⚔️Chapter 13

30 12 0
                                    

Seluruh menteri sudah berkumpul di ruang singgasana, mereka menunggu kedatangan kaisar yang sedari tadi belum juga datang, beberapa dari mereka berpikir bahwa pertemuan minggu ini bakal dibatalkan, Tapi tak ada satupun yang berani keluar ruangan sebelum mendapatkan info lebih lanjut.

Sejak insiden para penyamun tempo lalu. Kaisar Yulia de Atapcia semakin bersinar otoritasnya. Dengan demikian Yulia menjadi tidak segan menghukum para pejabat istana dan negara yang melakukan pelanggaran dengan hukuman yang terasa berat tapi sangat adil. Berbeda sekali dengan sikap kaisar terdahulu yang kini bersemayam di istana ibu suri.

Waktu lalu, didapati seorang pejabat di tingkat desa melakukan pemalsuan anggaran yang di serahkan kepada menteri keuangan, naasnya sang mentri tidak teliti dalam melihat laporan itu. Kaisar yang menerima laporan, mengetahui ada yang kurang dari anggaran belanja dengan laporan yang tertulis di kertas. kaisar memerintahkan menteri pengawasan untuk mengklarifikasi secara rahasia, dengan demikian mentri dan pegawai desa itu dipanggil menghadap yang mulia kaisar. Mereka mengaku bersalah, sang pegawai mengaku kalau dia telah berbuat korupsi, sang mentri mengaku salah karena tidak teliti dalam menangani anak buahnya. Keduanya diberikan hukuman cambuk sebanyak 100 kali.

Padahal sang mentari kesalahannya hanya "tidak teliti”, tapi kenapa hukumannya sama, tapi pada sudut pandang kaisar, hukuman itu kurang untuk sang mentari, tapi karena kebaikan hati kaisar, dia hanya mendapatkan hukuman sama besar dengan hukuman bawahannya.

Para menteri semakin gaduh, beberapa bertanya kepada perdana menteri, tentang kapan gerangan yang mulia kaisar akan menemui mereka. Perdana menteri menjadi jengkel dengan pertanyaan itu. Kini kondisinya sudah berbeda, kaisar tidak sejinak kaisar terdahulu. Perdana menteri bahkan tidak tau seluk-beluk dari kaisar yang sekarang, Yulia adalah musuh politik yang tangguh.

Setelah menunggu sekian lama, dari arah pintu samping, keluar seorang wanita pelayan, dia mendekati singgasana kaisar, para hadirin terbengong dengan kelakuan pelayan itu, dari seragam yang dia kenakan, dia hanya pelayan rendahan.

”wahai para hadirin, dengarkan saya” kata pelayan itu berteriak, para hadirin masih saja terbelalak tidak percaya, seorang pelayan wanita berteriak kencang dihadapan para pejabat tinggi kekaisaran.

”saya membawa titah yang mulia kaisar Yulia De Atapcia" dia mengeluarkan sebuah surat gulung dari kantongnya, lalu membuka surat gulungan itu. Tampak dari sisi lain surat gulungan itu , sebuah lambang kekaisaran. Para pejabat tinggi mulia paham, mereka serentak berlutut di hadapan wanita pelayan itu.

Wanita itu berusaha mengendalikan dirinya, dia tidak mau menodai karisma kaisar dengan bergetar saat membacakan isi surat dari sang kaisar itu.

”biar saya bacakan sekarang” kata wanita itu kencang.

"wahai para pembesar kekaisaran, terimakasih telah hadir dalam majelis ku, tapi untuk hari ini aku merasa tidak enak badan, aku ingin beristirahat sejenak dari kesibukanku yang melelahkan, oleh karenanya pelaporan akan dilakukan pada pertemuan berikutnya, sekian. Tertanda Yulia De Atapcia kaisar Atapcia” perempuan itu menyudahi kalimat yang tegas dan terdengar berwibawa itu. Lalu dia membungkuk menghormat pada para pejabat yang sedang berlutut lalu pergi lewat pintu samping.

Pelayan itu nampak lega. Sebelum ini.  Di saat lalu, di kamar kaisar, saat pelayan itu membangunkan Yulia. Pelayan itu ragu untuk memasuki kamar majikannya, hanya saja dia harus melakukannya. Tadi malam memang sang kaisar sendiri yang memerintahkan dia untuk membangunkan saat pagi tiba. Saat berada di dalam kamar , dia ragu mengoyang tubuh kaisar yang terlelap sangat cantik.

”huwaa, ternyata dirimu, aku sangat malas hari ini, tapi aku tidak ingin mengecewakan bawahanku, tolong kau ambilkan kertas gulungan dan pena” Kaisar menulis sesuatu. Pelayan itu hanya bisa menunggu.

