wanita itu memang mengerikan" Ray malahan mengoceh kesana kemari, dia malah abai atas atmosfer kemarahan dari perdana menteri.

"Wanita? Mungkin kau benar, apa kau juga pion dari seorang wanita?”tanya perdana Mentri, sembari mengorek informasi dengan begitu halus.

"Iya"

Perdana Mentri menjadi penasaran dengan jawaban singkat lawan bicaranya itu yang sekarang menyekap dia. Memang siapakah gerangan orang yang menjadikan orang jujur seperti Ray sampai mau melakukan pekerjaan kotor seperti penculikan.

Ray matan militer yang terkenal jujur, dia bahkan membuat surat pengunduran dengan bahasa lugas tanpa menjilat, kepada kaisar vaida. Saat itu perdana menteri baru saja diangkat ke kementerian berkat madam Lola. Dia tau fenomena itu. Kaisar waktu itu menyayangkan keputusan Ray, tapi dia tidak bisa pungkiri kalau Ray ingin melanjutkan hidup di luar kemiliteran bahkan dalam suratnya dia mengatakan

" saya sudah bekerja keras dengan jujur dan adil, maka seyogyanya kaisar mengabulkan permohonan saya sesegera mungkin, untuk balas jasa kepada saya yang jujur dan adil ini".  Tapi karena hasutan madam Lola, Ray akhirnya mendapatkan izin untuk keluar. lepaslah dia dari kemiliteran. Kata madam lola : jika Ray tidak jadi keluar dari kemiliteran, dia pasti akan menjadi momok yang menakutkan bagi para politikus di kekaisaran.

" Aku memiliki saran untuk mu" kata Ray

"Apa?"

" Lebih baik kau tinggalkan saja madam Lola ataupun kaisar Yulia, mereka bedua sama saja. Jika kau berada di sisi mereka kau hanya akan menjadi pion yang akan merusak tatanan dunia ini. Mereka itu bekerja untuk kepentingan masing-masing, aku tau banyak tentang mu, meski kita tidak akrab di masa lalu, setidaknya aku tau kau termasuk jajaran orang-orang berbakat, bahkan jika kau adalah kaisar aku pun tidak akan kaget, meski tak mungkin seorang laki laki menjadi kaisar "

" Keadilan?, Apa kau memberikan sebuah nasihat tentang keadilan?, Apa kau bekerja di sisi keadilan" tanya perdana menteri seaakan mengkritik kalimat tersebut

" Tentu saja, keadilan adalah hal yang paling aku percaya, dan dialah keadilan itu" Ray ngelantur, dia menatap jauh ke langit langit sambil membayangkan sososk keadilan di kepalanya yang tak lain adalah sang pemimpin, pemilik hidup Ray .

"Wanita, keadilan, pion”, perdana  menteri mulia menyusun satu persatu fakta bukti yang dia kumpulkan sedari tadi, dalam otaknya. Mungkin Ray yang polos tidak akan curiga, kalau sebenarnya perdana menteri sedang mengorek informasi darinya sedari tadi. Dan setelah berpikir agak keras, dia menemukan satu nama, apa jangan jangan "Lisa de Atapcia" dalang dari semua ini, tapi apa mungkin, Lisa sang putri kaisar vaida yang gagal menjadi putri mahkota. Perdana menteri belum bisa memastikan betul, tapi kemungkinan besar memang dia, tapi yang mengganjal apakah wanita itu juga memusuhi kaisar, terlebih adiknya sendiri. Itu bisa jadi, Lisa de Atapcia menyimpan dendam.

"Baiklah mungkin sampai di sini saja, jangan lupa kau makan itu agar tidak mati, meski aku tidak suka membunuh tapi jika terdesak, aku bakal membunuh mu jika itu diperlukan" Ray kembali menutup sel tahanan itu lalu keluar, nampaknya di luar matahari sudah tinggi, ternyata waktu berjalan begitu cepat dari biasanya.

🦋
Bersambung
Empress of Atapcia

Empress of AtapciaWhere stories live. Discover now