⚔️Chapter 22

24 8 3
                                    

Perjamuan akan dilakukan tepat pukul delapan pagi hari. Setelah kepulangan perdana menteri yang diculik, madam Lola mengirimkan beberapa hadiah kepada kaisar Yulia dan sebuah surat ucapan terimakasih. Hadiah yang diberikan orang itu benar benar membuat hati Yulia tertegun, pasalnya barang barang ini sangat langka, berasal dari negri negri jauh di luar kekasaran. Maka dengan bersyukur, Yulia memberikan undangan perjamuan minum teh sederhana bersma sepasang suami istri keluarga Zars.

"Dewi Yulia", kini orang-orang istana memanggil demikian. Mereka makin memuja Yulia. meski sangat risih dengan hal tersebut, di sisi lain dia juga senang.

" Dewi, tempat perjamuan sudah selesai disiapkan, masih ada setengah jam sebelum tamu yang Dewi undang datang" tutur seorang pelayan wanita dengan aksen yang dibuat sangat sopan karena takut.

"Begitu rupanya, aku sudah siap tapi aku tidak ingin kesana terlalu cepat, aku akan di sini dan menikmati kedamaian ini, saat waktunya tiba, beri tau aku!, aku akan ke sana" kata Yulia menjelaskan.

"Baik yang mulia Dewi" si pelayan beranjak pergi, meninggalkan majikannya dan berjaga di taman, mengawasi serta menuggu tamu dari kaisar tiba.

Yulia termenung di kamarnya, buku yang ada di meja di dekat kasurnya sudah bosan dia baca. Dia menatap jendela. Dia tidak sabar mendengarkan cerita perdana menterinya yang habis diculik. Mungkin dengan demikian, dia tau sebenarnya siapakah musuh yang sedang mengancam kekaisaran.

Sejak kejadian penculikan, diam-diam Yulia membuat sebuah tim mata-mata yang dia bentuk sendiri dan mengabdi pada Yulia, tanp berani berkhianat. Mata-mata Yulia sudah bekerja keras mengawasi ibu kota, menggali informasi ke seluruh penjuru, namun hanya sedikit saja info yang dia dapat dari mereka. Yulia pun sadar kalau lawan mereka juga sangat tangguh. Mereka pun pasti tau kalau pihak pemerintah selalu memiliki mata-mata, entah yang terstruktur atau pun rahasia.

Sejak ritual suci dilakukan, para mata mata itu mendapat sebuah informasi bahwa salah satu warga negara menghilang. dia juga mantan militer. Kata mata mata itu, seorang warga negara ini mencurigakan, meski dia hanya pedagang, tapi kiprah di masa lalu sangat gemilang. Setelah pelaporan itu, perdana menteri dikabarkan telah kembali ke kediamannya.

"Yang mulia saat ini sudah setengah jam berlalu, tamu yang anda nantikan juga tiba tepat waktu" ujar seorang pelayan dari balik pintu.

"Buka pintunya!" Dua orang penjaga membuka pintu kamar kaisar, dia beranjak dari duduk lalu mengikuti pelayanan tadi dari belakang. Taman yang sudah disiapkan. Mereka berdua, madam dan suami, sudah duduk di kursi melingkar itu, melihat sang kaisar datang, mereka berdua berdiri memberikan hormat sekedarnya.

"Kalian boleh duduk" ujar Yulia sopan.

" Terimakasih yang mulia" dibarengi mereka yang duduk degan sopan, Yulia juga duduk di kursi yang lebih besar diantara keduanya, ini disengaja karna ingin menunjukkan kepada para pelayan yang ada di sana kalau Yulia sudah bukan manusia biasa lagi, dia adalah Dewi, siapa pun di negri ini berada di bawah Yulia.

"Salam yang mulia, dan hamba mohon maaf karna merepotkan yang mulia dengan menjamu kami seperti ini" kata sang suami, Kepada junjungannya.

"Kenapa kau malah meminta maaf, aku yang kecolongan sehingga satu peliharaan ku diculik dengan mudahnya, paman", deg, perkatan kaisar membuat dada perdana menteri menjadi terkaget. Apa katanya? " paman" dia memangil Perdana Mentri dengan sebutan paman, meski itu hanya omongan sambil lalu, membuat wajah perdana menteri menjadi memerah.

"Kau ternyata tersipu malau dengan perkataan yang mulia Dewi, maafkan saya yang mulia Dewi, Karana tidak mendidik suami saya dalam hal menyimpan perasaan nya" dua wanita itu menjadi terkikih tertawa ringan.

"Anda tidak perlu begitu madam, dia sangat kompeten, itu bukti kalau bawahan ku satu ini kau didik dengan baik"

"Ah benarkah yang mulia, sayang, apa kau sangat kompeten?" kata madam Lola bercanda menggoda.

"Tentu saja istriku, aku adalah orang kompeten" tangapnya jumawa, wajah perdana yang tua dan botak menjadi lucu jika dilihat, betapa senangnya dia ketika dipuji dihadapan dua wanita ini.

Lalu, muka kaisar menjadi serius, "kita di sini tidak sedang tamasya" kata kaisar tajam pada mereka berdua.

"Baik yang mulia Dewi, pertama-tama kita dengarkan dulu kesaksian dari korban penculikan itu  sendiri, bukan begitu suamiku" madam lola melirik suaminya.

"Baik, yang mulia saya akan menjelaskannya, saya diculik oleh sekelompok orang yang misterius, saat saya diculik mereka memakai topeng, pemimpin mereka seorang perempuan muda, mungkin hampir mirip dengan usia yang mulia saat ini, tapi auranya sangat mencekam, para pengikut wanita itu rela mati demi sang wanita, dan ya, salah satu dari mereka saya mengenalnya, saat itu dia membuka topengnya, dia bernama Ray, mungkin yang mulia masih ingat, anak yang berbakat di kemiliteran, yang lompat tingkat, dan setelah menjabat di kemiliteran dia malah pensiun muda" papar perdana Mentri, dengan jelas dan singkat.

Madam Lola menerka siapakah perempuan itu, dari keterangan suaminya,  sampai sekarang Madan lola belum memiliki gambaran sedikit pun.

"Tapi cepat atau lambaat mereka bakal menampakkan trainingya kepada kekaisaran, Itu yang saya tebak, pasalnya saat saya dihinakan diantara mereka dalam keadaan terikat, sang pemimpin mereka, murka , dia kesal karena yang mulia kaisar telah menjadi sosok Dewi"

"Saya juga tidak menyangka kalau ritual yang kita lakukan akan berdampak besar, hingga suami saya tercinta bisa kembali, sekali lagi terimakasih yang mulia Dewi" tundukan kepala sederhana dari Lola.

"Kita harus bersiap siap, mungkin mereka akan menyiapkan kekuatan untuk pemberontakan, bukan begitu perdana menteri?" Kata Yulia memperingatkan.

"Tentu yang mulia, hamba dan istri saya akan berpihak kepada kekuatan anda" puja perdana menteri tunduk.

"Iya aku tau, kalian pun akan rugi jika tetap melawan ku, apa lagi seperti sekarang, kalian mungkin akan kesulitan karena melawan sosok Dewi" seringai Yulia memperingatkan posisi mereka. Madam Lola hanya menunduk dengan senyum, bukan senyum perlawanan tapi senyum ketundukan, dia berterimakasih banyak kepada sosok Yulia, apa pun ancamannya, itu dipikirkan nanti, setelah Krisis ini selesai.

"Apa hanya itu informasi yang bisa kau berikan kepada ku? " Tanya Yulia menggali lebih dalam.

"Eh, i iya yang mulia maaf kan saya" sembah perdana Mentri gugup.

"Kau tak perlu meminta maaf" jawab Yulia singkat.

"Benar sayang, kau tak perlu meminta maaf, kau selamat adalah anugerah dari Dewi, maka sepatutnya kita berterimakasih bukan terus terusan meminta maaf" entah kenapa Yulia merasa tersanjung, Seolah madam Lola telah mengakui kehebatan Yulia sebagai kaisar. Dia bukan lagi dianggap sebagai kaisar Boneka bodoh.

Pertemuan itu selesai, Yulia kembali ke istana tapi dia tidak beristirahat, dia malah menuju hall singgasana. Dia ingin duduk duduk sendiri di sana menikmati kekuasaannya. Dia telah merasa benar benar menjadi Kaisar. Di dudukan tubuh ramping itu di singgasana agung satu-satunya. karna yulia ingin sendiri, tak ada satu orang pun di sana selain dia. Hanya kesunyian saja menemani. Waktunya berpikir. Kedepannya akan semakin sulit.

🦋
Bersambung
Empress of Atapcia

Empress of AtapciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang