Another POV.
Jeffry membawa tubuh lemah Tata menuju ruang kesehatan. Benar dugaannya kalau Tata sedang tidak baik-baik saja, Jeff dapat melihat dari wajahnya yang pucat. Astaga apa dia terlalu kasar pada anak itu? Jika iya maka Jeff akan benar-benar menyesali perbuatannya.
Jeffry memandang lekat wajah Tata. Dia di buat kagum karena wanita ini sangat cantik. Wajah yang kecil, bibir pink alami, hidung mancung, dan lagi Jeff sangat suka melihat manik mata bulat Tata yang seperti boba. Itu sungguh mengagumkan, Jeff bahkan tak menduga bahwa kali ini dia langsung bisa menyukai seseorang sejak pandangan pertama.
Selama Jeff menikmati pemandangan di depannya, dia di buat sadar saat Tata perlahan membuka matanya. Wanita itu meringis memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. Jeff dengan segera bangkit membantu Tata duduk.
"Kamu kalo masih pusing lebih baik tidur, jangan di paksain duduk" Ujar Jeff.
"Pak Jeff? Ngapain bapak disini?" Tanya Tata sedikit melirik Jeff. Pria itu lantas kembali duduk sambil menggenggam sebelah tangan Tata.
"Kamu pingsan, dan saya ngga mungkin tinggalin kamu sendirian"
Mendengar itu justru membuat Tata berdecak malas. Dia pikir kenapa Jeff mau sih merepotkan diri untuk membantunya? Padahal secara jelas Tata tidak butuh bantuan dari dia.
"Mending bapak keluar deh, biarin saya sendirian. Lagian bapak bukannya ngajar malah diem disini, mau makan gaji buta ya?" Delik Tata. Namun bukannya tersingggung Jeff malah tersenyum tipis mengecup tangan Tata yang masih dalam genggamannya.
"Terserah kamu mau bilang apa, intinya saya ngga bakal tinggalin kamu"
Tata segera menarik paksa tangannya kemudian menatap sengit Jeff.
"Nih pak, saya kasih tau ya.. perempuan di kampus ini tuh banyak! Dari yang perawan sampe yang janda, dari yang tua sampe yang muda semua ada disini! Bapak bisa pilih yang mana aja asal jangan saya pak!"
"Percuma kamu suruh saya pilih di antara mereka, orang saya cuma mau kamu kok"
Tangan Tata mengepal di depan wajah Jeff, dia merengut sebal sampai-sampai kepalanya kembali pening akibat terlalu kesal dengan keras kepalanya seorang Jeffry.
"Tuhkan! Makannya kamu tuh jangan marah-marah terus, masih muda kok emosian"
"Gimana saya ngga mau marah-marah kalo bapak sering banget bikin saya kesel! Pergi kek sana! Cari perempuan lain yang mau di ganggu sama bapak!" Tata berteriak cukup kencang di depan Jeff, sungguh perlakuan Tata ini benar-benar buruk. Tapi entah kenapa Jeff semakin menyukainya.
Tata terlihat lebih menggoda dan menantang menurut pria itu.
"Kamu bisa ngga sehari aja ngga marah-marah sama saya?!"
"Bapak juga bisa ngga sih sehari aja jangan tongolin mukanya di depan saya?!"
Tata dan Jeff saling menatap sengit. Mereka sama-sama tak menyukai tindakan seperti ini hingga Jeff berdiri menajamkan matanya ke arah Tata.
"Kamu bisa sopan sedikit ngga sih?! Dimana etika kamu sebagai seorang perempuan, hah?!" Bentak Jeff membuat Tata terkejut dan seketika anak itu pun terdiam.
"--Saya udah berusaha baik sama kamu tapi begini balesannya?! Bener-bener bukan perempuan berpendidikan!"
Jeff terlihat lebih menyeramkan kali ini, dia sudah tak bisa lagi menahan emosi karena Tata seolah-olah selalu menyepelekan dirinya. Benar kata Jeff, dia sudah berusaha baik menahan segala makian yang keluar dari mulut Tata saat wanita itu tengah merasa kesal. Namun kali ini Jeff rasa perlakuan Tata sudah melewati batas hingga spontan pria itu membentak Tata abis-abisan.
"Kalo lagi di ajak ngomong itu liat mukanya!!" Jeff mencengkram lalu mengangkat dagu Tata agar dia menatap ke arahnya. Tapi Jeff sedikit tertegun saat melihat betapa merahnya wajah Tata dengan mata sedikit berair.
"Ta.. sa-saya--" Jeff menjeda ucapannya. Dia merasa sepertinya ucapan tadi menyakiti hati Tata, sekarang justru malah dia yang merasa bersalah karena membuat Tata menangis. Tapi tak lama mata dia membulat melihat darah keluar dari hidung anak itu.
"Astaga Tata!!" Jeff memekik, dengan sigap dia menahan tubuh Tata saat dirinya kembali pingsan. Dan kali ini Jeff merasa suhu tubuh Tata sangat panas.
* * *
Jeffry harap-harap cemas menunggu Tata di depan ruang pemeriksaan. Begitu Tata tak sadarkan diri dengan segera Jeff membawa Tata ke rumah sakit. Masa bodoh dia meninggalkan kelas mengajarnya, Tata lebih penting. Lalu sekarang pria itu tengah mengutuk dirinya karena membuat Tata seperti ini.
"Bodoh, Jeff! Kamu emang bodoh!" Gumamnya sambil meremat rambut.
Tak berapa lama ruangan itu terbuka, Jeff berdiri langsung menghampiri dokter.
"Dok, gimana keadaannya?" Tanya Jeff penuh khawatir.
"Pasien baik-baik saja, dia hanya kelelahan dan kurang istirahat. Sekarang pasien sudah bisa di tengok, saya permisi"
Agaknya Jeff bernafas lega mendengar kondisi Tata, segera dia menghampiri wanita itu dalam ruangannya. Hal yang pertama menjadi pemandangan Jeff saat membuka pintu adalah Tata yang terbaring lemah. Jeff mendekat, duduk di samping Tata sambil menggenggam sebelah tangannya.
Ya tuhan, wajah itu benar-benar pucat sekali.
"Badan kamu panas banget, Ta" Gumam Jeff saat tangan Tata menyapu kulit pipinya.
"--Maaf udah bikin kamu kaya gini"
Tak lama mengucapkan kata itu Tata perlahan membuka matanya. Dia kembali meringis merasakan nyeri, kali ini bukan hanya di kepala melainkan juga sekujur tubuhnya.
"Shh.. pak Jeff, ini saya ada dimana?" Tanya Tata dengan suara purau.
"Kamu di rumah sakit. Tadi kamu mimisan terus pingsan lagi, saya panik langsung bawa kamu kesini" Jawabnya mengusap lembut pipi Tata.
Saking lemasnya Tata hanya pasrah mendapat perlakuan manis Jeff. Karena jika dia sehat maka di pastikan pria itu akan mendapat serangan dari mulut Tata. Namun sepertinya hati Tata agak tertohok oleh ucapan Jeff tadi. Apa iya dia sangat sarkas sampai Jeff menilainya begitu? Sebenarnya Tata tidak berniat berlaku kasar padanya, hanya saja Tata merasa ada yang aneh dengan dirinya saat Jeff berusaha mendekat dan memberi perhatian untuknya.
Tidak, Tata tidak ingin dia kemakan oleh ucapannya sendiri!
Mata Tata terus terarah pada Jeff membuat pria itu juga ikut menatapnya. Satu yang di lihat dari tatapan itu, Jeff memandangnya dengan lembut membuat jantung Tata semakin tak karuan rasanya. Sial, Tata harus buang jauh-jauh pikiran ini!
"Pak Jeff.. saya mau ngomong serius sama bapak" Nada bicara Tata memang terdengar serius hingga Jeff memusatkan dirinya pada wanita itu.
"Apa? Kamu mulai suka sama saya, ya?" Jeff bersuara girang. Pikir dia mungkin ini saatnya dia bisa memiliki Tata sepenuhnya.
"Mengkhayal! Saya cuma mau bilang soal perjanjian. Saya mau perjanjian kita bertahan selama 1 bulan, setelah itu bapak pergi dan jangan ganggu saya lagi!" Tegas Tata. Disana raut wajah Jeff seakan tak terima dengan permintaan itu.
"Saya ngga mau! Kamu ngga bisa buat keputusan itu secara sepihak, Tata!" Balas Jeff tak kalah tegas.
"Bapak aja bisa buat keputusan sendiri pake alibi soal saya sama Kris! Sekarang kenapa saya ngga bisa?! Terserah bapak mau terima apa ngga yang jelas itu keputusan saya dan saya ngga terima penolakan!"
Jeff menggeram tertahan, dia mencoba berpikir jernih menahan sesuatu dalam dirinya mengingat kondisi Tata seperti sekarang.
"Oke, saya terima perjanjian itu selama 1 bulan! Dan saya harap kamu ngga nyesel sama keputusan kamu!"
TBC.
YOU ARE READING
Wrong Marriage || JaeYong 21+ (✔)
FanfictionS E L E S A I BAHASA FRONTAL DAN TIDAK TERKENDALI! BAGI KALIAN YANG MASIH DI BAWAH UMUR HARAP TIDAK MEMBACA CERITA INI! NEKAT? SILAHKAN TANGGUNG SENDIRI AKIBATNYA!! Permata Rusnandi atau biasa di panggil Tata, wanita 19 tahun yang memiliki tingkat o...