”berdirilah di sebelah singgasana, umumkan isi surat ini seperti seorang orator, kau mengerti!" pelayan itu menerimanya, dia bergetar, tapi sejak dulu kaisar tau potensi pelayannya itu yang sebenarnya luar biasa, bisa saja menjadi seorang orator, namun karna dia hanya seorang pelayan, bakat itu terkubur dan terlupakan.

Para menteri sudah meniggalkan aula singgasana. Mereka berbisik, bertanya-tanya, apakah kaisar sedang sakit?. Padahal, Aslinya kaisar hanya merasa malas saja untuk sejenak. Tapi mereka akan mengasumsikan bahwa kaisar sakit dan tidak lebih, menjadi kaisar di usia se-muda itu bukan tugas mudah.

Perdana menteri berjalan sendirian, di lingkungan istana sepagi ini benar-benar indah, dia sedikit bersyukur dengan pencapaiannya selama ini. Berkat istrinya, dia bisa mencapai kedudukan saat ini. Darinyalah dia mendapat semua ini. Maka dari itu rasa cintanya sangat besar terhadap madam Lola.

Kereta kuda sudah menunggu sang perdana menteri. Seorang pelayan membuka pintu kereta, perdana menteri masuk dan siap pulang ke kediamannya yang besar. Habis ini dia berencana menyelesaikan tugas kenegaraan yang dia tinggal di kediaman, setelah itu mendiskusikan rencana berikutnya bersama sang istri.

Kereta berjalan standar, saat menemui jalan yang jauh dari perumahan,  Hanya pemandangan pepohonan yang tergambar di sisi kanan dan kiri. Pagi yang menyenangkan, tapi tiba-tiba di dalam kereta terjadi goncangan, kusir yang ada di depan, terpental, meski begitu dia tidak mati. Perdana menteri membuka jendela kereta memastikan apa yang sebenarnya terjadi, dilihatnya kereta berjalan tanpa kusir, pengawal yang bertengger di belakang kereta, sedang beradu tonjok bersama seorang lelaki bertubuh lumayan besar.

Perdana menteri menjadi sedikit panik, tapi dia percaya pada sang pengawal yang jago berkelahi. Dia Coba tenang, kereta tetap berjalan, kuda itu bergerak seolah dia masih dikendalikan seorang kusir. Perdana Mentri tidak mungkin membantu dalam perkelahian itu. Kini mereka melompat sambil bertarung, dua orang tadi beradu pukul di atas kereta dengan gerakan yang bagus.

"Sialan kau, sebenarnya siapa kau ini?"  Kesatria pengawal itu berteriak, sembari meluncurkan satu pukulan. Ditangkisnya pukulan itu dengan mengunakan siku, dua tenaga berbenturan, mereka sama sama terpelanting, dan sama sama hampir jatuh dari atap kereta. Keduanya berpegang supaya tidak terlempar dari kereta yang ditarik kuda tanpa kusir.

Melihat sang musuh bergelantungan di dekat jendela, perdana menteri dengan sigap, bersiap lalu menendang keluar jendela, tendangannya tepat mengenai perut musuh, tapi sayang tendangan yang lemah itu tidak menggoyahkan sama sekali. Ini kesempatan bagi lelaki misterius untuk menarik beban ke sebelah kanan, si lelaki misterius melompat, sepersekian detik kereta itu terguling ke sisi kanannya, berputar membuat kuda di depan ikut tertarik karena guncang itu, meringkuk tertimpa badan kereta.

Perdana menteri pingsan di dalam kereta,

"Akhirnya...”, lelaki misterius itu berkata pelan. Dia bangkit lalu mendekati kereta yang celaka itu lalu memastikan, lalu Lelaki misterius itu mendekati pengawal yang tadi mendarat dengan tak terkendali, terlebih terkaget sehingga dia terguling ke tanah beberapa kali hingga akhirnya tertahan oleh sebuah pohon.

”Ini bayaran mu” lelaki itu melempar sekantung uang kepada si kesatria yang luka-luka karna guncang itu.

”harusnya kau tak memukulku dengan tenaga seperti itu”

"Aku tak pandai berpura-pura, aku hanya ingin uangnya”

Lelaki itu tak menghiraukan si pengawal yang ternyata hanya seorang penghianat Dari pihak perdana menteri. Lelaki misterius itu mengeluarkan perdana Mentri dari kereta yang celaka, perdana menteri tak sadarkan diri. Lelaki misterius menggendong tubuh perdana menteri lalu sedikit memeriksa apakah targetnya masih hidup atau tidak.

”untung dia masih hidup, jika tidak aku akan pulang tanpa bisa mengangkat kepala lagi” cicitnya kepada sang kesatria, dia pun berjalan menuju hutan sambil menggendong tubuh tak berdaya itu di pundaknya seperti membawa sekarung gandum.

🦋
Bersambung
Empress of Atapcia

Empress of AtapciaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora