⚔️Chapter 20

21 9 0
                                    

Pengumuman gelar baru kaisar Yulia sudah diumumkan tepat setelah Ritual suci itu berakhir. Orang-orang bersorak-sorai dengan keselamatan yang diterima oleh kaisar. Rakyat memuji-muji nama kaisar ditepi-tepi jalan. Mereka membicarakannya. Katanya " kaisar adalah sesosok Dewi, Kaisar adalah sesosok Dewi, kini kita tidak perlu khawatir". Para penguasa wilayah dan raja-raja, serta para bangsawan kaya mengadakan pesta dimana-mana. Mereka berharap Dewi Yulia, sang Dewi Ratu agung semesta Atapcia akan menurunkan anugerahnya secara gaib dan mereka mendapatkan kebahagiaan tiada terkira.

Juga beredar sebuah maklumat kalau sang Dewi akan menurunkan siksa kepada orang yang telah mengusik kedamaian Atapcia, maklumat ini dibicarakan di tengah masyarakat, mereka mengait-ngaitkan maklumat tersebut dengan hilangnya perdana menteri. Sungguh hal seperti ini membuat pemimpin perkumpulan Underground menjadi ketar ketir.

Lain rakyat, lain musuh, perempuan karismatik pemimpin perkumpulan Underground, tergopoh mengadakan rapat di tempat biasa mereka bertemu bersama. Perempuan itu sudah duduk menunggu para bawahannya, tersirat di wajahnya sebuah kegelisahan. Memang tidak biasanya sang pemimpin menuggu seperti ini. Tentu saja, para bawahan lah yang berkumpul duluan, tapi dalam kondisi genting, tidak ada yang tau apa yang akan dilakukan sang pemimpin. Hanya beliaulah saja yang tahu.

Satu persatu para bawahan dari sang gadis memasuki pintu dan berlutut tepat di hadapan sang pemimpin. Mereka satu persatu datang, membawa kegelisahan masing-masing. Hingga 14 orang telah berlutut dengan formasi yang rapih, tinggal satu orang. Mereka bingung, dikarenakan tinggal salah satu anggota saja yang belum datang, yakni orang yang mendapat kode angka 7, kebanyakan dari mereka tau kalau 7 adalah bawahan yang selalu tepat waktu, tapi entah mengapa hari ini dia terlambat, kejadian tersebut adalah sebuah keanehan.

Tak berselang lama, orang yang mereka bingung kan, pada akhirnya datang, dia datang membawa seorang lagi, tak lain adalah perdana menteri, dari tampangnya dia terlihat tidak terawat beberapa hari ini, dia terikat dengan rantai di kaki, tangan serta lehernya.

Lelaki yang menyandang angka 7 sebagai panggilannya menarik perdana Mentri Dengan pelan, sampai di depan sang pemimpin dengan berlutut hormat.

"Kemarilah!" Sebuah titah keluar dari mulut sang pemimpin. Yang diperintah langsung mendekati kepada gadis itu. PLAKKKK, sebuah tamparan menghantam pipi lelaki itu, tidak terlalu sakit, apa lagi dengan tangan lembut sang pemimpin beradu muka dengan si nomer 7 yang kasar karena kerasnya kehidupan. Hanya saja tamparan itu melukai hati sang bawahan, dia tidak tau kenapa, setidaknya dia tau kalau dia sedang dalam posisi berbuat salah kepada sang pemimpin, dengan demikian dibenamkannya muka si nomer 7 ke arah lantai berlagak memohon permaafan atas kesalahan yang belum dia ketahui.

"Aku kan sudah bilang kalu aku menyayangimu, tapi kau malah berbuat bodoh, topeng mu jangan kau buka bodoh!!, Itu tanda kesetiaan mu bukan" gadis itu mengakhiri kalimatnya. Si nomer 7 pun sadar kesalahannya, sang pemimpin memang tau segalanya, bahwa dia telah membuka topeng di depan perdana Mentri tempo hari di ruang penyekapan.

"Ampun, maafkan saya" rintih si nomer 7 sembari berlutut dalam.

"Kemarikan rantai itu!" Titahnya kemudian. Si nomer 7 menyerahkan rantai yang terhubung dengan Perdana menteri yang tak berdaya. saat sudah dalam genggaman, gadis itu menarik dengan kuat, sehingga perdana Mentri tersungkur tepat di bawah kakinya. Dia menginjak kepala Perdana Mentri yang tidak berdaya

"Bangsat, cuih..." Perdana Mentri mengumpat, meski dia tidak berdaya tapi amarahnya meluap luap. "BUGH..." Suara tendangan terdengar. Sang pemimpin menendang tepat di pipi perdana menteri membuat bergemeretak.

"Aku membenci mu, aku membenci istrimu, aku membenci kaisar, aku membenci sistem yang ada ." Terdengar Meluap luap emosi dari gadis itu.

"Cuih, lalu apa yang akan kau lakukan hah uhuk uhuk" darah keluar bak dahak dari perdana menteri yang tersungkur. Tiba tiba suasananya menjadi mencekam, para bawahan mulai sadar kalau sang pemimpin mulai mengeluarkan kharismanya, iya karisma yang meluap-luap itu sangat dirasakan oleh para bawahan, mereka sudah sering merasa tertekan jika sang pemimpin tiba tiba mengeluarkannya, itulah mengapa mereka mau mengikuti sang pemimpin yakni karena terkagum dengan karisma yang dia miliki, meski dia masih sangat belia.

"Aku?, Kau tanya aku mau melakukan apa, tentu saja akan memperbaiki banyak hal, kau, kaisar dan istrimu, sudah membuat bumi ini menjadi tidak karuan, apa kau tak menyadari dosa-dosa mu?!" kata sang pemimpin menjawab pertanyaan perdana menteri yang sekarat, Karana tendangan tadi dia bahkan tidak bisa menjawab.

Seketika sang pemimpin menjelma sangat tenang. Tiba-tiba dia lain dari beberapa saat tadi, dia seolah berganti menjadi orang lain padahal yang terlihat adalah orang yang sama. Artikulasi dalam kata-kata yang keluar dari mulutnya, membuat tercengang semua orang yang sedang berlutut dihadapannya.

Selagi kesakitan, perdana Mentri mengamati sekitarnya. Dia punya firasat bahwa hari ini dia akan "keluar" dari perkara pelik ini. Dia harus awas, sehingga ketika dia kabur entah bagaimana caranya, dia akan tetap bisa melapor kepada istrinya nanti.

"Hai 7" kata nona pemimpin itu  memanggil, yang dipanggil mengangkat kepalanya, dia penasaran apa dia mendapatkan maaf dari sang pemimpin.

"Aku akan memberikan perintah terakhir, berkorban lah untuk ku, di depan kita semua, tusuk jantung mu dengan belati yang selalu kau bawa, sehingga semua tau akibat membantah perintah ku”

Semua bawahan menjadi gemetaran, mereka tau kalau si 7 adalah agen yang hebat di perkumpulan ini, tapi nasibnya akan berakhir sebentar lagi.

" Tapi, pemimpin apa engkau tak bisa memaafkan kesalahannya--" DORR--" Suara pistol menggema di ruang itu sosok yang bicara itu adalah salah satu dari bawahannya, dia ketakutan Karana merasakan angin dari peluru yang melesat persis dipinggir wajahnya.

"APA KALIAN LUPA KALAU NYAWA KALIAN ADALAH MILIK KU!" Ungkap gadis itu dengan nada yang keras. Mereka gemetaran, yang lebih gemetaran adalah sosok yang berani berbicara tadi. Dia takut kalau-kalau dia akan berakhir juga menyusul  si nomer 7 yang segera akan mengakhiri hidupnya.

"Aku akan memaafkan mu hei 9, tapi jika kau berani membuka topeng mu dihadapan orang lain saat bertugas, maka tak ada pilihan lain selain aku memintamu menyerahkan nyawa mu, kau paham?!"

"Saya mengerti pimpinanan" kata si nomer 9 ragu, dia tau dia lancang, dia gemetaran sekali melihat sosok pimpinan yang dengan suara tegas dan memberikan ancama kepada dia untuk pertama kalinya.

Pada akhirnya si nomer 7 mendekat kan diri dihadapan sang pemimpin lalu berlutut , dibukanya topeng yang dia banggakan selama ini, ditaruh dekat dengan kaki sang pemimpin, sebagai simbol pengabdiannya, dan topeng inilah juga alasan kematiannya, tapi dia tidak akan menyesali hidupnya, dia sudah bahagia sudah melaksanakan tugas-tugas yang mulia dari pemimpinnya yang sangat dia kagumi dan hormati.

Dalam kondisi berlutut, dikeluarkannya belati dari sarungnya, dan dalam sekejap dia menusukkan belati itu pada dadanya,  darah keluar dari mulutnya, dia tersenyum, pada saat terakhirnya dia melihat wajah sang pemimpin yang terus saja memperhatikan tanpa jeda, dia bersyukur, dia tau kalau memang semua bawahannya, dicintai sang pemimpin, termasuk saat terakhir kehidupannya, sang pemimpin masih memberikan tatapan kasih kepadanya selaku pengikutnya.

Ini gila, perdana Mentri tau siapa sosok si nomer 7 itu, dia rela mati hanya karena perintah dari seorang gadis?, Si Gadis  benar benar berbahaya, dia bahkan lebih berbahaya dari istrinya. Terlebih apakah dia akan mengorbankan semua orang yang berlutut ini untuk kepentingannya. Sungguh tidak masuk akal. Kalau di amati semua orang yang berlutut kepada gadis itu lebih dewasa ketimbang gadis itu, si perdana menteri sangat yakin, mereka semua adalah orang orang penting. Hanya karena terbalut topeng, perdana menteri tidak bisa menduga siap mereka.

"7 tugasmu sudah selesai, aku akan kenang engkau di dalam lubuk hati ku yang paling dalam" kata sang pemimpin sendu, air matanya juga menetes sedikit.

"Hai 9" Ucap pemimpin.

"Iya pemimpin saya siap menerima tugas" si 9 menjawab singkat.

"Kau kuburkan jenazah 7 secara rahasia besok kita akan berkumpul lagi disini untuk berkabung bersama, apa kalian mengerti!?"

"Kami mengerti pimpinan" jawab mereka kompak.

"Dan ya no 10, setelah ini kau bawa lelaki tak berguna ini, kembalikan ke kediamannya , ikat dia, lepas pakaiannya, dan taruh saja dia di depan gerbang kediamannya" kata sang pemimpin memberikan perintah.

" Namun pemimpin, akankah lelaki ini akan menceritakan kita semua kepada madam Lola nantinya?"

"Tentu, itulah tujuanku, kita akan memulai peperangan ini, kalian mengerti?"

🦋
Bersambung
Empress of Atapcia

Empress of AtapciaWhere stories live. Discover now